Sukses

Saham Perusahaan Media Sosial Donald Trump Melonjak

Donald Trump mendirikan Truth Social setelah dikeluarkan dari aplikasi media sosial besar yakni Facebook dan Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Saham penggabungan perusahaan media sosial Donald Trump yakni Trump Media & Technology Group dan perusahaan cangkang Digital World Acquistion Corp melonjak pada Selasa, 26 Maret 2024.

Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Rabu (27/3/2024), saham Trump Media & Technology Group (DJT), perusahaan induk dari platform media sosial Trump Truth Social naik 16 persen pada Selasa, 26 Maret 2024, di bawah ticker barunya. Sebelumnya, saham naik sebanyak 50 persen. Perusahaan bergabung dengan DWAC dalam kesepakatan yang disetujui oleh pemegang saham pekan lalu. Sebelum merger, DWAC telah memasuki pasar saham sejak 2021.

Pada penutupan Selasa pekan ini, saham Trump Media ditutup ke posisi USD 57,99 dengan kapitalisasi pasar USD 8 miliar.

Donald Trump mendirikan Truth Social setelah dikeluarkan dari aplikasi media sosial besar yakni Facebook dan Twitter yang kini dikenal sebagai platform X seiring kerusuhan Capitol pada 6 Januari 2021. Sejak saat itu, Trump kembali aktifkan platform media sosial Truth Social.

Adapun Trump akan pertahankan sekitar 60 persen saham di Truth Social yang saat ini bernilai sekitar USD 5 miliar. Penyelesaian merger juga terjadi saat Donald Trump hadapi denda penipuan USD 454 juta atau sekitar Rp 7,19 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Seriakt terhadap rupiah di kisaran 15.839) serta bergulat dengan kekurangan penggalangan dana kampanye. Ia bersiap maju dalam pemilihan presiden melawan Joe Biden pada 2024.

Namun, Trump harus menunggu sebelum merealisasikan keuntungan. Berdasarkan ketentuan merger, pemangku kepentingan akan menjalani masa lockup selama enam bulan sebelum menjual dan mengalihkan saham. Satu-satunya pengecualiaan adalah jika dewan direksi perusahaan memutuskan membuat dispensasi khusus.

Menurut pengajuan SEC dari DWAC, Trump Media kehilangan USD 49 juta selama sembilan bulan pertama tahun lalu dan hasilkan pendapatan USD 3,4 juta.

 

2 dari 4 halaman

Kekayaan Donald Trump Naik Jadi Rp 102,7 Triliun Meski Bisnis Rugi, Kok Bisa?

Sebelumnya diberitakan, Mantan presiden Amerika Serikat (AS) sekaligus miliarder Donald Trump menghadapi serangkaian sanksi hukum senilai ratusan juta dolar Amerika Serikat, krisis uang tunai dalam kampanye kepresidenannya, dan bisnisnya yang melaporkan kerugian operasional selama bertahun-tahun.

Namun, pada Senin sore, 25 Maret 2024 waktu setempat, kekayaan Donald Trump mencatat kenaikan yang cukup besar.

Mengutip CNBC International, Selasa (26/3/2024) kekayaan bersih Trump melonjak lebih dari USD 4 miliar dalam beberapa hari terakhir menjadi sekitar USD 6,5 miliar atau setara Rp 102,7 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.801).

Kenaikan kekayaan ini mendorong Donald Trump masuk ke dalam Indeks Miliarder Bloomberg untuk pertama kalinya.

Laporan miliarder Bloomberg, yang melacak 500 orang terkaya di dunia, mengungkapkan kenaikan tersebut didorong oleh kesepakatan merger antara perusahaan media sosial Trump, Trump Media & Technology Group, dan perusahaan cangkang, Digital World Acquisition Corp atau yang dikenal sebagai DWAC.

Donald Trump memiliki hampir 80 juta saham, atau sekitar 58% dari Trump Media, yang mengoperasikan situs media sosialnya, Truth Social.

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Penutupan DWAC

Pada harga penutupan DWAC Senin, 25 Maret 2024 sebesar USD 49,95 per saham, saham milik Trump ikut naik hingga USD 4 miliar atau setara Rp 63,1 triliun.

Harga saham DWAC melonjak 35% pada perdagangan Senin, setelah pengadilan banding di New York memangkas jumlah uang tunai yang dibutuhkan mantan presiden AS tersebut untuk mendapatkan obligasi sehingga dia tidak perlu membayar denda penipuan perdata sebesar USD 454 juta atau Rp 7,1 triliun.

Tak lama setelah pukul 10 pagi, pengadilan banding memutuskan Donald Trump hanya perlu mengirimkan obligasi sebesar USD 175 juta. Pengadilan di New York juga menunda jatuh tempo putusan selama 10 hari.

Trump, dalam pernyataannya, mengatakan dia punya uang tunai untuk membayar obligasi itu.

Namun, tidak diketahui jelas apakah kekayaan Trump akan terus bertahan di jumlah tersebut, mengingat sang miliarder dilarang menjual saham DWAC-nya selama enam bulan, dan saham tersebut memiliki sejarah harga saham yang fluktuatif.

4 dari 4 halaman

Penghasilan Trump Media

Dilaporkan, Trump Media menghasilkan pendapatan kurang dari USD 3,5 juta atau Rp 55,2 miliar dalam sembilan bulan pertama 2023, sementara membukukan kerugian bersih USD 49 juta (Rp. 774,1 miliar) pada periode yang sama.

Stephanie Ruhle dari MSNBC menggambarkan perusahaan media Trump sebagai stok yang sebagian besar bergantung pada satu orang.

Adapun laporan Bloomberg yang mengatakan perkiraan kekayaan bersih Trump didasarkan pada pengungkapan etika yang diwajibkan bagi calon presiden, laporan publik yang terkait dengan kepemilikan real estat utama, dan pelaporan staf.

Â