Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengakui 2023 menjadi periode cukup terjal baik dari sisi keuangan maupun produksi.
Meski, Amman Mineral Internasional berhasil mencapai tahun bersejarah dalam operasi penambangan, dengan output material mencapai tingkat tertinggi sejak dimulainya operasi Batu Hijau pada 2000.
Baca Juga
"Kemampuan luar biasa dari tim penambangan kami terlihat pada Oktober ketika berhasil melampaui volume produksi bulanan sepanjang sejarah Batu Hijau. Kuartal terakhir merupakan periode kinerja terkuat kami tahun 2023, di mana kami memproduksi kurang lebih 198.000 metrik ton kering konsentrat tembaga, mewakili 36% dari produksi total tahun 2023," kata Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander Ramlie dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (28/3/2024).
Advertisement
Secara keseluruhan, perseroan mencatatkan produksi 541.893 ton konsentrat tembaga, 312 juta pon tembaga, dan 463 kilo ons emas. Sebagai perbandingan, pada 2022 perseroan berhasil produksi 792.892 ton konsentrat tembaga, setara dengan 463,9 juta pon tembaga, 730,7 kilo ons emas, dan 2.170,4 kilo ons perak.
"Tahun 2023 berjalan bukan tanpa kesulitan. Kami harus menghadapi kondisi cuaca buruk dan kerumitan operasional akibat curah hujan yang memecahkan rekor, sehingga membatasi produksi. Meskipun kami berhasil mengeringkan dasar lubang tambang dengan lebih cepat, tujuh bulan pertama terjadi akumulasi lumpur yang signifikan akibat tingginya debit air di dasar lubang tambang, yang berdampak pada kualitas, volume, dan stabilitas bijih yang dikirim ke pabrik konsentrator,"
Tantangan lainnya adalah tertundanya izin impor ban (haul truck 793C) sehingga mengakibatkan terhentinya operasional yang tidak direncanakan dari Desember hingga Januari. Adapun pada 2024, perseroan mengincar produksi 833 juta metrik ton kering, 456 juta pon tembaga, dan 1.009 kilo ons emas.
Kinerja Keuangan 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat penurunan kinerja keuangan sepanjang 2023 baik penjualan bersih dan laba.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/3/2024), PT Amman Mineral Internasional Tbk catat penjualan bersih USD 2,03 miliar pada 2023, turun sekitar 28,15 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,83 miliar.
Beban pokok penjualan turun 5,02 persen menjadi USD 1,13 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,19 miliar.Laba kotor Perseroan terpangkas 44,96 persen menjadi USD 901,92 juta pada 2023 dari periode 2022 sebesar USD 1,63 miliar. Beban operasional naik menjadi USD 134,69 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 111,45 juta.
Dengan demikian, laba operasional susut 49,7 persen menjadi USD 767,22 juta pada2023 dari 2022 sebesar USD 1,52 miliar.
Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 76,9 persen menjadi USD 252,14 juta pada 2023 dari periode 2022 sebesar USD 1,09 miliar.
Dengan demikian, laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi USD 0,00367 pada 2023 dari posisi 2022 sebesar USD 0,01667.
Ekuitas Perseroan naik menjadi USD 4,63 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 3,60 miliar. Liabilitas melonjak menjadi USD 4,46 miliar pada 2023 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 2,88 miliar. Aset Perseroan naik menjadi USD 9,09 pada 2023 dari 2022 senilai USD 6,49 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas menjadi USD 1,22 miliar pada 2023.
Presiden Direktur PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander Ramlie menuturkan, pihaknya hadapi berbagai tantangan pada 2023 antara lain cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan.
“Ketangguhan kami membuahkan hasil yang baik, di mana kami memecahkan rekor hasil pertambangan sepanjang sejarha Batu Hijau,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan resmi.
Advertisement
Proyek Ekspansi
Ia menambahkan, Perseroan juga melampaui proyeksi produksi tembaga dan emas yang disampaikan sebelum penawaran saham perdana (IPO), masing-masing sebesar 14 persen dan 24 persen, meskit idak mencapai panduan setelah IPO sebesar 7 persen untuk tembaga dan 8 persen untuk emas.
"Proyeksi ekspansi kami, termasuk smelter dan PMR, berjalan sesuai jadwal dan bahkan melampaui target akhir tahun kami,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Keuangan Amman Mineral, Arief Sidarto menuturkan, pada kuartal terakhir 2023 adalah periode kinerja terkuat dengan pertumbuhan penjualan bersih dan EBITDA quarter-on quarter masing-masing sebesar 55 persen dan 60 persen.
Selain itu, curah hujan yang memecahkan rekor pada beberapa bulan pertama 2023 menyebabkan tingginya permukaan air di dasar tambang sehingga memaksa Perseroan untuk produksi konsentrat dari bijih stokpiles selama tujuh bulan pertama 2023 yang memiliki kadar lebih rendah dibandingkan bijih segar.
"Cuaca ekstrem ini berdampak negatif terhadap laba bersih kami secara signifikan. Selain itu, laba bersih kami pada 2023 juga sangat terpengaruh oleh bea ekspor baru sebesar 10 persen dan kewajiban bagi hasil sebesar 10 persen (IUPK PNBP),” tutur dia.
“Ini merupakan tahun yang berat, tetapi kami mencapai kemajuan yang signifikan pada kuartal keempat. Jika penjualan bersih kuartal keempat disetahunkan, maka kami akan memecahkan rekor penjualan bersih yang dicapai 2022,” ia menambahkan.
Belanja Modal
Perseroan mencatat produksi kurang lebih 198.000 metrik ton kering konsentra tembaga, mewakili 36 persen dari produksi total 2023. Selain efisiensi operasional, penurunan harga solar menyebabkan penurunan biaya unit penambangan 2 persen yoy dari USD 2,28/ton menjadi USD 2,23/ton.
Selain itu, Perseroan siapkan belanja modal USD 1,52 miliar pada 2023, naik 118 persen dibandingkan 2022. Peningkatan ini disebabkan proyek-proyek ekspansi, dengan rincian sustaining capex sebesar USD 415 juta, belanja modal smelter USD 386 juta, pembangkit listrik tenaga gas dan uap, fasilitas LNG, serta fasilitas transmisi dan distribusi sebesar USD 158 juta dan ekspansi pabrik konsentrator sebesar USD 561 juta.
Advertisement