Sukses

Laba Agung Podomoro Land Merosot 43,5% pada 2023

PT Agung Podomoro Land Tbk catat penjualan dan pendapatan usaha Rp 4,68 triliun pada 2023. Pendapatan usaha dan penjualan itu turun 46 persen dibandingkan 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melaporkan kinerja keuangan 2023. Emiten properti ini mencatat penurunan baik pendapatan dan laba sepanjang 2023.

PT Agung Podomoro Land Tbk catat penjualan dan pendapatan usaha Rp 4,68 triliun pada 2023. Pendapatan usaha dan penjualan itu turun 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 8,66 triliun.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/4/2024), beban pokok penjualan dan beban langsung turun 28,62 persen menjadi Rp 2,70 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,79 triliun.

Seiring penjualan dan pendapatan yang turun berdampak terhadap laba kotor. Perseroan mencatat laba kotor Rp 1,96 triliun, susut 59,6 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 4,87 triliun.

Laba sebelum pajak terpangkas 47,31 persen menjadi Rp 1,22 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 2,32 triliun.

Seiring kinerja tersebut, Perseroan mencatat laba komprehensif merosot 43,5 persen menjadi Rp 1,17 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 2,07 triliun.

Sedangkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut45,72 persen menjadi Rp 1,082 triliun pada 2023. Pada 2022, Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,99 triliun. Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 47,70 pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 87,88.

Ekuitas Perseroan naik 7,87 persen menjadi Rp 13,45 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 12,46 triliun. Liabilitas turun 7,8 persen menjadi Rp 14,87 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 16,14 triliun. Aset Perseroan turun 1,01 persen menjadi Rp 28,32 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 28,61 triliun. Kas dan setara kas Rp 768,36 miliar pada 2023.

2 dari 4 halaman

Penjualan Proyek Properti

Corporate Secretary APLN Justini Omas menuturkan, pada 2023, kinerja APLN tetap mengandalkan penjualan proyek-proyek properti serta pendapatan berulang lewat segmen hotel dan penyewaan pusat perbelanjaan.

Di tengah tren penurunan daya beli masyarakat, proyek - proyek properti APLN mampu menghasilkan marketing sales di luar Ppn senilai Rp 1,23 triliun. Pencapaian tersebut menurun sekitar 26% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 1,66 triliun.

"Pada tahun 2023 kami berhasil mengoptimalkan permintaan rumah tinggal tapak yang masih tinggi, namun lemahnya daya beli segmen apartemen membuat marketing sales tetap turun. Kami berharap situasi di tahun 2024 pasar apartemen dapat tumbuh, mengingat produk ini adalah salah satu DNA APLN sebagai perusahaan properti nasional,” kata Justini, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Pada 2023, Agung Podomoro Land mampu mencatat penjualan rumah tinggal tapak sebesar Rp 1,18 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun. Penjualan rumah tinggal tersebut terutama berasal dari proyek properti di berbagai kota seperti Bukit Podomoro Jakarta, Kota Podomoro Tenjo Bogor, Podomoro Park Bandung, dan Parkland Podomoro Karawang.

 

3 dari 4 halaman

Pendapatan dari Bisnis Hotel

Sementara itu pendapatan dari bisnis hotel dan penyewaan pusat perbelanjaan mencapai Rp 1,48 triliun, sama dengan Rp 1,46 triliun yang dicatatkan dalam periode yang sama tahun lalu.

Saat ini APLN memiliki dan mengoperasikan sejumlah hotel seperti Pullman Vimala Hills Ciawi, Pullman Grand Central Bandung dan Indigo Seminyak Bali. Adapun beberapa pusat perbelanjaan yang dimiliki oleh perusahaan di antaranya Kuningan City, Senayan City, Baywalk, Emporium Pluit, Festival CityLink Bandung, Deli Park Medan, dan Plaza Balikpapan.

“Tantangan ekonomi di tahun 2024 masih akan sangat dinamis, mengingat situasi global juga menghadapi banyak ketidakpastian,” ujar Justini.

Ia menuturkan, APLN akan terus mengoptimalkan setiap peluang, termasuk merilis produk - produk properti yang sesuai dengan kebutuhan segmen pasar saat ini, di mana daya beli mayoritas konsumen sedang menurun.

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2023

Sebelumnya diberitakan, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan penurunan penjualan dan pendapatan usaha serta laba  selama periode sembilan bulan tahun 2023.

PT Agung Podomoro Land Tbk mencatat penjualan dan pendapatan usaha mencapai Rp3,92 triliun, turun 47% dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp7,39 triliun. Penjualan dan pendapatan usaha APLN tersebut sudah termasuk penjualan Neo Soho Mall sebesar Rp1,30 triliun pada September 2023. Sementara penjualan Central Park Mall pada September 2022 menghasilkan pendapatan senilai Rp 4,08 triliun.

Seiring penurunan penjualan dan pendapatan itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 45,50 persen dari Rp 2,35 triliun hingga kuartal III 2022 menjadi Rp 1,35 triliun hingga kuartal III 2023.

Corporate Secretary APLN Justini Omas menjelaskan, kinerja Perusahaan pada 2023 menghadapi berbagai tantangan, termasuk pertumbuhan industri properti yang belum sesuai harapan. Itu sebabnya, penjualan Neo Soho Mall menjadi keputusan penting yang dilakukan oleh APLN dalam upaya memperkuat likuiditas, terutama digunakan untuk membayar sebagian pinjaman.

"Penjualan sektor properti masih sangat dinamis, penuh tantangan, terutama akibat daya beli konsumen yang belum kuat. Hal tersebut berdampak pada pendapatan Perusahaan dari penjualan proyek-proyek properti yang turun pada periode ini,” ujar  Justini Omas melalui keterangan resmi di Jakarta, ditulis Minggu (29/10/2023).

Hingga kuartal III 2023, marketing sales APLN tercatat sebesar Rp933 miliar, turun 41% dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,58 triliun. 

Dampak dari penjualan yang menurun, berdampak pada laba kotor Perusahaan pada periode ini juga terpangkas 62,9% menjadi sebesar Rp1,63 triliun dibandingkan Rp4,39 triliun untuk periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba komprehensif APLN juga terpangkas 47,5% menjadi sebesar Rp1,35 triliun dari Rp2,57 triliun di dalam periode yang sama tahun 2022.