Sukses

Atlantis Subsea Indonesia Tetapkan Harga IPO Rp 100 per Saham

PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 1,74 miliar Waran Seri I atau sebanyak 34,80% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.

Liputan6.com, Jakarta - PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham dengan nilai nominal Rp 8 per saham.

Melansir laman e-ipo, Rabu (3/4/2024), Atlantis Subsea Indonesia telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 100 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 120 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 100 sampai dengan Rp 120 per saham.

Sekitar 36,74% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional perseroan. Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan (biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis), biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.

Waran

Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 1,74 miliar Waran Seri I atau sebanyak 34,80% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I diberikan secara cuma‐cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 20 saham baru perseroan berhak memperoleh 29 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran Seri I adalah efek yang diterbitkan oleh perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp 8 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 300 yang dapat dilakukan setiap hari kerja terhitung setelah 6 bulan sejak Waran Seri I diterbitkan sampai dengan 1 hari kerja sebelum ulang tahun kesatu pencatatan Waran Seri I, yaitu dimulai sejak 16 Oktober 2024 sampai dengan 15 April 2025. Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 522 miliar.

Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, akan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja perseroan yaitu biaya instalasi peralatan (biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis), biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain. Rencana penggunaan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I tersebut merupakan biaya operasional (operational expenditure/opex).

2 dari 3 halaman

Atlantis Subsea Indonesia Siap IPO, Intip Kinerja Keuangannya

PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ATLA. Perseroan merupakan penyedia layanan dan teknologi inovatif yang aman, berkualitas tinggi, dan terintegrasi yang bergerak dalam bidang survei dan layanan untuk perusahaan energi.

PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk berada dalam bisnis untuk menghasilkan pengembalian industri terkemuka untuk semua pemangku kepentingannya melalui penyediaan jasa supporting yang aman, berkualitas dan inovatif, sambil mewujudkan budaya yang dinamis, menyenangkan dan memberikan yang terbaik di industri.

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh Perseroan adalah dalam bidang survei dan layanan untuk perusahaan energi. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 20,75 miliar. Pendapatan itu turun 26,60 persen dari pendapatan pada September 2022 yang tercatat sebesar Rp 41,89 miliar.

Seiring pendapatan yang turun, beban pokok pendapatan per September 2023 turun menjadi Rp 22,79 miliar dari Rp 32,43 miliar pada September 2022.

Alhasil, laba bruto perseroan terpangkas menjadi Rp 7,96 miliar dari Rp 9,46 miliar yang dicatatkan pada September 2022. Pada September 2023, perseroan membukukan beban usaha Rp 4,98 miliar, bagian rugi dari entitas asosiasi Rp 44,48 juta, biaya keuangan Rp 490,37 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 38,46 juta.

 

3 dari 3 halaman

Aset Perusahaan

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 1,88 miliar. Laba itu turun 36,54 persen dibandingkan laba periode berjalan pada September 2022 yang tercatat sebesar Rp 2,96 miliar.

Aset perseroan sampai dengan September 2023 naik menjadi Rp 52,88 miliar dari Rp 48,62 miliar pada Desember 2022. Liabilitas pada September 2023 turun signifikan menjadi hanya Rp 4,18 miliar dari Rp 14,88 miliar pada akhir 2022. Sementara ekuitas hingga September 2023 naik menjadi Rp 48,7 miliar dibanding Rp 22,74 miliar pada akhir 2022.