Sukses

Wijaya Karya Rugi Parah, Tembus Rp 7,1 Triliun

Pada periode 2023, Wijaya Karya rugi perseroan bengkak hingga Rp 7,13 triliun, meski pendapatan naik tipis.

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah merilis laporan keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, Wijaya Karya rugi perseroan bengkak hingga Rp 7,13 triliun, meski pendapatan naik tipis.

Melansir laporan keuangan perseroan, Selasa (2/4/2024), perseroan membukukan pendapatan Rp 22,53 triliun. Pendapatan itu naik 4,89 persen dibandingkan pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 21,48 triliun.

"Dalam kondisi penyehatan, WIKA masih mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp 22,53 Triliun, mengalami peningkatan 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekaligus memperoleh laba kotor sebesar Rp 1,86 Triliun," ungkap Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Agung Budi Waskito dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2024).

Beban Perusahaan

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan Rp 10,27 miliar, beban umum dan administrasi Rp 973,99 miliar, penghasilan lain-lain Rp 697,84 miliar, dan beban lain-lain Rp 5,4 triliun.

Pada periode yang sama, perseroan membukukan beban keuangan Rp 3,21 triliun, beban pajak penghasilan final Rp 500,56 miliar, bagian rugi entitas asosiasi RP 91,14 miliar, dan bagian rugi ventura bersama Rp 139,28 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,13 triliun. Rugi itu naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana rugi perseroan mencapai Rp 59,6 miliar.

 

2 dari 2 halaman

Aset Juga Turun

Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 65,98 triliun dari Rp 75,07 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 56,41 triliun dari Rp 57,58 triliun pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 turun signifikan tersisa Rp 9,57 triliun dari Rp 17,49 triliun pada 2022.

"2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Perseroan di mana tahun tersebut, Perseroan melakukan restrukturisasi keuangan dan transformasi yang menjadi bagian dalam 8 metode stream penyehatan yang telah disetujui pemegang saham dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan sekaligus memperkuat fundamental WIKA guna menjalankan bisnis secara berkelanjutan," imbuh Agung.

Sekalipun masih membukukan hasil usaha yang belum menggembirakan, namun upaya penyehatan yang berjalan beriringan dengan sejumlah langkah transformasi yaitu fokus terhadap arus kas, keunggulan eksekusi proyek dan penyeimbang portofolio yang didasarkan pada pendekatan organisasi lean, manajemen risiko dan digitalisasi mulai memberikan hasil progresif sesuai dengan inisiasi yang telah dijalankan oleh Perseroan.

Kontrak Baru

Perolehan kontrak baru yang masih mampu diraih Perseroan mencapai Rp 29,25 Triliun dimana 93% dari kontrak yang digenggam perusahaan merupakan kontrak dengan pembayaran bulanan.

Komitmen WIKA dalam menjaga kerjasama dengan para mitra kerja terus diupayakan, tercermin dalam jumlah pembayaran kepada pemasok dan mitra kerja sepanjang 2023 yang tercatat sebesar Rp 13,21 Triliun.

Catatan di atas memberikan indikasi bahwa langkah penyehatan WIKA masih berjalan on track sesuai dengan yang direncanakan berkat dukungan dari para stakeholder Perseroan.

"Dukungan telah diberikan oleh lembaga keuangan dengan menyepakati MRA dengan nilai total Rp20,7 atau 100% dari nilai outstanding. Selain itu, proses right issue WIKA juga berjalan sesuai timeline di mana diharapkan dapat terealisasi pada April 2024," jelas Agung.