Liputan6.com, Jakarta - Saat investasi di pasar modal kata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering terdengar. Singkatan ini ini sudah menjadi tidak asing lagi bagi pelaku pasar modal.
Lalu apa itu IHSG? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indikator pasar saham yang paling sering digunakan di Indonesia. IHSG mengukur pergerakan harga saham dari sejumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
IHSG mencerminkan kinerja pasar saham secara keseluruhan dan menjadi tolok ukur penting bagi investor, analis, dan pelaku pasar untuk mengevaluasi performa investasi mereka.
Advertisement
IHSG diperkenalkan pertama kali pada 4 April 1983. Nilai IHSG saat ini terus berubah setiap harinya sesuai dengan pergerakan harga saham di pasar.
IHSG dihitung berdasarkan harga penutupan saham pada hari perdagangan sebelumnya. Perhitungan IHSG menggunakan metode kapitalisasi pasar, yang berarti perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pergerakan IHSG.
Â
Perhitungan IHSG melibatkan sejumlah langkah. Pertama, semua saham yang terdaftar di BEI dikelompokkan ke dalam sektor-sektor yang sesuai. Kemudian, harga penutupan saham dijumlahkan untuk setiap sektor. Setelah itu, jumlah total kapitalisasi pasar dari setiap sektor dihitung. Terakhir, perhitungan IHSG dilakukan dengan membagi jumlah total kapitalisasi pasar dengan nilai dasar IHSG dan mengalikannya dengan 100.
IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kinerja perusahaan, laporan keuangan, dan kebijakan perusahaan. Faktor eksternal meliputi kondisi ekonomi, politik, dan sosial. Berita atau peristiwa penting yang terjadi di dalam maupun luar negeri juga dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
Â
Peran IHSG
Penting untuk memahami IHSG bukanlah satu-satunya indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis pasar saham. Ada juga indikator lain seperti indeks sektoral, indeks saham syariah, dan indeks saham LQ45. Setiap indeks memiliki karakteristik dan metode perhitungan yang berbeda, sehingga investor perlu mempertimbangkan faktor-faktor ini saat melakukan analisis pasar.
IHSG memiliki peran penting dalam dunia investasi. Pergerakan IHSG dapat memberikan petunjuk tentang arah pasar saham di masa depan. Jika IHSG mengalami kenaikan, hal ini dapat menunjukkan adanya optimisme di pasar dan investor cenderung untuk membeli saham. Sebaliknya, jika IHSG mengalami penurunan, ini dapat menunjukkan sentimen negatif di pasar dan investor cenderung untuk menjual saham.
Â
Investor dan analis menggunakan IHSG sebagai alat untuk mengukur kinerja portofolio investasi. Mereka membandingkan hasil investasi dengan pergerakan IHSG untuk mengetahui apakah mengungguli atau kalah dari pasar secara keseluruhan. Selain itu, IHSG juga digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan investasi, seperti kapan membeli atau menjual saham.
Dalam beberapa tahun terakhir, IHSG telah mengalami fluktuasi yang signifikan. Pada 2020, IHSG mengalami penurunan yang tajam akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Namun, sejak awal 2021, IHSG mulai mengalami kenaikan yang cukup stabil. Pergerakan IHSG ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan moneter dan fiskal pemerintah, pertumbuhan ekonomi, dan sentimen pasar.
Â
Advertisement
Mengukur Kinerja Pasar Saham
Dalam kesimpulan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator penting yang digunakan untuk mengukur kinerja pasar saham di Indonesia. IHSG mencerminkan pergerakan harga saham dari sejumlah perusahaan yang terdaftar di BEI. Perhitungan IHSG melibatkan metode kapitalisasi pasar, dan pergerakannya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
IHSG digunakan oleh investor dan analis sebagai acuan dalam pengambilan keputusan investasi. Memahami IHSG dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakannya dapat membantu investor untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam berinvestasi di pasar saham Indonesia.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence