Liputan6.com, Jakarta - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), emiten bergerak di industri farmasi akan melakukan penawaran umum terbatas dengan mekanisme penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) I atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 4 April 2024 seperti dikutip Kamis (11/4/2024), PT Pyridam Farma Tbk akan gelar rights issue dengan melepas saham maksimal 10.701.600.000 atau 10,70 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang diterbitkan itu 95,24 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah rights issue.
Baca Juga
Dalam rights issue ini, Pyridam Farma mengincar dana Rp 1,07 triliun. Perseroan akan memakai dana rights issue untuk setoran modal ke anak usaha yakni Pyfa Australia Pty Ltd (PAPL). Kemudian dana tersebut akan digunakan untuk melakukan ekspansi dan investasi melalui pengambilalihan perusahaan Probiotec Limited yakni perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Australia.
Advertisement
Setiap pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham hingga penutupan perdagangan berhak atas 20 HMETD. Adapun Rejuve Global Investment Ltd, pemegang saham utama Perseroan sekaligus pemegang saham pengendali Perseroan yang memiliki 40,48 persen memiliki hak untuk memperoleh 4.331.644.120 saham dalam rangka rights issue. Rejuve Global pun telah menyatakan akan melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya dalam rangka rights issue.
Apabil setelah alokasi saham masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, pembeli siaga akan membeli maksimal 5,68 miliar saham. Adapun Rejuve Global Investment juga akan bertindak sebagai pembeli siaga.
Terbitkan Waran
Bersamaan dengan rights issue, Perseroan juga menerbitkan 178.360.000 waran seri I atau maksimak 33,33 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran rights issue.
Penerbitan Waran
Untuk setiap 60 saham hasil pelaksanaan rights issue tersebut melekat satu waran seri I yang diberikan secara Cuma-Cuma bagi pemegang rights issue yang melaksanakan haknya.
Setiap pemegang satu waran seri I yangt erdaftar dalam daftar pemegang waran berhak untuk membeli satu saham hasil pelaksanaan dengan harga pelaksanaan waran seri Rp 800 per saham. Dengan demikian, dana hasil pelaksanaan waran seri I ini maksimal Rp 142,68 miliar. Perseroan akan memakai dana hasil pelaksanaan waran untuk modal kerja dan biaya operasional Perseroan.
Jika pemegang saham tidak melaksanakan rights issue akan mengalami dilusi kepemilikan saham yang material sebesar 95,24 persen. Selain itu, setelah pelaksanaan rights issue dan waran seri I seluruhnya dilaksanakan maksimal dilusi 95,31 persen.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 April 2024, saham PYFA naik 24,55 persen ke posisi Rp 1.040 per saham. Harga saham PYFA dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 855 per saham. Harga saham PYFA berada di level tertinggi Rp 1.040 dan terendah Rp 820 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.434 kali dengan volume perdagangan 101.631 saham. Nilai transaksi Rp 10,4 miliar.
Advertisement
Jadwal Rights Issue dan Waran
Berikut jadwal pelaksanaan rights issue dan waran:
Tanggal RUPSLB pada 4 Januari 2024
Tanggal efektif dari OJK pada 3 April 2024
Tanggal cum HMETD
-Pasar regular dan negosiasi pada 19 April 204
-Pasar tunai pada 23 April 2024
Tanggal Ex HMETD
-Pasar regular dan negosiasi pada 22 April 2024
-Pasar tunai pada 24 April 2024
Tanggal pencatatan pemegang saham yang berhak atas HMETD atau recording date pada 23 April 2024
Tanggal distribusi HMETD pada 24 April 2024
Tanggal pencatatan HMETD di BEI pada 25 April 2024
Periode perdagangan HMETD pada 25 April-2 Mei 2024
Periode pelaksanaan HMETD pada 25 April-2 Mei 2024
Periode distribusi saham berasal dari HMETD pada 29 April-6 Mei 2024
Tanggal terakhir pembayaran untuk pemesanan saham tambahan pada 6 Mei 2024
Tanggal penjatahan pemesanan saham tambahan pada 7 Mei 2024
Tanggal pengembalian uang pemesahan saham tambahan pada 13 Mei 2024
Pembayaran penuh oleh pembeli siaga pada 8 Mei 2024
Periode perdagangan waran seri
-Pasar regular dan negosiasi pada 25 April 2024-19 April 2029
-Pasar tunai pada 25 April 2024-23 April 2029
Periode pelaksanaan waran seri I pada 25 Oktober 2024-24 April 2029
Akhir masa berlaku waran seri I pada 24 April 2029
Kinerja IHSG Sepekan
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan 1-5 April 2024. Koreksi IHSG dinilai dipengaruhi sentimen global terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (6/4/2024), IHSG turun terbatas 0,03 persen ke posisi 7.286,88 pada pekan ini. Pekan lalu, IHSG merosot 0,83 persen ke posisi 7.288,81.
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 1,67 persen selama sepekan menjadi Rp 11.887 triliun dari pekan lalu Rp 11.692 triliun.Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan melesat 6,16 persen menjadi 15,75 miliar saham dari 14,83 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.
Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian alami kenaikan tertinggi pada pekan ini. Rata-rata nilai transaksi harian menguat 10,11 persen menjadi Rp 12,41 triliun dari Rp 11,27 triliun pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan terpangkas 1,28 persen menjadi 1,006 ribu kali transaksi dari 1,020 ribu kali transaksi pada pekan lalu.
Pada Jumat, 5 April 2024, investor asing jual saham Rp 3,76 triliun. Sedangkan selama sepekan, investor asing melepas saham Rp 11,41 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 16,63 triliun.
Head of Research PT Mega Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menuturkan, pekan ini, pasar mencermati data ketenagakerjaan JOLTS AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja Amerika Serikat masih kuat. Akan tetapi, komentar pejabat the Federal Reserve (the Fed) memberikan ketidakpastian di pasar.
“Komentar berbagai pejabat the Fed masih variatif di mana sebagian melihat tidak perlu memangkas suku bunga pada 2024,sebagian melihat adanya peluang tersebut,” tutur Cheril saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, ketidakpastian dari the Fed membuat harga emas mencetak rekor tertinggi. "Selain itu, juga mencermati ketegangan perang di Israel dan Suriah sehingga membuat harga komoditas minyak & energi naik,” tutur dia.
Advertisement