Sukses

Kemarin Ambrol, Saham Bank Besar Kembali Bangkit Rabu 17 April 2024

Saham bank besar ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa, 16 April kemarin. BBNI turun 1,89 persen, BRI turun 5,31 persen, BMRI turun 1,93 persen, dan BBCa turun 3,56 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Saham bank-bank besar terpantau hijau pada perdagangan hari ini, Rabu 17 April 2024. Melansir data RTI, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBN) naik 1,44 persen ke posisi 5.275 hingga penutupan sesi I. Frekuensi perdagangan saham BBNI tercatat sebanyak 6.762 kali. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 21 juta lembar senilai Rp 165 miliar.

Bersamaan dengan itu, saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 1,40 persen ke posisi 5,425. Frekuensi perdagangan saham BBRI tercatat sebanyak 20.045 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 86 juta lembar saham senilai Rp 472 miliar.

Selanjutnya, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 1,13 persen ke posisi 6.700. Frekuensi perdagangan saham BMRI tercatat sebanyak 8.537 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 31 juta lembar saham senilai Rp 211 miliar.

Sementara Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,79 persen ke posisi 9.550. Frekuensi perdagangan saham BBCA tercatat sebanyak 20.360 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 47 juta lembar senilai Rp 451 miliar.

Sebelumnya, saham-saham tersebut ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa, 16 April kemarin. BBNI  turun 1,89 persen, BRI turun 5,31 persen, BMRI turun 1,93 persen, dan BBCa turun 3,56 persen. Bersamaan dengan itu, IHSG ditutup melemah 122,06 poin atau 1,68 persen menjadi 7.164,81. 

Bersamaan dengan itu, Tim Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia mencatat S&P 500 dan NASDAQ ditutup melemah tipis pada perdagangan Selasa, sementara DJIA akhirnya ditutup hanya naik tipis 0,2 persen menyerahkan sebagian besar kenaikan intraday-nya seiring para investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve Chairman Jerome Powell yang memberi sinyal bahwa suku bunga tinggi masih diperlukan untuk waktu yang lebih lama, menyikapi data Inflasi AS bulan Maret 3,5 persen yoy yang menguat di atas ekspektasi.

 

2 dari 2 halaman

Masalah Suku Bunga

Lengkapnya Powell menyatakan bahwa data ekonomi belakangan ini jelas tidak memberikan keyakinan yang cukup bagi bank sentral untuk mulai memangkas suku bunga, namun juga menambahkan bahwa kebijakan suku bunga higher for longer saat ini cukup sesuai untuk menghadapi resiko Inflasi di masa depan. UBS market strategist malah perkirakan The Fed mungkin perlu untuk naikkan suku bunga sampai 6,5 persen tahun depan jika pertumbuhan ekonomi AS dan Inflasi yang sticky tetap tak terbendung.

Di sisi lain, Powell juga mengatakan bahwa potensi melonggarkan kebijakan moneter masih ada jikalau terbukti ada pelemahan signifikan di sektor tenaga kerja. Tak ayal, pernyataan Powell itu kembali memukul harapan pemotongan suku bunga segera terwujud tahun ini, dan sebaliknya mendorong yield US Treasury lebih tinggi, di mana yield obligasi tenor 2 tahun naik ke atas 5 persen untuk pertama kalinya sejak November.

Hari ini akan dinantikan data retail sales. Secara teknikal, penurunan IHSG agak tertahan oleh support trend sideways sekitar 7130, walaupun titik Low sempat overshoot ke 7066 batasan support pada 7.050-7.000 angka bulat selaku support psikologis.

"NHKSI Research masih melihat potensi penguatan terbatas at least ke arah tutup GAP 7.240 sebagai target jangka pendek, namun menyarankan para investor atau trader untuk tidak terlalu agresif masuk ke market mengingat faktor ketidakpastian tinggi masih menghantui," tulis riset tersebut.

Video Terkini