Sukses

Royaltama Mulia Siapkan Belanja Modal Rp 27,6 Miliar pada 2024

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menganggarkan belanja modal Rp 27,6 miliar pada 2024 untuk pembangunan infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta - PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 27,6 miliar. Belanja modal itu lebih rendah 84,8 persen dari realisasi belanja modal tahun lalu yang sebesar Rp 181,7 miliar.

"Capex kita tahun ini kebanyakan untuk pembangunan infra karena pembelian alat sebagian besar sudah kita lakukan di 2023," kata Direktur Utama PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk, Vincent Saputra dalam konferensi pers, Kamis (18/4/2024).

Tahun ini, perseroan mengincar laba Rp 62,9 miliar. Naik 218,1 persen dari laba perseroan pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 19,8 miliar. Target kenaikan laba itu sejalan dengan target pendapatan yang dipatok sebesar Rp 384,1 miliar atau naik 41,0 persen dari realisasi pendapatan pada 2023 sebesar Rp 272,4 miliar.

"Hingga akhir periode 2023, secara rata-rata perseroan telah mencapai 102,5 persen target yang telah disesuaikan pada semester kedua sehubungan dengan hambatan operasional yang terjadi pada kuartal III 2023. Kami lebih fokus untuk menyelesaikan pemenuhan sanksi administrasi tersebut agar dapat menjamin jalannya operasional perseroan ke depannya," imbuh Vincent.

Vincent mengatakan, 2023 adalah periode investment stage dan menantang bagi RMKO. Lantaran, operasional perseroan sempat terdampak karena klien utama RMKO yaitu tambang in-house milik RMKE sempat berhenti beroperasi selama 3 bulan akibat sanksi administrasi dari regulator.

Direktur Keuangan PT Rantai Mulia Kontraktorindo Tbk, Nathania Pricilla Saputra mengamini, kinerja operasional segmen tambang cukup terdampak pada 2023. Namun, pihaknya bersyukur masih dapat mempertahankan kinerja keuangan pada fase investasi ini dengan segmen sewa dan konstruksi yang menjadi penopang kinerja keuangan 2023.

"Pada tahun 2024, kami akan terus mencari peluang untuk berkolaborasi bersama beberapa tambang potensial di Sumatera Selatan dan sekitarnya dengan memberikan solusi logistik yang terintegrasi. Kolaborasi ini akan meningkat volume jasa pertambangan dan secara paralel meningkatkan kinerja segmen sewa dan konstruksi, ” tambah Nathania.

 

 

2 dari 4 halaman

Target Laba 2024

Sebelumnya diberitakan,  PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) mengincar pertumbuhan laba yang signifikan pada tahun ini. Direktur Utama PT Rantai Mulia Kontraktorindo Tbk, Vincent Saputra mengatakan, perseroan mengincar laba Rp 62,9 miliar.

"Target net profit dari Rp 19,8 miliar pada 2023 menjadi Rp 62,9 miliar di 2024. Itu kenaikan yang cukup signifikan," kata Vincent dalam konferensi pers, Kamis (18/4/2024).

Adapun laba perseroan pada 2023 tercatat sebesar Rp 19,8 persen. Artinya, ada kenaikan 218,1 persen menuju target net profit Rp 62,9 miliar. Target kenaikan laba itu sejalan dengan target pendapatan yang dipatok sebesar Rp 384,1 miliar atau naik 41,0 persen dari realisasi pendapatan pada 2023 sebesar Rp 272,4 miliar.

Vincent mengatakan, 2023 adalah periode investment stage dan menantang bagi RMKO. Pasalnya, operasional perseroan sempat terdampak karena klien utama RMKO yaitu tambang in-house milik RMKE sempat berhenti beroperasi selama 3 bulan akibat sanksi administrasi dari regulator.

Pada kuartal IV 2023, RMKE telah menyelesaikan pemenuhan sanksi tersebut dengan baik sehingga operasional Perseroan juga kembali normal pada pertengahan November 2023. Pada sisa waktu yang singkat, RMKO berhasil mengoptimalkan kinerja keuangan akhir tahun 2023 dengan ditopang segmen usaha baru yaitu konstruksi fasilitas pendukung pertambangan hauling road.

"Hingga akhir periode 2023, secara rata-rata perseroan telah mencapai 102,5% target yang telah disesuaikan pada semester kedua sehubungan dengan hambatan operasional yang terjadi pada kuartal III 2023. Kami lebih fokus untuk menyelesaikan pemenuhan sanksi administrasi tersebut agar dapat menjamin jalannya operasional perseroan ke depannya," imbuh Vincent.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 18 April 2024, harga saham RMKO turun 1,96 persen ke posisi Rp 200 per saham. Harga saham RMKO dibuka turun dua poin ke posisi Rp 202 per saham. Harga saham RMKO berada di level tertinggi Rp 206 dan terendah Rp 200 per saham. Total frekuensi perdagangan 58 kali dengan volume perdagangan 9.577 kali. Nilai transaksi Rp Rp 193,2 juta.

 

3 dari 4 halaman

Ekspansi di Sektor Nikel, Harum Energy Menambah Kepemilikan Saham di WMI

Sebelumnya diberitakan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) meningkatkan diversifikasi usaha, salah satunya di sektor nikel. Seiring hal itu, PT Harum Energy Tbk menambah kepemilikan saham di PT Westrong Metal Industry (WMI).

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (3/2/2024), PT Harum Energy Tbk melalui anak usahanya PT Harum Nickel Industry (HNI) telah membeli saham WMI yang dimiliki Prime Investment Capital Limited dan Walsin Singapore Pte Ltd pada 26 Januari 2024.

HNI telah membeli sebanyak 1.214.000 saham WMI yang mewakiliki 60,7 persen saham dalam modal ditempatkan dan disetor WMI senilai USD 215.219.540 atau USD 215,21 juta. Jumlah itu setara Rp 3,38 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.725).

Sebelumnya anak usaha Perseroan telah akuisisi 20 persen kepemilikan saham dalam WMI pada 27 April 2022.

"Dengan dilaksanakannya transaksi ini, kepemilikan saham HNI dalam WMI meningkat dari 20 persen menjadi 80,7 persen dalam modal ditempatkan dan disetor WMI,” tulis Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, Ray A.Gunara dalam keterbukaan informasi BEI, 29 Januari 2024.

WMI merupakan Perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia dan bergerak dalam bidang pengolahan dan pemurnian nikel.

WMI memiliki dan mengoperasikan smelter nikel yang berlokasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara. Smelter itu terdiri dari dari empat lini rotary klin electric furnace berikut dengan prasarana pendukung dan fasilitas converter untuk menghasilkan produk high-grade nickel matte dengan kapasitas produksi terpasang tahunan sebesar 56.000 ton nikel yang terkandung dalam produk high-grade nikel-matte.

“Saat ini proyek WMI dalam tahap akhir konstruksi dan ditargetkan untuk dapat memulai operasi komersial pada kuartal kedua 2024,” kata Ray.

 

4 dari 4 halaman

Diversifikasi Usaha

Ray menyebutkan, transaksi pembelian saham WMI itu bagian dari upaya Perseroan untuk terus meningkatkan diversifikasi usaha melalui investasi di sektor nikel dan kelanjutan dari investasi di sektor nikel yang sudah dilakukan oleh Perseroan melalui anak usahanya sejak 2020.

Selain itu, dari segi keragaman produk, setelah WMI mulai beroperasi secara komersial, Perseroan akan mampu hasilkan produk high grade nikel matte yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang lebih baik dari produk nikel yang dihasilkan oleh smelter entitas anak Perseroan saat ini.

Sedangkan dari segi keuangan, dengan penyelesaian transaksi itu, terhitung dari tanggal kejadian transaksi, laporan keuangan WMI sebagai entitas anak akan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Perseroan ke depan selalu induk usaha Perseroan.

Perseroan berharap dengan konsolidasi laporan keuangan itu akan turut mencerminkan kontribusi kinerja keuangan WMI baik sebagai akibat meningkatnya kepemilikan saham Perseroan dalam WMI.

Perseroan menyatakan transaksi jual beli saham dalam WMI tersebut bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

 

Video Terkini