Sukses

IHSG Rontok, Bagaimana Strategi Investasi Sahamnya?

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,11 persen ke posisi 7.087,31 pada perdagangan Jumat, 19 April 2024. Berikut strategi investasinya.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat 19 April 2024. Hal ini seiring sentimen global lantaran konflik Israel-Iran yang memanas. Lalu bagaimana strategi investasi saham?

Melansir data RTI, IHSG merosot 1,11 persen ke posisi 7.087,31. Indeks LQ45 terpangkas 1,62 persen ke posisi 920,31. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Memasuki akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.167,20 dan terendah 7.036,20. Sebanyak 456 saham melemah dan 115 saham menguat. 2024 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.212.001 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,8 triliun.

Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan, koreksi IHSG kali ini dipicu sentimen global dari tensi geopolitik di Timur Tengah. Di mana Israel meluncurkan serangan balasan ke Iran. Di sisi lain, The Fed juga masih bimbang apakah akan segera menurunkan suku bunga atau menahannya, memperhatikan perkembangan ekonomi terkini.

"Secara fundamental global IHSG juga IDR tertekan oleh kebijakan the Fed yang cenderung ragu untuk bergegas melonggarkan cut rate ditunda dan dikurangi jumlahnya untuk tahun ini dibandingkan rencana awal atau pertengahan 2023 lalu. Jadi emiten pun sepertinya wait and see," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Jumat (19/4/2024).

Pada situasi ini, Wahyu mengatakan momentum yang tepat untuk mengincar saham dengan fundamental bagus. Investor dapat membidik saham-saham tersebut pada valuasi yang relatif rendah. Asumsinya, dalam jangka panjang emiten yang bagus tersebut potensial menguntungkan. "Bagaimanapun ekonomi domestik masih cukup mantap. Jadi strategi buy on weakness," imbuh Wahyu.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG hari ini dibuka terkoreksi dan saat ini sudah lebih dari 1%. Ia mengatakan, hal tersebut karena memanasnya kembali konflik geopolitik di Timur Tengah.

"Diketahui Israel menyerang Iran, kemudian terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD sebagai akibat dari aksi tersebut,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Namun, ia melihat, di sisi lain emiten-emiten yang berbasis komoditas di IHSG bergerak menguat akibat naiknya harga komoditas dunia seperti emas dan minyak mentah.

 

2 dari 4 halaman

Tanggapan BEI

"Secara teknikal, IHSG sudah menembus 7.066 dan 7.045 sebagai support terdekatnya, maka worst case IHSG akan mengarah ke 6.983-7.012 sebagai area koreksi selanjutnya,” ujar Herditya.

Demikian disampaikan pengamat pasar modal Desmond Wira. Ia menuturkan, Israel menyerang Iran menjadi sentimen negatif IHSG. Hal itu seiring dapat memicu perang sehingga bebani ekonomi.

Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menuturkan, peningkatan eskalasi antara Israel dan Iran direspons negatif oleh bursa di kawasan Asia termasuk Indonesia. Ia mengatakan, berdasarkan data terkini, seluruh bursa Asia menuturn antara 0,40 persen-3,31 persen.

Artinya ada beberapa bursa yang turun lebih dalam dari Indonesia seperti Filipina (-1,71 persen), Vietnam (-1,93 persen), Thailand (-1,81 persen), dan Jepang (-2,54 persen),” kata dia.

Irvan berharap konflik Israel-Iran tidak menimbulkan perang terbuka antara dua negara karena berdampak terhadap banyak negara lain. “Kami tentu akan selalu memantau setiap perkembangan dan berkoordinasi juga dengan OJK dan SRO lain,” tutur Irvan.

3 dari 4 halaman

Iran Serang Israel, Bagaimana Dampaknya ke IHSG?

Sebelumnya, Iran telah luncurkan serangan ke Israel, sebagai reaksi balasan karena telah menyerang Kedutaan Besar Iran di ibu kota Suriah, Damaskus. Akibat serangan tersebut, bagaimana dampaknya pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)? 

Ekonom Eisenhower Fellowships Indonesia, Bambang S. Brodjonegoro menjelaskan sentimen utama bagi pergerakan IHSG saat ini adalah tingkat suku bunga yang tinggi oleh The Fed.

“Kita lihat IHSG sebelum ramai Iran Israel, masalah utamanya adalah tingkat suku bunga tinggi yang lebih berpengaruh pada IHSG. Jika ada keputusan The Fed yang tidak sesuai market, maka terjadi capital outflow. Di Indonesia instrumennya ada dua  yaitu SBN maupun saham,” kata Bambang dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4/2024).

 

4 dari 4 halaman

Tekanan ke IHSG

Bambang menjelaskan pemegang saham di IHSG dari asing terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok jangka panjang dan jangka pendek atau hit and run. Menurutnya, dalam kondisi seperti saat ini, kelompok jangka pendek akan memindahkan aset mereka ke safe haven seperti Dolar AS atau Obligasi AS. 

“Saya lebih melihat akan ada tekanan IHSG tapi tekanan itu juga dibagi dengan dampak tingkat bunga yang tinggi. Jika dilihat sebab akibatnya Iran Israel bersitegang, maka Dolar AS dan treasury bond akan dicari terus, itu menyebabkan tekanan IHSG karena orang memilih Dolar AS,” jelasnya. 

Meskipun begitu, menurut Bambang, dengan banyaknya emiten besar yang membagikan dividen, diharapkan dapat meredam tekanan pada IHSG. 

 

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Iran adalah negara di Timur Tengah yang memiliki sumber daya gas terbesar.
    Iran adalah negara di Timur Tengah yang memiliki sumber daya gas terbesar.

    Iran

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed

  • Rupiah Indonesia adalah mata uang resmi yang berlaku di Indonesia.

    rupiah

  • IHSG

  • Israel