Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah nampaknya masih akan mengalami tekanan. Menyusul serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat, 19 April 2024. Melansir data update Google, nilai tukar rupiah diperdagangkan di kisaran 16.276,90 per dolar AS pada Jumat sore, 19 April 2024.
Nilai tukar rupiah melemah 0,30 persen terhadap dolar AS. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD) nilai tukar rupiah turun 5,40 persen.
Baca Juga
Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, secara umum sektor saham yang terimbas atas melemahnya rupiah adalah sektor yang memiliki biaya operasional usaha menggunakan USD.
Advertisement
"Sektor-sektor itu Seperti sektor konsumer, sektor teknologi dan sektor infrastruktur. Sahamnya UNVR, GOTO, TLKM, EXCL," beber Lanjar dikutip Sabtu (20/4/2024).
Sebaliknya, sektor-sektor yang terimbas sentimen positif atas melemahnya rupiah adalah sektor yang memiliki orientasi usaha ekspor seperti sektor pertambangan, Industri dan pertanian.
"Sektor-sektor itu sahamnya ada MDKA, ADRO, ITMG, MBMA, AALI, CUAN," ungkap Lanjar.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi prediksi rupiah melemah hingga 108 pon dari penutupan perdagangan pada Kamis, 18 April 2024. Selain itu, serangan balasan Israel terhadap Iran juga akan dongkrak harga jual emas. Harga emas dunia diprediksi terdongkrak naik menjadi USD 2.500 per troy ounce.
Ibrahim menuturkan, penguatan dolar AS hingga kenaikan harga emas tersebut mengindikasikan investor masih memilih instrumen investasi yang yang lebih aman. Menyusul, peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah akibat konflik Iran vs Israel.
"Sehingga safe haven akan dijadikan sebagai lindung nilai. Semoga Iran tidak melakukan penyerangan kembali untuk menstabilkan ekonomi global," tegas Ibrahim.