Liputan6.com, Jakarta - PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih tinggi pada 2024.
Direktur PT Mulia Boga Raya Tbk, Jeffry Halim mengatakan, belanja modal perseroan tahun ini naik 80 persen dari belanja modal 2023. Tahun lalu, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 20 miliar.
Baca Juga
"Untuk 2024 kita canangkan capex tumbuh sekitar 80 persen lebih tinggi dibanding 2023. Untuk fokusnya terkait dengan penguatan kinerja penjualan dan peningkatan kapasitas, seiring meningkatnya permintaan kita beberapa produk di kategori tertentu," kata dia dalam paparan publik perseroan, Rabu (24/4/2024).
Advertisement
Belanja modal tahun ini juga akan dialokasikan untuk investasi pada beberapa mesin untuk tingkatkan efisiensi dari sisi produksi. Upaya ini sekaligus menjadi strategi perseroan untuk memitigasi dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah.
"Jadi diharapkan dengan peningkatan kapasitas akan menurunkan biaya produksi untuk mitigasi biaya dollar yang naik," imbuh Jeffry.
Direktur Utama PT Mulia Boga Raya Tbk, Indrasena Patmawidjaja menjabarkan tahun ini perseroan bertekad untuk menjadi perusahaan terdepan dalam menghadirkan 'keajaiban' keju di setiap saat untuk masyarakat. Beberapa strategi yang disiapkan, antara lain memperluas distribusi di ritel dan memantapkan posisi nomor 1 di Indonesia.
"Menjadi standar terbaik untuk pebisnis Food Service, dan menjadikan Prochiz sebagai standar keju di Indonesia. Perseroan juga Bersinergi dengan Garudafood untuk mencapai keunggulan operasional," papar Indrasena.
Mengutip data RTI, harga saham KEJU naik 2,46 persen ke posisi Rp 1.250 per saham. Harga saham KEJU dibuka bertambah 10 poin ke posisi Rp 1.230 per saham. Harga saham KEJU berada di level tertinggi Rp 1.290 dan terendah Rp 1.230 per saham. Total frekuensi perdagangan 49 kali dengan volume perdagangan 2.304 saham. Nilai transaksi Rp 289,4 juta.
Mulia Boga Raya Siapkan Kocek Rp 7,5 Miliar untuk Buyback Saham KEJU
Sebelumnya, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) berencana untuk melakukan pembelian kembali atas saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau buyback. Untuk aksi tersebut, Mulia Boga Raya mengalokasi dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp 7,5 miliar termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham perseroan.
Perkiraan jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali adalah sebesar 0,43% atau sebanyak 6.421.674 lembar saham dari total lembar saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. pembelian kembali saham perseroan tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujui pembelian kembali saham perseroan oleh RUPST. Adapun RUPST rencananya akan digelar pada 24 April 2024.
"Pertimbangan utama perseroan dalam melakukan pembelian kembali saham perseroan adalah agar perseroan dapat memiliki fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan jika harga saham perseroan tidak mencerminkan nilai atau kinerja perseroan," ungkap manajemen PT Mulia Boga Raya Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Selasa (19/3/2024).
Perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal pembelian kembali saham perseroan telah dilaksanakan. Akan tetapi perseroan dapat sewaktu-waktu melakukan pengalihan atas saham yang telah dibeli kembali sesuai dengan Pasal 21 POJK 29/2023.
Â
Advertisement
Kas Internal Turun
Harga penawaran atas pembelian kembali saham perseroan akan memperhatikan dan mengacu kepada ketentuan Pasal 11 dan Pasal 12 POJK 29/2023. Perseroan akan menggunakan kas internal perseroan sebagai sumber pendanaan untuk melaksanakan pembelian kembali saham perseroan.
Oleh karena itu, pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan akan mengakibatkan turunnya kas internal perseroan dengan nilai penurunan maksimum sebesar Rp 7,5 miliar. Lebih lanjut lagi, perseroan memperkirakan pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan tidak akan menimbulkan dampak penurunan pendapatan perseroan secara signifikan.
Perseroan mempercayai bahwa penurunan kas internal yang akan dipergunakan sebagai sumber pendanaan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perusahaan. Dengan adanya pembelian kembali saham perseroan akan membuat harga saham di masa yang akan datang menjadi lebih stabil dan berdampak positif bagi pemegang saham dan perseroan.
Â
Kinerja 2023
Sebelumnya, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, kinerja Mulia Boga Raya mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (29/2/2024), penjualan pada 2023 tercatat sebesar Rp 1,02 triliun. Penjualan itu turun 2,36 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,04 triliun.
Sementara penjualan turun, beban pokok penjualan ada 2023 naik menjadi Rp 756,67 miliar dari RP 748,86 miliar pada 2022. Sehingga laba bruto 2023 turun 11 persen menjadi Rp 263 miliar dari Rp 295,5 miliar pada 2022.
Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan Rp 107,79 miliar, beban umum dan administrasi Rp 6,95 miliar, biaya keuangan Rp 1,06 miliar, penghasilan lainnya Rp 2,04 miliar, dan beban lainnya RP 3,99 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan pada 2023 sebesar Rp 80,34 miliar.
Laba itu turun 31,55 persen dibandingkan laba tahun berjalan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 117,37 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 turun menjadi RP 828,38 miliar dari Rp 860,1 miliar pada 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 157,61 miliar pada 2023 dari RP 156,59 miliar pada 2022. Sementara ekuitas hingga akhir 2023 turun menjadi Rp 670,77 miliar dari Rp 703,51 miliar pada akhir 2022.
Â
Advertisement