Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024.
Pada periode tersebut, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/4/2024), perseroan membukukan penjualan Rp 1,05 triliun. Penjualan itu naik 16,11 persen dibandingkan penjualan kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 907,3 miliar.
Baca Juga
Sementara pendapatan naik, beban pokok penjualan pada kuartal I 2024 naik tipis menjadi Rp 428,3 miliar dari Rp 424,1 miliar pada kuartal I 2023. Dengan demikian, perseroan membukukan laba kotor Rp 625,11 miliar dibandingkan laba otor kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 483,19 miliar.
Advertisement
Sepanjang kuartal I 2024, perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran Rp 94,81 miliar, beban umum dan administrasi Rp 38,66 miliar, beban lain-lain Rp 13,26 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp 13,04 miliar. Bersamaan dengan itu, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 11,76 miliar dengan biaya keuangan Rp 650 juta.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 390,49 miliar pada kuartal I 2024. Laba itu naik 30,04 persen dibanding laba kuartal I 2023 yang sebesar Rp 300,28 miliar.
Aset perseroan hingga 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 4,25 triliun dari Rp 3,89 triliun pada akhir 2023. Liabilitas pada akhir kuartal I 2024 turun menjadi Rp 460,73 miliar dari Rp 504,77 yang tercatat pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas hingga 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 3,79 triliun dibanding Rp 3,89 triliun pada akhir 2023.
Â
Direktur Sido Muncul Mengundurkan Diri
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan pengunduran diri salah satu direksi pada 5 April 2024. Direktur yang mengundurkan diri tersebut adalah Leonard.
Dikutip dari keterangan tertulis SIDO, Sabtu (13/4/2024), perusahaan dengan merek Sido Muncul ini pada tanggal 5 April 2024 telah menerima surat permohonan pengunduran diri Leonard dari jabatannya selaku Direktur Perseroan yang akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal 05 Mei 2024.
"Dengan diterimanya surat permohonan pengunduran diri tersebut maka sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 15 Ayat 10 Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 8 POJK No.33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan akan menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut," kata Corporate Secretary Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tiur Simamora.
Untuk diketahui, Leonard diangkat sebagai Direktur berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 27 November 2019 dan terakhir diangkat kembali berdasarkan RUPST tanggal 30 Maret 2022. Leonard tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota komite, serta tidak memegang jabatan lain baik di dalam maupun di luar Perseroan.
Sebelum menjadi direktur di SIDO, ia pernah menduduki sejumlah jabatan di perusahaan lainnya. Contohnya sebagai Group Chief Financial Officer PT Great Giant Pineapple, Group Financial Controller PT AKR Corporindo Tbk dan Group Financial Controller – Kalimantan Area PT Pacific Fiber Indonesia.
Â
Advertisement
Pengendali Borong Saham Sido Muncul Rp 3,69 Triliun
Sebelumnya, pemegang saham mayoritas PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yakni PT Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham di SIDO.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/4/2024), PT Hotel Candi Baru membeli 5.140.877.862 saham SIDO pada 5 April 2024 dengan harga pembelian Rp 719. Dengan demikian, nilai pembelian saham SIDO tersebut sekitar Rp 3,69 triliun.
Direktur Hotel Candi Baru David Hidayat menuturkan, pembelian saham SIDO seiring Hotel Candi Baru sebagai pemegang saham mayoritas SIDO merasa yakin dengan pertumbuhan kinerja SIDO akan semakin membaik pada 2024 dan tahun mendatang. Adapun status kepemilikan saham tersebut langsung.
Usai pembelian saham SIDO itu, kepemilikan saham Hotel Candi Baru di SIDO menjadi 23.278.282.442 saham atau setara 77,59 persen. Sebelumnya Hotel Candi Baru genggam saham Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul sebesar 18.137.404.580 saham atau 60,46 persen. Dengan demikian, Hotel Candi Baru menambah kepemilikan saham SIDO sekitar 17,13 persen.
Berdasarkan data BEI, pemegang saham SIDO antara lain PT Hotel Candi Baru sebesar 60,46 persen, Concordant Investments Pte Ltd sebesar 17,14 persen, Johan Hidayat sebesar 0,01 persen dan masyarakat sebesar 22,39 persen.
Pada perdagangan Jumat, 5 April 2024 pukul 13.43 WIB, harga saham SIDO naik 6,06 persen ke posisi Rp 700 per saham. Harga saham SIDO berada di level tertinggi Rp 705 dan terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.728 kali dengan volume perdagangan 52.800.032 saham. Nilai transaksi Rp 3,8 triliun.
Selama sepekan terakhir, harga saham SIDO melambung 12,90 persen. Sepanjang 2024, saham SIDO naik 33,33 persen.
Â
Â
Kinerja 2023
Sebelumnya, PT Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, kinerja Sido Muncul mengalami penurunan.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), SIDO membukukan penjualan Rp 3,56 triliun pada 2023. Penjualan itu turun 7,77 persen dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,86 triliun.
Seiring denganpenurunan penjualan, maka beban pokok penjualan ikut susut menjadi Rp 1,55 triliun pada 2023 dari Rp 1,7 triliun pada 2022. Alhasil, perseroan membukukan laba bruto Rp 1,02 triliun pada 2023, turun 6,91 persen dari Rp 1,17 triliun pada 2022.
Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 570,39 miliar, beban umum dan administrasi RP 204,6 miliar, beban lain0lain Rp 78,62 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 25,78 miliar. Pada periode ini, perseroan juga membukukan penghasilan keuangan Rp 29,35 miliar dengan biaya keuangan Rp 681 juta.
Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 950,65 miliar.
Laba itu turun 13,95 persen dari laba tahun berjalan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Sehingga laba per saham turun menjadi 31,69 per lembar pada 2023 dibanding 36,82 per lembar pada 2022.
Aset perseroan sampai dengan akhir 2023 tercatat sebesar Rp 3,89 triliun, turun dari Rp 4,08 triliun pada akhir 2022.Liabilitas hingga akhir 2023 juga turun menjadi Rp 504,77 miliar dari Rp 575,97 miliar pada 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas SIDO pada 2023 turun menjadi Rp 3,89 triliun dari Rp 3,51 triliun pada akhir 2022.
Â
Advertisement