Sukses

Rupiah Terkapar dan Bunga Acuan BI Naik, Apa Strategi Bertahan Dharma Polimetal?

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) bagikan strategi Perseroan menghadapi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang berpotensi berpengaruh pada penjualan sektor otomotif.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) bagikan strategi Perseroan menghadapi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang berpotensi berpengaruh pada penjualan sektor otomotif. 

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengungkapkan bahwa penjualan komponen otomotif telah lesu pada Kuartal I 2024 sebelum adanya kenaikan suku bunga. 

“Rata-rata, penjualan sudah lesu pada kuartal I 2024 yang hanya rata-rata 70.000 unit per bulan. Jika dibandingkan tahun lalu kuartal I itu sekitar 90.000 unit per bulan," kata Irianto dalam konferensi pers, Kamis (25/4/2024).

Irianto menambahkan, perseroan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi kenaikan suku bunga dan kurs Dolar AS yang menguat, salah satunya dengan melakukan ekspansi.

“Kami masih melakukan proses untuk melakukan ekspansi, kami akan menyelesaikan pembangunan dua pabrik baru. Saat ini kami juga sedang melakukan ekspansi di pabrik Trimitra di Cirebon, kami sedang membangun gedung baru, pabrik baru di sana," ujar Irianto.

Menurut Irianto meskipun kondisi makroekonomi dan geopolitik saat ini tidak menentu, tetapi perusahaan harus tetap jalan dan harus memberikan jaminan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga tetap memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 10 persen pada 2024. 

“Itu tugas dan tanggung jawab kita terutama kepada para investor yang percaya pada kita,” jelasnya.

 

Capex

Selain itu, perseroan juga memproyeksikan anggaran belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) sekitar Rp 300 hingga Rp 400 miliar pada 2024.

Irianto menuturkan ada Capex yang telah direncanakan Perseroan sejak akhir 2023 dan terus dilakukan review setiap bulannya. 

“Capex sekitar Rp 300 hingga Rp 400 miliar bersumber dari profit tahun lalu. Jadi kita usahakan untuk membiayai dari operasional kita dan sebagian dari pinjaman bank, karena bagaimanapun juga kita tetap membutuhkan hubungan baik dari pihak bank,” pungkas Irianto.

2 dari 2 halaman

DRMA Proyeksikan Capex Hingga Rp 400 Miliar Pada 2024

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), emiten manufaktur komponen otomotif memproyeksikan anggaran belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) sekitar Rp 300 hingga Rp 400 miliar pada 2024.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengatakan ada Capex yang telah direncanakan Perseroan sejak akhir 2023 dan terus dilakukan review setiap bulannya. 

 “Capex sekitar Rp 300 hingga Rp 400 miliar bersumber dari profit tahun lalu. Jadi kita usahakan untuk membiayai dari operasional kita dan sebagian dari pinjaman bank, karena bagaimanapun juga kita tetap membutuhkan hubungan baik dari pihak bank,” kata Irianto dalam konferensi pers, Kamis (25/4/2024).

DRMA meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 611,75 miliar. 

Adapun pada 2024, DRMA memproyeksikan pertumbuhan baik dari sisi penjualan, revenue, dan profitabilitas sebesar 10 persen pada 2024. 

“Kami memilih menetapkan target pertumbuhan yang tergolong konservatif, sebagai bagian dari penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kebijakan Perseroan,” jelas Irianto. 

Adapun, demi mendukung pertumbuhan jangka panjang dalam industri kendaraan listrik, Dharma Group telah menyiapkan produk battery pack dan BLDC (Brushless Direct Current) Motor. 

Ke depan, produk-produk ini akan dipasok kepada salah satu merek sepeda motor di Indonesia, serta digunakan untuk sepeda motor konversi yang dihasilkan oleh Dharma Group.