Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4% menjadi Rp 860 miliar, dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 801 miliar.
“BTN saat ini terus berbenah dengan melakukan transformasi perusahaan dan telah menunjukkan hasil yang positif. Secara garis besar BTN melakukan transformasi pada struktur bisnis sehingga menjadi semakin efektif dan efisien, mempercepat proses bisnisnya dan pada saat yang bersamaan meningkatkan kualitas layanannya,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan resmi
Baca Juga
Dengan ditopang pertumbuhan kredit dan DPK yang solid membuat total aset BTN tumbuh 13,1% yoy menjadi Rp 454,0 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401,5 triliun.
Advertisement
Penyaluran kredit dan pendapatan operasional tumbuh impresif di saat suku bunga dana merangkak naik, imbas mengetatnya likuiditas yang membayangi industri perbankan sejak akhir tahun lalu.
Pada periode Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp 344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 299,7 triliun. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat.
Kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I 2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 264,5 triliun.
KPR Subsidi
Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp 167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I 2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 148,6 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp 98,8 triliun dari Rp 88,8 triliun di kuartal I 2023.
“Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk KPR dengan ticket size di atas Rp 750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6% yoy pada kuartal I 2024, dengan total penyaluran mencapai Rp 1,05 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 380 miliar,” papar Nixon.
Kredit Bermargin Tinggi
Untuk menjaga profitabilitas perseroan, BTN mendorong penyaluran kredit bermargin tinggi, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ringan (KRING), dan Kredit Agunan Rumah (KAR). Selama tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhannya tercatat cukup pesat.
Penyaluran KUR BTN mencapai Rp 387 miliar, melonjak 78,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 217 miliar. Penyaluran KRING juga bertumbuh 30,7% yoy menjadi Rp 572 miliar pada kuartal I 2024. Sementara itu, perseroan menyalurkan KAR sebesar Rp 525 miliar, meningkat 16,5% yoy.
Di tengah pertumbuhan kredit yang pesat, Nixon menegaskan BTN tetap menjaga kualitas kredit dengan baik. Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan NPL) gross menjadi 3% pada kuartal I 2024, dari 3,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6% dari sebelumnya 24,2%.
“Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8% dari sebelumnya 145,9% pada kuartal I 2023,” tutur Nixon.
Advertisement
Pengumpulan DPK
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,9% menjadi Rp 357,7 triliun pada kuartal I 2024, dibandingkan Rp 319,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini masih melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 3,8% yoy. Dari total DPK tersebut, porsi dana murah Current Account Savings Account (CASA) mencapai 49,9% pada kuartal I 2024.
Pertumbuhan DPK juga ditopang salah satunya oleh meningkatnya jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile serta transaksi yang dilakukan. Hingga akhir Maret 2024, jumlah pengguna aktif BTN Mobile mencapai 1,4 juta, dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,5 triliun hingga akhir kuartal I 2024, bertumbuh pesat sebesar 60,1% yoy.
“Sebagai bank yang lebih modern dan kekinian, kami terus meningkatkan kapasitas ekosistem digital BTN agar mampu menjawab tantangan industri perbankan dan keuangan pada saat ini dan masa depan. Sebab itu, kami terus konsisten mengembangkan BTN Mobile, termasuk dengan menambah fitur layanannya. Hingga kini sudah terdapat 16 fitur baru untuk membantu transaksi di BTN Mobile,” ujar Nixon.
Peningkatan transaksi di BTN Mobile tersebut turut menjadi salah satu penyumbang pendapatan berbasis biaya (fee-based income FBI) yang pada kuartal I 2024 mencapai Rp 686 miliar naik 14,27% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 565 miliar.