Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus CEO Tesla Elon Musk mengunjungi Beijing, China. Elon musk dikabarkan membahas pengaktifan mode pengemudi otonom pada mobil Tesla di China.
Mengutip BBC, Senin (29/4/2024), Elon Musk ingin aktifkan Full Self Driving (FSD) di China dan mentransder data yang dikumpulkan di negara itu ke luar negeri untuk melatih algoritmanya. FSD tersedia di negara-negara termasuk Amerika Serikat tetapi tidak di China.
Baca Juga
Kabar ini muncul setelah laporan AS mengaitkan mode mengemudi otonom Tesla dengan setidaknya 13 kecelakaan yang melibatkan satu kematian.
Advertisement
Seperti dikutip dari media pemerintah, saat pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang, Elon Musk menuturkan bersedia bekerja sama secara mendalam dengan China untuk mencapai hasil yang menguntungkan. Li menuturkan, pasar China akan selalu terbuka untuk perusahaan asing.
Adapun China adalah pasar Tesla terbesar kedua. Produsen mobil lain seperti Xpeng yang berkantor pusat di Guangzhou telah bersaing dengan Tesla dengan meluncurkan fungsi self-driving serupa di mobilnya. Elon Musk menggambarkan produsen mobil China sebagai “perusahaan mobil paling kompetitif di dunia”.
Sebelumnya Tesla telah mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan pihak berwenang China tentang peluncuran FSD di negara tersebut, termasuk mendirikan pusat data di Shanghai untuk memproses data tentang konsumen China sesuai dengan aturan setempat.
Perjalanan Elon Musk itu dilakukan beberapa hari setelah Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS atau the US’S National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) sedang selidiki apakah penarikan tersebut berhasil atasi masalah keselamatan terkait sistem bantuan pengemudi Tesla.
NHTSA mengatakan meski ada syarat agar pengemudi tetap fokus pada jalan dan bersiap mengambil kendali saat pengemudi otonom diaktifkan, pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan itu tidak cukup terlibat. Analisis regulator dilakukan sebelum pebarikan kembali yang dikatkan Tesla akan perbaiki masalah itu.
Kritik terhadap Elon Musk
Perangkat lunak Tesla seharusnya memastikan pengemudi memperhatikan dan fitur itu hanya digunakan dalam kondisi yang sesuai seperti mengemudi di jalan raya.Musk telah berjanji Tesla akan sebagai robotaksi otonom ke depan. Pada 2015, ia mengatakan, Tesla akan capai otonomi penuh pada 2018. Pada 2019, ia menuturkan, perusahaan akan operasikan robotaxis pada tahun berikutnya.
Pada April 2024, ia menuturkan akan ungkap robotaxi pada Agustus 2024.
Kritikus menuduh Musk terus-menerus meningkatkan prospek kendaraan otonom penuh untuk menopang harga saham perusahaan, yang terpuruk akibat tantangan termasuk menurunnya permintaan kendaraan listrik di seluruh dunia dan persaingan dari pabrikan China yang lebih murah. Musk membantah tuduhan tersebut.
Tesla telah pangkas harga mobilnya di China dan pasar lain untuk meningkatkan permintaan.
“Harga Tesla harus sering berubah untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan,” kata Musk baru-baru ini di X, platform mikroblog yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter yang dimiliki oleh miliarder tersebut.
Tesla baru-baru ini melaporkan penurunan penjualan otomotif sebesar 13% menjadi USD 17,3 miliar (£13,7 miliar) selama tiga bulan pertama 2024.
Penjualan keseluruhan Tesla turun 9% sementara keuntungannya turun tajam menjadi USD1,13 miliar dibandingkan USD 2,51 miliar pada periode sama tahun lalu. Pada 2024, harga saham Tesla telah anjlok hingga 32%.
Advertisement
Gaji Elon Musk Bakal Naik
Sebelumnya, Tesla berupaya memberikan kesepakatan gaji terbesar dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat kepada CEO-nya, Elon Musk.
rencana pemberian gaji itu senilai USD 56 miliar atau setara Rp 905,9 triliun.
Melansir BBC, Kamis (18/4/2024) perusahaan kendaraan listrik (EV) itu meminta pemegang saham untuk memberikan suara mengenai kenaikan gaji Elon Musk yang ditetapkan pada tahun 2018.
Namun, kesepakatan itu ditolak oleh hakim AS pada Januari 2024. Keputusan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Elon Musk mengumumkan PHK terhadap lebih dari 10% tenaga kerja global Tesla.
Jadi SorotanKini, gaji Elon Musk menjadi sorotan, meski kompensasi yang diusulkan tidak mencakup gaji atau bonus.
Sebaliknya, kesepakatan tahun 2018 menetapkan gaji berdasarkan nilai pasar Tesla yang meningkat hingga USD 65 miliar selama 10 tahun.
Saham Tesla sekarang bernilai USD 500,36 miliar, menurut data.
Pada saat keputusannya, Hakim Kathaleen McCormick yang berbasis di Delaware menilai kesepakatan pembayaran gaji Elon Musk tidak adil bagi pemegang saham.
Dia menemukan bahwa para direktur Tesla, yang menegosiasikan kesepakatan itu, "mungkin terheran-heran" karena "daya tarik" Elon Musk dan tidak sepenuhnya memberi tahu pemegang saham.
Keputusan tersebut pun ditolak pihak Elon Musk, yang kemudian mengancam akan memindahkan kantor pusat Tesla dari Delaware ke Texas.
Pengajuan ke Pemegang Saham
Pada Senin, 16 April 2024, Tesla mengajukan dokumen yang meminta pemegang saham untuk menyetujui langkah itu dan menandatangani kembali paket pembayaran 2018.
"Elon belum dibayar untuk pekerjaannya untuk Tesla selama enam tahun terakhir... Hal ini mengejutkan kami, dan banyak pemegang saham yang telah kami dengar, pada dasarnya tidak adil,” kata Ketua dewan Tesla, Robyn Denholm dalam surat pengajuan.
Denholm juga menyatakan dewan tidak setuju dengan keputusan pengadilan.
“Kami tidak berpikir bahwa apa yang dikatakan Pengadilan Delaware adalah bagaimana hukum perusahaan seharusnya atau bagaimana cara kerjanya,” ujar dia.Kompensasi Musk untuk tahun 2023 adalah $0, menurut pengajuan tersebut, karena miliarder tersebut tidak mengambil gaji dari perusahaan dan diberi kompensasi melalui opsi saham.
“Jika secara hukum disarankan, kami menyarankan agar paket asli 2018 tunduk pada pemungutan suara pemegang saham baru,” kata Tesla, seraya menambahkan bahwa pihaknya masih berencana untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Pemungutan suara ulang ini dilakukan pada saat yang sulit bagi perusahaan yang mengalami pengiriman kendaraan listrik paling sedikit sejak 2022.
Advertisement