Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) menyetujui rencana perseroan untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback). Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan jumlah maksimum Rp 20 miliar.
"Perkiraan saham yang akan dibeli adalah sebesar 0,13% atau sebanyak 46.395.349 lembar," kata Sekretaris Perusahaan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, I Made Astawa dalam paparan publik, Selasa (30/4/2024).
Adapun biaya yang dirogoh atas aksi ini termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya. Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPSLB.
Advertisement
Perseroan akan menggunakan kas internal perseroan sebagai sumber pendanaan untuk melaksanakan pembelian kembali saham perseroan. Oleh sebab itu, aksi ini akan mengakibatkan turunnya kas internal Garudafood maksimum Rp 20 miliar.
Pertimbangan utama perseroan dalam melakukan pembelian kembali saham adalah agar perseroan dapat memiliki fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan jika saham perseroan tidak mencerminkan nilai atau kinerja perseroan.
Perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasuri untuk jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun. Terhitung sejak tanggal pembelian kembali saham perseroan dilaksanakan. Akan tetapi perseroan dapat sewaktu-waktu melakukan pengalihan atas saham yang telah dibeli sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain persetujuan buyback, RUPSLB juga menyetujui rencana perseroan untuk menambah kegiatan usaha utama perseroan yaitu industri makanan bayi (KBLI No. 10791). Pemegang saham secara sekaligus juga menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan perubahan kegiatan usaha utama Perseroan pada Sistem Administrasi Badan Hukum di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
"RUPSLB juga menyetujui penambahan kegiatan usaha utama entitas anak usaha Perseroan yaitu PT Sinarniaga Sejahtera dalam bidang usaha Perdagangan Besar Obat Tradisional (PBOT) untuk Manusia (KBLI No. 46442) dan Perdagangan Besar Obat Farmasi (BOF) Untuk Manusia (KBLI No. 46441)," beber Made Astawa.
Bos Garudafood Buka-bukaan Rahasia Dapur di Depan Mahasiswa Unpar Bandung, Seperti Apa?
Presiden Direktur Garudafood Hardianto Atmadja buka-bukaan rahasia dapur tentang strategi perusahaannya dalam menghadapi tantangan masa kini saat kuliah umum "Strategi Bisnis Pangan di Era Digital di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Jawa Barat.
Dia menyatakan, dulu pemahaman terhadap konsep VUCA dapat membantu perusahaan maju dan bertahan. VUCA digambarkan sebagai suatu keadaan dimana begitu labil naik turun atau Volatile, tidak ada kepastian atau Uncertain, sangat rumit atau Complex, dan membingungkan atau Ambigue.
 Namun konsep ini kemudian tergantikan dengan kondisi ‘BANI’ singkatan dari Brittle alias mudah pecah, Anxiety adalah keadaan yang mengkhawatirkan, N adalah Non-linear atau tidak lurus, dan I adalah Incomprehensible atau sulit dipahami.
BANI kemudian menjadi lebih relevan dengan kondisi saat ini ketika kondisi pandemi Covid-19 yang merubah pola kehidupan dan semakin pesatnya perkembangan teknologi digital, hingga kondisi perang yang menimbulkan efek domino di dunia bisnis.
Menghadapi tantangan tersebut, maka Garudafood menerapkan holistic strategic model, melakukan open platform strategy untuk menghasilkan produk-produk inovatif. Â
“Perusahaan saat ini menghadapi tantangan besar, semakin pesatnya perkembangan teknologi digital terutama artificial intelligence, adanya situasi konflik peperangan, fluktuasi perekonomian dunia hingga karakteristik Gen Z yang memiliki tantangan tersendiri," ucap Hardianto, Jumat (23/6/2023)
Salah satu strategi Garudafood adalah kolaborasi terbuka (open collaboration) untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang berkualitas secara cepat untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, di antaranya dengan Hormel (Skippy peanut butter), Suntory (khusus produk minuman non-alkohol), Falcon (Produk Dilan), General Mills (produk Garuda O’Corn) serta Barry Callebaut salah satu produsen cokelat dan kakao terbesar di Asia Pasifik.
Advertisement
Holistic Strategic Model
Agar menjadi bisnis yang berkelanjutan, Garudafood juga menerapkan Holistic Strategic Model dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, Best Brand; menambah kekuatan merek-merek perusahaan. Â Kedua Best Value; ini terkait produk dan harga. Ketiga, Best Network, jaringan distribusi yang kuat baik domestik maupun ekspor. Â
"Kami juga melakukan transformasi teknologi dan digitalisasi dalam proses bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam setiap lini usaha Perusahaan," sambungnya.
Pihaknya menyempurnakan sistem penjualan Sales Application Mobile (SAM), melakukan integrasi sistem Manufacturing Mobile Application (MMA) dengan Enterprise Resources Planning (ERP), dan memperkuat implementasi teknologi Industri 4.0 dan turunannya seperti IOT dan Connectivity untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan daya kompetitif.