Sukses

Eagle High Plantations Raup Laba Rp 50,89 Miliar pada Kuartal I 2024

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat pendapatan Rp 943,36 miliar hingga kuartal I 2024. Sedangkan laba tumbuh 364,5%.

Liputan6.com, Jakarta - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatat kinerja keuangan beragam sepanjang kuartal I 2024. Perseroan catat penurunan pendapatan, tetapi laba melonjak signifikan.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),Selasa (30/4/2024), PT Eagle High Plantations Tbk mencatat pendapatan usaha turun tipis 9,8 persen menjadi Rp 943,36 miliar hingga kuartal I 2024. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 1,04 triliun.

Beban pokok penjualan merosot 18,79 persen menjadi Rp 666,16 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 820,33 miliar.

Perseroan mencatat laba kotor naik 22,89 persen menjadi Rp 277,19 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya 225,54 miliar. Beban usaha Perseroan naik menjadi Rp 94,31 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 92,82 miliar.

Meski demikian, Perseroan mencatat kenaikan laba usaha 37,79 persen menjadi Rp 182,88 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 132,72 miliar.

PT Eagle High Plantions Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 156,10 persen menjadi Rp 47,49 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,27 miliar. Total laba Perseroan naik 364,5 persen menjadi Rp 50,88 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,95 miliar.

Sementara itu, laba periode berjalan per saham tercatat Rp 1,53 hingga kuartal I 2024 dari kuartal I 2023 sebesar Rp 0,58.

Total ekuitas naik menjadi Rp 2,23 triliun hingga Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 2,19 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 7,85 triliun hingga akhir Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 7,99 triliun.

Aset Perseroan susut menjadi Rp 10,08 triliun hingga 31 Maret 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 10,18 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 63 miliar hingga akhir kuartal I 2024 dari periode Desember 2023 sebesar 27,38 miliar.

2 dari 3 halaman

Langkah Strategis

Perseroan menyebutkan langkah strategis rasionalisasi aset non-strategis yang dilakukan sepanjang 2021-2023 mempercepat turnaround sehingga Perseroan dapat fokus meningkatkan produktivitas.

Peningkatan produktivitas menjadi salah satu faktor pendukung Perseroan membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 25 persen meningkat dari Rp 252,96 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp 315,41 miliar pada kuartal I 2024.

Laba bersih naik 364 persen menjadi Rp 50,89 miliar hingga kuartal I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,96 miliar meski harga jual rata-rata CPO pada kuartal I 2024 cenderung lebih rendah 1 persen dibandingkan kuartal I 2023.

"Peningkatan yang terjadi ini berkat keberhasilan konsistensi serta fokus pada produktivitas, efisiensi dan profitabilitas yang telah dilakukan BWPT selama beberapa tahun terakhir di mana hal ini sangat efektif meningkatkan kinerja keuangan BWPT khususnya di kuartal I-2024,” ujar Direktur Utama Eagle High Plantations, Henderi Djunaidi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/4/2024).

Efektivitas kinerja keuangan perseroan juga terlihat dari penguatan rasio keuangan seperti Gross Margin dan Operating Margin yang tumbuh sebesar 36% dan 51% dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, utang bank terus menurun dari Rp 6,9 triliun pada kuartal I-2023 menjadi Rp 4,9 triliun pada kuartal yang sama 2024. Hal ini menyebabkan beban bunga ikut turun sebesar 24%. 

3 dari 3 halaman

Penguatan Produktivitas

Sekalipun jumlah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang dimiliki tahun ini berkurang akibat rasionalisasi aset dan berdampak pada penurunan pendapatan sebesar 10% dibanding tahun sebelumnya, faktor keberhasilan Perseroan lainnya dapat terlihat pada penguatan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas.

Pada kuartal I 2024, FFB dan CPO yield per hektar tumbuh masing-masing sebesar 40% dan 51% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. “Q1-2024 ini merupakan tahap penyesuaian, namun kami tetap fokus pada peningkatan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas hingga akhir tahun 2024”, tambah Henderi Djunaidi.

Sejalan dengan Roadmap Certified Oil dan ramah lingkungan yang telah dicanangkan, BWPT telah resmi menambahkan 1 sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) baru untuk PKS PT Bumihutani Lestari di Kalimantan Tengah. Pencapaian ini merupakan dedikasi BWPT atas komitmen keberlanjutan dalam kegiatan bisnisnya serta memberikan nilai tambah atau harga premium pada pendapatan BWPT.

Di sisi lain, BWPT telah memperoleh peringkat idA-/Stable dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) atas data dan informasi yang telah disampaikan serta Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2023. Hasil peringkat tersebut mencerminkan profil pengelolaan operasional BWPT yang kuat, permintaan minyak sawit yang stabil dan fleksibilitas finansial yang relatif kuat.