Liputan6.com, Yogyakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi sebesar 6,25%.
Umumnya, kenaikan suku bunga akan berdampak pada kenaikan suku bunga kredit, termasuk kredit pemilikan rumah atau KPR.
Direktur Keuangan & Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, Bonai Subiakto mengatakan dampak kenaikan suku bunga ini tidak langsung terasa bagi perusahaan.
Advertisement
Informasi saja, SMF merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tahun 2005 di bawah Kementerian Keuangan, yang mengemban tugas sebagai SMV untuk membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan.
SMF memiliki kontribusi penting dalam menyediakan dana menengah panjang bagi pembiayaan perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan.
"Jadi kalau impact kenaikan suku bunga khususnya di perumahan KPR, karena kami adalah lembaga pembiayaan sekunder, itu biasanya impactnya tidak langsung secara historis," kata Bonai dalam Press Tour Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis, (2/4/2024).
Pembiayaan KPR
Dalam hematnya, kenaikan suku bunga biasanya akan terlebih dahulu berdampak pada lembaga pembiayaan KPR primer seperti perbankan yang berlangsung pada periode tertentu atau seasonal. Setelah itu, baru akan berdampak pada lembaga pembiayaan sekunder seperti SMF.
Di samping itu, SMF juga memiliki target pembiayaan untuk program perumahan subsidi sebagaimana yang dicanangkan pemerintah sebanyak 166 ribu hunian sampai dengan akhir tahun. Bunga KPR yang berlaku adalah tetap di angka 5 persen.
"Jadi meskipun ada peningkatan suku bunga, KPR subsidi ini tetap 5 persen. Sehingga daya beli masyarakat untuk program KPR tetap terjaga," imbuh Bonai.
Â
Pembiayaan di Sektor Perumahan
Sepanjang tahun 2023, SMF telah menjalankan berbagai upaya dalam mendukung Program Pemerintah untuk mengatasi backlog dan mendorong ketersediaan hunian layak bagi masyarakat sesuai dengan perluasan mandat yang diberikan.
Berdasarkan laporan keuangan audited, hingga akhir tahun 2023, total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak tahun 2005 mencapai Rp 103,75 triliun.
Adapun, total aset SMF hingga akhir tahun 2023 mencapai sebesar Rp 45,71 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp 13,09 triliun.
Advertisement