Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke posisi 7.135 pada periode 29 April-3 Mei 2024. Sektor saham perawatan kesehatan dan energi membawa IHSG menguat selama sepekan.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (5/5/2024), sektor saham perawatan kesehatan dan energi masing-masing berkontribusi 7,27 persen dan 2,87 persen terhadap indeks.
Baca Juga
Pada pekan ini, hal yang menjadi sorotan datang dari Amerika Serikat (AS). Bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan 5,25 persen-5,50 persen pada pekan ini. Keputusan the Fed pertahankan suku bunga acuan sesuai perkiraan dan langkah tersebut diambil seiring inflasi yang masih menjadi tekanan. Selain itu, pasar tenaga kerja yang ketat.
Advertisement
Dari Eropa, secara teknikal, Jerman masuk resesi seiring pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal I 2024. Pertumbuhan ekonomi Jerman turun 0,2 persen pada kuartal I 2024, ini sama seperti periode sebelumnya.
Di sisi lain, ekonomi wilayah Eropa secara menyeluruh naik 0,4 persen pada kuartal I 2024, pertumbuhan itu lebih tinggi dari harapan sekitar 0,2 persen.
Sementara itu, China mencatat aktivitas sektor manufaktur yang bertumbuh. The Caixin China General Manufacturing PMI naik menjadi 51,4 pada April 2024 dari bulan sebelumnya 51,1. Data manufaktur itu juga lebih tinggi dari perkiraan di posisi 51. Hal itu menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik dalam enam bulan dan tercepat sejak Februari 2024.
Di sisi lain, Jepang catat level kepercayaan konsumen yang melemah. Indeks kepercayaan konsumen di Jepang turun menjadi 38,3 pada April 2024 dari sebelumnya 39,5. Kepercayaan konsumen itu lebih rendah dari perkiraan 39,7 dan terendah dalam tiga bulan.
Sedangkan dari Indonesia, inflasi tercatat 3 persen hingga April 2024, lebih rendah dari perkiraan 3,06 persen. Inflasi tersebut masih sesuai target Bank Indonesia antara 1,5 persen-3,5 persen. Inflasi inti bertambah ke level tertinggi dalam lima bulan di posisi 1,82 persen pada April 2024, dari sebelumnya 1,77 persen pada Maret, dan di atas perkiraan 1,76 persen.
Kebijakan The Fed
Ashmore menyatakan, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menjadi fokus pasar global pekan ini, terutama panduan yang ditetapkan oleh ketua the Fed Jerome Powell mengenai kebijakan suku bunga.
"Mengulangi pesan yang sama dua minggu lalu, Powell masih melihat inflasi tetap tinggi dan belum memberikan cukup keyakinan inflasi akan turun,” demikian dikutip.
Adapun inflasi tinggi tersebut dinilai masih dalam waktu lebih lama. Sementara itu, the Fed juga mengambil keputusan untuk mengurangi kepemilikan surat berharga atau treasury dari USD 60 miliar per bulan menjadi 25 miliar per bulan mulai Juni.
“Keputusan ini tidak mengejutkan karena telah disebutkan dalam pertemuan Maret,”
Ashmore menyatakan, seiring the Fed mengubah pendekatan wait and see untuk mempertahankan kebijakannya sebelum pertemuan FOMC pada Juni akan memainkan peran penting. Saat ini, pasar berharap penurunan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga akhir 2024 dengan kemungkinan 36 persen dan 15 persen tidak ada penurunan suku bunga. Hal itu berdasarkan data dari CME FedWatch Tool.
Ashmore merekomendasikan untuk tetap diversifikasi portofolio reksa dana saham dan pendapatan tetap di tengah sentimen geopolitik global. “Untuk saham, kami merekomendasikan ASDN dan ADEN. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap kami merekomendasikan ADON dan ADUN untuk portofolio,” demikian dikutip.
Advertisement
Kinerja IHSG Sepekan
Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 29 April-3 Mei 2024. IHSG kembali ke posisi 7.100 pada pekan ini.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (4/5/2024), IHSG naik 1,4 persen ke posisi 7.134,72 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.036,07. Kapitalisasi pasar meningkat 2,2 persen menjadi Rp 12.012 triliun dari Rp 11.754 triliun pada pekan lalu.
Demikian juga rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan meningkat 0,43 persen menjadi 1,07 juta kali transaksi dari 1,06 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham sebesar 9,78 persen menjadi Rp 14,95 triliun dari Rp 13,62 triliun pada penutupan pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan merosot 3,27 persen menjadi 18,59 miliar saham dari 19,22 miliar saham dari penutupan pekan lalu.
Di sisi lain, investor asing menjual saham Rp 859,52 miliar pada Jumat, 3 Mei 2024. Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 3,13 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 4,49 triliun.
Selama sepekan, mayoritas sektor saham menguat. Sektor saham perawatan kesehatan catat penguatan terbesar yang mencapai 7,27 persen. Selanjutnya sektor saham energi naik 2,87 persen, sektor saham basic materials bertambah 1,31 persen, sektor saham industri menguat 1,73 persen.
Selain itu, sektor saham konsumer non siklikal mendaki 1 persen, dan sektor saham properti menguat 0,31 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi melejit 2,51 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 1,37 persen. Di sisi lain, sektor saham konsumer siklikal turun 0,40 persen, sektor saham keuangan merosot 0,79 persen, dan sektor saham transportasi dan logistic terpangkas 1,05 persen.
Penutupan IHSG pada 3 Mei 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Jumat (3/5/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah lonjakan sektor saham kesehatan.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,24 persen ke posisi 7.134,72. Indeks LQ45 naik 0,51 persen ke posisi 903,33. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX melemah 0,59 persen.
Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.165,10 dan terendah 7.094,61. Sebanyak 288 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 254 saham menguat. 231 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 964.852 kali dengan volume perdagangan 21,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.033.
Mayoritas sektor saham melemah. Sektor saham energi turun 0,20 persen, sektor saham basic susut 0,58 persen, sektor saham industri tergelincir 0,24 persen.
Selain itu, sektor saham properti susut 0,01 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,01 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,29 persen. Sementara itu, sektor saham nonsiklikal naik 0,41 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,31 persen, dan sektor saham kesehatan menanjak 1,71 persen dan catat penguatan terbesar. Selain itu, sektor saham keuangan naik 0,12 persen dan sektor saham teknologi menguat 1,08 persen.
Advertisement
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, saat ini investor tampak mengesampingkan kekhawatiran mengenai suku bunga dan fokus pada rilis laporan keuangan korporasi, serta mengantisipasi rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls) Amerika Serikat (AS).
Pada pekan ini, bank sentral AS atau The Fed pada Rabu,1 Mei 2024 mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 5,25 5,50 persen dan menyebut bahwa memerlukan waktu dan data yang lebih panjang sebelum memperoleh keyakinan bahwa inflasi akan segera kembali ke target 2 persen.
"Di balik sikap tegas tersebut investor menemukan alasan untuk tetap merasa bullish dengan melihat komentar ketua The Fed Jerome Powell yang menolak kenaikan suku bunga lebih lanjut ditambah lagi dengan keputusan Federal Reserve mengurangi jumlah penjualan US Treasuries yang dipegang dalam Neracanya ke pasar sekunder,” demikian dikutip.