Sukses

IHSG Lesu, Transaksi Harian Saham Merosot pada 6-8 Mei 2024

Sejumlah sentimen bayangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 6-8 Mei 2024. Salah satunya rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 6-8 Mei 2024. Sentimen global seperti harga komoditas dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 turut bayangi perdagangan yang hanya berlangsung selama tiga hari pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (9/5/2024), IHSG turun 0,64 persen ke posisi 7.088,79 dari penutupan pekan lalu 7.134,72. Kapitalisasi pasar terpangkas 0,81 persen menjadi Rp 11.920 triliun dari Rp 12.010 triliun pada penutupan pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian anjlok 20,74 persen menjadi Rp 11,85 triliun dari Rp 14,95 triliun pada penutupan pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 3,13 persen menjadi 1,099 juta kali transaksi dari 1,065 juta kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan naik 2,15 persen menjadi 18,99 miliar saham dari 18,59 miliar saham dari penutupan pekan lalu.

Selama sepekan, sektor saham basic materials memimpin penguatan. Sektor saham basic materials naik 2,11 persen. Sektor saham energi bertambah 1,4 persen, sektor saham teknologi naik 0,21 persen dan sektor saham properti dan real estate bertambah 0,65 persen. Selain itu, sektor saham consumer non-siklikal menguat 0,13 persen, sektor saham perawatan kesehatan naik 0,15 persen.

Sementara itu, sektor saham consumer siklikal melemah 0,51 persen, sektor saham industri turun 1,99 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,4 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,04 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,45 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, rilis data gross domestic product (GDP) Indonesia kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen YoY. Kedua, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ketiga, pergerakan harga komoditas dunia yang bergerak cenderung menguat setelah memanasnya konflik di Timur Tengah.

“Pada Senin, kami perkirakan masih rawan terkoreksi dengan support di 7.036 dan resistance di 7.135,” ujar dia.

Ia menambahkan, IHSG akan dipengaruhi sentimen perkembangan ekonomi China. Pekan ini, ada rilis neraca dagang dan inflasi. Selain itu, rilis neraca dagang Indonesia dan inflasi Amerika Serikat (AS).

 

2 dari 3 halaman

Kinerja IHSG pada 29 April-3 Mei 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 29 April-3 Mei 2024. IHSG kembali ke posisi 7.100 pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (4/5/2024), IHSG naik 1,4 persen ke posisi 7.134,72 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.036,07. Kapitalisasi pasar meningkat 2,2 persen menjadi Rp 12.012 triliun dari Rp 11.754 triliun pada pekan lalu.

Demikian juga rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan meningkat 0,43 persen menjadi 1,07 juta kali transaksi dari 1,06 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham sebesar 9,78 persen menjadi Rp 14,95 triliun dari Rp 13,62 triliun pada penutupan pekan lalu.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan merosot 3,27 persen menjadi 18,59 miliar saham dari 19,22 miliar saham dari penutupan pekan lalu.

Di sisi lain, investor asing menjual saham Rp 859,52 miliar pada Jumat, 3 Mei 2024. Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 3,13 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 4,49 triliun.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham menguat. Sektor saham perawatan kesehatan catat penguatan terbesar yang mencapai 7,27 persen. Selanjutnya sektor saham energi naik 2,87 persen, sektor saham basic materials bertambah 1,31 persen, sektor saham industri menguat 1,73 persen.

Selain itu, sektor saham konsumer non siklikal mendaki 1 persen, dan sektor saham properti menguat 0,31 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi melejit 2,51 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 1,37 persen. Di sisi lain, sektor saham konsumer siklikal turun 0,40 persen, sektor saham keuangan merosot 0,79 persen, dan sektor saham transportasi dan logistic terpangkas 1,05 persen.

 

 

3 dari 3 halaman

Kinerja IHSG pada 8 Mei 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/5/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan investor asing menjual saham hingga Rp 1 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,49 persen ke posisi 7.088,79. Indeks LQ45 susut 0,51 persen ke posisi 893,42. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Jelang libur panjang, IHSG berada di level tertinggi 7.164,30 dan terendah 7.071,34. Sebanyak 367 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.178.981 kali dengan volume perdagangan 21,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.025. Investor asing menjual saham Rp 1,1 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 1,49 triliun.

Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham eneri naik 0,11 persen. Sementara itu, sektor saham properti terpangkas 1,8 persen dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic susut 0,07 persen, sektor saham industri turun 0,02 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,22 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,49 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,46 persen, dan sektor saham keuangan tergelincir 0,93 persen.

Selanjutnya sektor saham teknologi melemah 0,60 persen, sektor saham infrastruktur terbenam 0,30 persen dan sektor saham transportasi terperosok 0,81 persen.

Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia melemah. "Pasar tampaknya berfokus terhadap pernyataan pejabat the Federal Reserve (the Fed) Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan jalur suku bunga acuannya dan juga konflik di Timur Tengah yang kian memanas,” demikian dikutip dari Antara.

 

 

Video Terkini