Liputan6.com, Jakarta Bank-bank besar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Bank-bank besar tersebut antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Dari sisi laba, BCA mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni 11,7 persen yoy menjadi Rp 12,9 triliun pada kuartal I 2024. Pertumbuhan laba BCA jauh meninggalkan bank-bank besar lainnya yang tumbuh di kisaran 1-2 persen pada periode yang sama.
Baca Juga
BRI membukukan laba Rp 15,98 triliun atau naik 2,45 persen. Disusul BNI dengan kenaikan laba 2 persen menjadi Rp 5,33 triliun. Sementara pertumbuhan laba Bank Mandiri paling tipis yakni 1,13 persen menjadi Rp 12,7 triliun pada kuartal I 2024.
Advertisement
Penyaluran Kredit
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan paling tinggi yakni 19,1 persen atau mencapai Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2023. Disusul BCA dengan pertumbuhan 17,1 triliun mencapai Rp 835,7 triliun pada periode yang sama.
Kredit BRI tumbuh 10,89 persen mencapai Rp 1.308,65 triliun pada kuartal I 2024. Sementar ayang lain tumbuh double digit, kredit BNI tumbuh single digit atau sebesar 9,6 persen mencapai Rp 695,16 triliun pada periode yang sama.
Â
Â
Himpun Dana
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 13 persen menjadi Rp 1.572 triliun di akhir kuartal I 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh tabungan yang naik 10,6 persen YoY menjadi Rp 607 triliun secara konsolidasi.
Selanjutnya, BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara yoy.
DPK BCA naik 7,9 persen menyentuh Rp 1.121 triliun per Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh sekitar 7,3 persen mencapai Rp 904,5 triliun.
Terakhir, DPK BNI pada kuartal I 2024 mencapai Rp 780,23 triliun atau tumbuh 4,9 persen. Kontribusi dana murah masih mendominasi sebesar Rp 543,50 triliun atau 69,66 persen dari total DPK.
Advertisement