Sukses

Elon Musk Ajak Warren Buffett Beli Saham Tesla, Mungkinkah?

Bos Tesla, Elon Musk menilai Warren Buffett harusnya membeli saham Tesla. Pernyataan itu menanggapi cuitan di platform X yang menyarankan Berkshire Hathaway harus menjual seluruh sahamnya di Apple senilai USD 135 miliar, dan sebagai gantinya membeli Tesla.

Liputan6.com, Jakarta Bos Tesla, Elon Musk menilai Warren Buffett harusnya membeli saham Tesla. Pernyataan itu menanggapi cuitan di platform X yang menyarankan Berkshire Hathaway harus menjual seluruh sahamnya di Apple senilai USD 135 miliar, dan sebagai gantinya membeli Tesla.

"Dia (Buffett) harus mengambil posisi di Tesla. Ini adalah langkah yang jelas," cuit Musk, dikutip dari Business Insider, Minggu (12/5/2024).

Komentar tersebut muncul sehari setelah rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway. Di mana perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka memang memangkas sebagian kepemilikannya di Apple sekitar 10%.

Namun impian Musk agar Berkshire Hathaway memberi Tesla persetujuan dan membeli sahamnya mungkin tidak akan pernah terwujud. Pasalnya, pandangan yang dibuat oleh Buffett dan mendiang Charlie Munger sebelumnya tidak memberikan kesan positif terhadap industri otomotif yang ultra-kompetitif.

Namun informasi saja, Buffett dan Munger sudah tidak asing lagi dalam investasinya pada produsen kendaraan listrik. Sebab Berkshire Hathaway mengakuisisi 10% saham BYD pada tahun 2008, jadi apa pun bisa terjadi. Meski investasi BYD mereka sukses, Buffett dan Munger mengatakan pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway tahun 2023 bahwa berinvestasi di industri otomotif terlalu sulit.

"Charlie dan saya sudah lama merasa bahwa industri otomotif terlalu sulit. Ini hanyalah sebuah bisnis yang memiliki banyak pesaing di seluruh dunia. Mereka tidak akan menyerah. Dan sepertinya selalu ada pemenang dalam bisnis apa pun." waktu, tapi itu tidak memberi Anda tempat permanen," kata Buffett saat itu.

"Saya rasa saya tahu di mana Apple akan berada dalam lima atau sepuluh tahun ke depan... Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan perusahaan mobil dalam lima atau sepuluh tahun ke depan," tambah Buffett.

Sentimen tersebut didukung oleh Munger, yang mengatakan bahwa meskipun kendaraan listrik mengalami pertumbuhan yang pesat, kendaraan listrik juga memiliki biaya modal dan risiko yang besar.

“Hal ini menimbulkan biaya modal dan risiko yang sangat besar, dan saya tidak menyukai biaya modal yang besar dan risiko yang besar,” kata Munger.

2 dari 3 halaman

CEO Tesla Elon Musk Kunjungi China, Ada Apa?

Miliarder sekaligus CEO Tesla Elon Musk mengunjungi Beijing, China. Elon musk dikabarkan membahas pengaktifan mode pengemudi otonom pada mobil Tesla di China.

Mengutip BBC, Senin (29/4/2024), Elon Musk ingin aktifkan Full Self Driving (FSD) di China dan mentransder data yang dikumpulkan di negara itu ke luar negeri untuk melatih algoritmanya. FSD tersedia di negara-negara termasuk Amerika Serikat tetapi tidak di China.

Kabar ini muncul setelah laporan AS mengaitkan mode mengemudi otonom Tesla dengan setidaknya 13 kecelakaan yang melibatkan satu kematian.

Seperti dikutip dari media pemerintah, saat pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang, Elon Musk menuturkan bersedia bekerja sama secara mendalam dengan China untuk mencapai hasil yang menguntungkan. Li menuturkan, pasar China akan selalu terbuka untuk perusahaan asing.

Adapun China adalah pasar Tesla terbesar kedua. Produsen mobil lain seperti Xpeng yang berkantor pusat di Guangzhou telah bersaing dengan Tesla dengan meluncurkan fungsi self-driving serupa di mobilnya. Elon Musk menggambarkan produsen mobil China sebagai “perusahaan mobil paling kompetitif di dunia”.

Sebelumnya Tesla telah mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan pihak berwenang China tentang peluncuran FSD di negara tersebut, termasuk mendirikan pusat data di Shanghai untuk memproses data tentang konsumen China sesuai dengan aturan setempat.

Perjalanan Elon Musk itu dilakukan beberapa hari setelah Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS atau the US’S National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) sedang selidiki apakah penarikan tersebut berhasil atasi masalah keselamatan terkait sistem bantuan pengemudi Tesla.

NHTSA mengatakan meski ada syarat agar pengemudi tetap fokus pada jalan dan bersiap mengambil kendali saat pengemudi otonom diaktifkan, pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan itu tidak cukup terlibat. Analisis regulator dilakukan sebelum pebarikan kembali yang dikatkan Tesla akan perbaiki masalah itu.

3 dari 3 halaman

Kritik terhadap Elon Musk

Perangkat lunak Tesla seharusnya memastikan pengemudi memperhatikan dan fitur itu hanya digunakan dalam kondisi yang sesuai seperti mengemudi di jalan raya.Musk telah berjanji Tesla akan sebagai robotaksi otonom ke depan. Pada 2015, ia mengatakan, Tesla akan capai otonomi penuh pada 2018. Pada 2019, ia menuturkan, perusahaan akan operasikan robotaxis pada tahun berikutnya.

Pada April 2024, ia menuturkan akan ungkap robotaxi pada Agustus 2024.

Kritikus menuduh Musk terus-menerus meningkatkan prospek kendaraan otonom penuh untuk menopang harga saham perusahaan, yang terpuruk akibat tantangan termasuk menurunnya permintaan kendaraan listrik di seluruh dunia dan persaingan dari pabrikan China yang lebih murah. Musk membantah tuduhan tersebut.

Tesla telah pangkas harga mobilnya di China dan pasar lain untuk meningkatkan permintaan.

“Harga Tesla harus sering berubah untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan,” kata Musk baru-baru ini di X, platform mikroblog yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter yang dimiliki oleh miliarder tersebut.

Tesla baru-baru ini melaporkan penurunan penjualan otomotif sebesar 13% menjadi USD 17,3 miliar (£13,7 miliar) selama tiga bulan pertama 2024.

Penjualan keseluruhan Tesla turun 9% sementara keuntungannya turun tajam menjadi USD1,13 miliar dibandingkan USD 2,51 miliar pada periode sama tahun lalu. Pada 2024, harga saham Tesla telah anjlok hingga 32%.