Liputan6.com, Jakarta Emiten batu bara, PT Samindo Resources Tbk (MYOH), membukukan laba bersih sebesar USD 596,73 ribu atau sekitar Rp 9,6 miliar (kurs 16.111 per USD) pada kuartal pertama 2024. Laba ini turun 86 persen dibandingkan periode sama tahun lalu senilai USD 4,43 juta.
Melansir laporan keuangan perseroan pada keterbukaan informasi BEI, Selasa (14/5/2024), pendapatan perseroan naik 33 persen menjadi USD 39,64 juta dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 29,70 juta.Â
Baca Juga
Pendapatan perseroan ditopang dari jasa pemindahan tanah dan pengambilan batu bara sebesar USD 20,72 juta, jasa pengangkutan sebesar USD 9,31 juta, penyewaan kendaraan dan lainnya sebesar USD 9,22 juta, serta jasa pengeboran dan eksplorasi sebesar USD 390.202.
Advertisement
Adapun Biaya pokok pendapatan USD 33,36 juta. Angka ini naik dari periode sama tahun lalu sebesar USD 26,19 juta. Kemudian, laba kotor perseroan tercatat USD6,27 juta, meningkat 79 persen dari periode sama tahun lalu USD 3,50 juta.Â
Selain itu, jumlah ekuitas tercatat perseroan sebesar USD 163,98 juta pada kuartal 1 2024 turun dibandingkan dengan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar USD 167,20 juta. Sementara itu jumlah aset tercatat sebesar USD 223,45 juta.
Kemudian untuk liabilitas perseroan tercatat sebesar USD 59,46 juta pada kuartal 1 2024. Liabilitas jangka panjang sebesar USD 19,16 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar USD 40,30 juta.Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Â
Â
Pendapatan Naik, Laba Petrosea Malah Amblas 94,49% di Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan kinerja kuartal i 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Namun seiring dengan beban usaha yang ikut membengkak, memangkas laba perseroan pada kuartal I 2024.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (27/4/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 156,25 juta atau sekitar Rp 2,54 triliun (kurs Rp 16.225,60 per USD) pada kuartal I 2024. Pendapatan itu naik 21,88 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 128,2 juta.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban usaha langsung pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 140,96 juta dibanding USD 111,5 juta pada kuartal I 2023. Alhasil, laba kotor perseroan susut menjadi USD 15,3 juta dibanding USD 16,72 juta pada kuartal I 2023.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban penjualan dan administrasi USD 10,76 juta atau naik dari USD 10,87 juta pada kuartal I 2024. Beban bunga dan keuangan pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 5,86 juta dari USD 2,48 juta pada kuartal I 2023. Penghasilan bunga naik menjadi USD 221 ribu dari sebelumnya USD 201 ribu. Beban pajak final naik menjadi USD 1,26 juta dari USD 401 ribu. Selanjutnya, keuntungan lain-lain pada kuartal I 2024 naik menjadi USD 3,25 juta dibanding USD 199 ribu ada kuartal I 2023.
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 163 ribu atau sekitar Rp 2,64 miliar. Laba ini turun signifikan sebesar 94,49 persen dibandingkan laba pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar USD 2,96 juta.
Aset sampai dengan 31 Maret 2024 tercatat sebesar USD 710,62 juta, turun dari USD 727,95 juta pada Desember tahun lalu. Liabilitas ikut turun menjadi USD 476,12 juta pada Maret 2024 dibanding USD 492,32 juta pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Maret 2024 turun tipis menjadi USD 234,5 juta dari USD 235,63 juta pada akhir tahun lalu.
Advertisement
Intip Kinerja Saham Milik Crazy Rich Indonesia Prajogo Pangestu Vs Low Tuck Kwong
Prajogo Pangestu kembali menduduki posisi puncak orang terkaya di Indonesia. Melansir data real time billionaire Forbes per 13 Maret 2024, kekayaan Prajogo Pangestu ditaksir mencapai USD 43,3 miliar atau sekitar Rp 674,35 triliun (kurs Rp 15.574,00 per USD).
Prajogo merupakan putra seorang pedagang karet. Dia memulai bisnis perkayuan pada akhir tahun 1970an. Perusahaannya, Barito Pacific Timber, go public pada 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri Tbk (TPIA). Pada 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara ini.
Setelah perusahaan pertambangan batu baranya Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) go public pada Maret 2023, Prajogo mencatatkan saham perusahaan energi terbarukan, Barito Renewables Energy Tbk (BREN), enam bulan kemudian pada Oktober 2023.
Belum lama ini, Prajogo pangestu resmi jadi pengendali PT Petrosea Tbk (PTRO). Hal itu menyusul aksi pengambilalihan 342.925.700 lembar atau setara 34 persen saham PTRO yang dimiliki Caraka Reksa Optima (CRO) oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melalui anak usahanya, Kreasi Jasa Persada (KJP). Informasi saja, CRO merupakan perusahaan milik konglomerat Robert Nitiyudo Wachjo.
Hingga perdagangan sesi I hari ini, TPIA naik 3,59 persen ke posisi 5.775. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham TPIA naik 10,00 persen. Lalu saham CUAN turun 1,90 persen ke posisi 6.450. Saham CUAN susut 51,96 persen YTD.
Saham BREN turun 1,11 persen ke posisi 6.050. Harga saham BREN ini telah naik 675,64 persen sejak tercatat pada Oktober 2023. Sementara PTRO turun 1,67 persen ke posisi 4.710. Saham PTRO turun 10,29 persen YTD.
Â