Sukses

Antam Bakal Tebar Dividen Rp 128,07 per Saham, Catat Jadwal Pembagiannya

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan membagikan dividen sebesar 100 persen dari laba bersih 2024. Berikut jadwal pembagiannya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 3,077 triliun. Hal itu telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 8 Mei 2024.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (14/5/2024), pembagian dividen Antam tersebut setara Rp 128,0712 per saham.

Adapun data keuangan per 31 Desember 2023 menjadi pertimbangan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk membagikan dividen antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 3,077 triliun. Lalu saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 13,90 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 31,16 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen Antam untuk tahun buku 2023:

  • Tanggal efektif pada 8 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 22 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 27 Mei 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 22 Mei 2024 pukul 16.00
  • Tanggal pembayaran dividen pada 7 Juni 2024

Pada penutupan perdagangan Senin, 13 Mei 2023, harga saham ANTM melemah 0,65 persen ke posisi Rp 1.525 per saham. Harga saham ANTM berada di level tertinggi Rp 1.550 dan terendah Rp 1.515 per saham. Kapitalisasi pasar saham PT Aneka Tambang Tbk mencapai Rp 36,65 triliun. Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 55,85 miliar dan total frekuensi perdagangan 11.518 kali dengan volume 36,49 juta saham.

2 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mengumumkan kinerja kuartal I 2024 yang berakhir pada 31 Maret 2024. Pada periode tersebut, kinerja perseroan mengalami penurunan baik dari sisi penjualan maupun laba dibandingkan kuartal I tahun lalu.

Melansir laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/5/2024), perseroan membukukan penjualan Rp 8,62 triliun pada kuartal I 2024. Penjualan itu turun 25,64 persen dibandingkan penjualan kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 11,59 triliun.

Beban pokok penjualan Antam ikut turun menjadi Rp 8,37 triliun pada kuartal I 2024 dibanding Rp 2,85 triliun pada kuartal I 2023. Sehingga, perseroan membukukan laba kotor Rp 250,75 miliar pada kuartal I 2024. Laba kotor ini turun signifikan dibandingkan laba kotor kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,85 triliun.

Pada kuartal I 2024, perseroan membukukan beban usaha Rp 741,94 miliar atau turun dibanding beban usaha pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 938,48 miliar. Bersamaan dengan itu, penghasilan lain-lain naik menjadi Rp 576,98 milia pada kuartal I 2024 dibanding Rp 208,2 miliar pada kuartal I 2023.

Setelah memperhitungkan manfaat pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 294,6 miliar. Laba ini turun 81,82 persen dibandingkan laba kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,62 triliun. Sehingga laba per saham turun menjadi Rp 9,92 dari sebelumnya Rp 69,21.

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2024 turun menjadi Rp 41,21 triliun dibanding Rp 42,85 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2024 turun menjadi Rp 9,78 triliun dari Rp 11,69 triliun pada Desember 2023. Sementara ekuitas pada akhir Maret 2024 naik menjadi Rp 31,43 triliun dari Rp 31,17 triliun pada Desember 2023.

 

 

3 dari 4 halaman

Antam Kejar Penyelesaian Proyek Strategis Hilirisasi Mineral

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam tengah menggenjot penyelesaian sederet proyek strategis hilirisasi di Indonesia. Mulai dari pembangunan smelter alumina, pabrik feronikel, hingga transaksi kerja sama baterai kendaraan listrik.

Secara rinci, proyek Antam itu terbagi di antaranya; proyek Kerjasama Inalum & Antam membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim, dan penyelesaian rangkaian transaksi kerja sama untuk Project EV Battery.

"Secara berkelanjutan, Antam melakukan pengembangan usaha melalui hilirisasi produk hasil tambang dalam rangka meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan," kata Direktur Pengembangan Usaha Aneka Tambang, I Dewa Wirantaya dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2024).

Sebagaimana diketahui, proyek SGAR fase 1 Mempawah Kalimantan Barat ditargetkan selesai pada tahun ini dan mulai beroperasi penuh pada awal tahun 2025. Proyek strategis nasional ini akan melengkapi upaya hilirisasi bijih bauksit menjadi aluminium di dalam negeri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjunganya ke SGAR Mempawah pada Maret lalu menegaskan proyek ini untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pasalnya, selama ini separuh kebutuhan alumina dipenuhi dari impor.

Saat beroperasi penuh nantinya, pabrik pemurnian fase 1 yang dikembangkan bersama PT Inalum ini dapat memproduksi sedikitnya 1 juta ton alumina per tahun dengan serapan 3,3 juta ton bijih bauksit.

“Nantinya proyek ini akan mendukung rantai industri komoditas bauksit di Indonesia,” kata dia.

Sementara, pada Proyek Pabrik Feronikel Haltim (P3FH), ANTAM telah melakukan proses tapping metal perdana Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) yang dilaksanakan pada tanggal 12 September 2023. Proses tapping metal perdana ini merupakan tahapan ketiga dari rangkaian commissioning Pabrik Feronikel Haltim, sekaligus kelanjutan dari tahapan switch-on Electric Smelting Furnace (ESF) yang telah diselenggarakan pada tanggal 19 Juli 2023.

 

4 dari 4 halaman

Tingkatkan Produksi Antam

Pabrik Feronikel Haltim yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 Ton Nikel dalam Feronikel (TNi) per tahun.

Setelah beroperasi secara penuh, Pabrik Feronikel Haltim akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000 TNi per tahun, sehingga Antam akan mencatatkan portofolio kapasitas produksi feronikel terpasang sebesar 40.500 TNi per tahun.

"Antam juga senantiasa mencari alternatif pengembangan komoditas nikel lainnya seiring dengan koreksi harga komoditas feronikel, guna meningkatkan daya saing usaha," ucapnya.

Proyek EV Battery

Sementara itu, untuk proyek baterai kendaraan listrik atau EV Battery, ada penyelesaian rangkaian transaksi kerja sama antara dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL).

Transaksi tersebut akan menjadi landasan penting bagi pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia. Per akhir Desember 2023, Antam berhasil menyelesaikan serangkaian transaksi terkait hilirisasi mineral nikel terintegrasi di Indonesia dengan CBL melalui anak perusahaannya HongKong CBL Limited (HKCBL).

"Keterlibatan ANTAM dalam proyek ini juga merupakan salah satu bentuk pengembangan bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral nikel," paparnya.

Video Terkini