Sukses

Indocement Tebar Dividen Rp 90 per Saham, Catat Jadwalnya

Pembagian dividen Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)  akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 308,79 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (16/5/2024), dividen yang dibagikan Perseroan setara Rp 90 per saham. Pembagian dividen telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 Mei 2024.

Adapun Perseroan membagikan dividen 2023 dengan mempertimbangan data keuangan per 31 Desember 2023. Perseroan mencatat laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,95 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 18,77 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 20,96 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen Indocement Tunggal Prakarsa untuk tahun buku 2023:

  • Tanggal efektif pada 14 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 27 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 28 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 29 Mei 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 28 Mei 2024
  • Tanggal pembayaran dividen pada 14 Juni 2024

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 15 Mei 2024, harga saham INTP stagnan di posisi Rp 6.625 per saham. Nilai transaksi Rp 44,69 miliar dan volume perdagangan 6,81 juta saham. Total frekuensi perdagangan 3.699 kali.

2 dari 4 halaman

Kinerja 2023

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/3/2024), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih pendapatan Rp 17,94 triliun pada 2023. Pendapatan perseroan tumbuh 9,93 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,32 triliun.

Beban pokok pendapatan bertambah 8,2 persen dari Rp 11,18 triliun pada 2022 menjadi Rp 12,10 triliun. Meski demikian, perseroan mencatat laba bruto naik 13,6 persen menjadi Rp 5,84 triliun pada 2023. Pada 2022, perseroan meraih laba bruto Rp 5,14 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan beban usaha dari Rp 3,33 triliun pada 2022 menjadi Rp 3,62 triliun pada 2023. Perseroan meraih pendapatan keuangan naik menjadi Rp 181,56 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 104,41 miliar. Perseroan juga mencatat laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 31,35 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 22,84 miliar.

Perseroan meraih laba sebelum beban pajak penghasilan naik 4,67 persen menjadi Rp 2,39 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,28 triliun.

 

 

3 dari 4 halaman

Aset Perseroan

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 5,8 persen menjadi Rp 1,95 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,84 triliun.  Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi Rp 568,41 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 529,44.

Perseroan mencatat ekuitas Rp 20,96 triliun pada 2023. Ekuitas naik 7,16 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,56 triliun. Liabilitas naik 41,3 persen menjadi Rp 8,68 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 6,13 triliun. Perseroan menjelaskan kenaikan liabilitas setara Rp 2,54 triliun berasal dari transaksi kombinasi binis yang dilakukan perseroan pada 2023.

Pada Desember 2023, entitas anak yang baru diakuisisi tersebut memperoleh pinjaman jangka pendek tanpa jaminan sebesar Rp 2 triliun dari Bank Standard Chartered. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Desember 2024.

Adapun aset perseroan naik 15,34 persen menjadi Rp 29,64 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 25,7 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,18 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,52 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 Maret 2024, harga saham INTP naik 0,29 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Saham INTP dibuka naik 175 poin menjadi Rp 8.750 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 8.825 dan terendah Rp 8.575. Total frekuensi perdagangan 2.247 kali dengan volume perdagangan 40.478 saham. Nilai transaksi Rp 35,1 miliar.

4 dari 4 halaman

Heidelberg Materials AG Kini Jadi Pemegang Saham Pengendali Indocement

Sebelumnya, Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan pemegang saham perseroan Birchwood telah menjual saham INTP kepada Heidelberg Materials AG. Namun, perseroan menyatakan tidak perubahan pengendali pada perseroan.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk  menyampaikan informasi yang diterimanya dari Birchwood dan Heidelberg Materials AG melalui surat 7 November 2023, kalau telah terjadi transaksi jual beli saham antara Birchwood dan Heildelberg Materials AG.

Birchwood menjual seluruh saham perseroan yang dimilikinya kepada Heidelberg Materials AG. Heilderg Materials AG merupakan pemegang saham pengendali tidak langsung perseroan mengingat Heidelberg Materials AG memiliki seluruh kepemilikan saham Birchwood.

Transaksi antara Birchwood dan Heidelberg Materials AG merupakan transaksi antara orang dalam yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 78/POJK.04/2017 tentang transaksi efek yang tidak dilarang bagi orang dalam.

“Transaksi ini dilakukan untuk tujuan restrukturisasi grup Heildelberg Materials AG,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dani Handajani.

Dengan transaksi tersebut, Heildelberg Materials AG menjadi pihak pengendali baru. Namun, Indocement memastikan tidak ada perubahan pada pengendali di perseroan karena Heildelberg Materials AG adalah pemilik 100 persen saham di Birchwood.

Dengan demikian, efektif sejak 7 November 2023, Heildelberg Materials AS adalah pemegang saham pengendali dan pemegang saham mayoritas perseroan dengan kepemilikan saham langsung 1.877.480.863 saham. Jumlah itu setara 51 persen dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan perseroan.

“Transaksi tersebut hanya mengakibatkan perubahan kepemilikan Heidelberg Materials AG dalam perseroan yang semula tidak langsung menjadi kepemilikan langsung,” tulis Dani.

 

 

Video Terkini