Sukses

Sektor Saham Keuangan dan Bahan Baku Topang IHSG pada 13-17 Mei 2024

Sejumlah sentimen global seperti data inflasi Amerika Serikat pada April 2024 dan neraca perdagangan bayangi IHSG sepekan tepatnya 13-17 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3,22 persen pada 13-17 Mei 2024 ke posisi 7.317. Penguatan IHSG didorong sektor saham basic materials atau bahan baku dan keuangan selama sepekan.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk,ditulis Minggu (19/5/2024),  sektor saham bahan baku dan keuangan masing-masing berkontribusi 6,55 persen dan 2,8 persen.

Pada pekan ini, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian. Inflasi AS naik 0,3 persen pada April2024, tetlah lebih rendah dari bulan sebelumnya dan perkiraan 0,4 persen. Secara tahunan, inflasi tercatat 3,4 persen hingga April 2024 dari Maret 2024 sebesar 3,5 persen.

Seiring rilis data inflasi tersebut mendorong optimisme pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan terjadi pada 2024.

Di sisi lain, wilayah Eropa menunjukkan data yang beragam. Inggris mencatat tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen dari Januari-Maret 2024, meningkat dari periode yang berakhir Desember 2023 sebesar 4,2 persen. Tingkat pengangguran tersebut termasuk tertinggi sejak Mei-Juli 2023.

Sementara itu, Jerman mencatat kenaikan sentimen ekonomi menjadi 47,1 pada Mei 2024, tertinggi sejak Februari 2022.  Data the ZEW Indicator of Economic Sentiment for Germany naik dari posisi April sebesar 42,9 dan mengalahkan perkiraan 46. Kenaikan sentimen ekonomi itu didorong sinyal pemulihan ekonomi Jerman dan data ekonomi kuartal I yang lebih kuat dari perkiraan.

Di sisi lain, China juga menunjukkan kenaikan produktivitas industri. Produksi industri China naik 6,7 persen pada April 2024 di atas perkiraan 5,5 persen.

Dari Indonesia menunjukkan surplus neraca perdagangan turun menjadi USD 3,56 miliar pada April 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,94 miliar. Namun, surplus itu lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar USD 3,3 miliar.

Adapun rilis data ekonomi AS seperti inflasi menjadi perhatian pekan ini. Seiring data inflasi AS pada April dinilai sedikit menggeser harapan jumlah penurunan suku bunga pada 2024. Hal ini seiring penurunan suku bunga pertama dalam tingkat inflasi bulanan dalam enam bulan.

 

2 dari 4 halaman

Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed

Berdasarkan data Bloomberg, pasar prediksi penurunan suku bunga sekitar 45 basis poin pada akhir tahun.

"Namun, penting untuk diingat  the Fed selalu melakukan hal tersebut menekankan pada mendapatkan kepercayaan diri untuk melihat keberlanjutan menurunkan tingkat inflasi sebelum menurunkan suku bunga, jika makro ekonomi tetap stabil,  demikian dikutip.

Selain itu, peningkatan baru-baru ini dalam data inflasi juga belum mencapai target the Fed. “Karena itu, pasar akan terus mencermati masa depan data makro ekonomi sebelum September. Di mana pasar mengharapkan penurunan suku bunga,’

Adapun untuk melihat tingkat inflasi rendah, pasar ingin tingkat inflasi bulanan 0 persen, apalagi consumer price index (CPI) tahun lalu mencapai titik terendah pada Juni, sehingga terjadi kenaikan inflasi setiap bulan, dan inflasi Juni dapat menjadi penghambat skenario penurunan suku bunga.

"Secara keseluruhan, kami yakin suku bunga akan turun sekali pada tahun ini, tetapi the Fed mungkin akan melakukan beberapa hal pelonggaran memakai neracanya,”

Selain itu, Ashmore juga melihat ketegangan geopolitik masih menjadi gangguan di pasar. Ashmore merekomendasikan untuk diversifikasi portofolio investasi reksa dana di saham dan pendapatan tetap.

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 13-17 Mei 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan pada 13-17 Mei 2024. Sentimen global terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan rupiah yang menguat terhadap dolar AS menjadi penopang IHSG.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (18/5/2024), IHSG melonjak 3,22 persen ke posisi 7.317,23 dari pekan lalu 7.088,79.

Kapitalisasi pasar melambung 4,24 persen menjadi Rp 12.420 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 11.915 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan menguat 0,76 persen menjadi 1,11 juta kali transaksi dari 1,10 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Sementara itu, peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham sebesar 13,79 persen menjadi Rp 13,48 triliun dari penutupan pekan lalu di posisi Rp 11,85 triliun.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian merosot 1,34 persen menjadi 18,74 miliar saham dari 18,99 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

 

 

4 dari 4 halaman

Prediksi IHSG Pekan Depan

Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 869,15 miliar pada Jumat, 17 Mei 2024.  Namun, selama sepekan, investor asing jual saham Rp 1,53 triliun. Pada 2024, investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp 41,98 miliar.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat selama sepekan didorong sejumlah faktor. Pertama, inflasi Amerika Serikat (AS) pada April 2024 melandai di posisi 3,4 persen YoY. Kedua, meningkatnya kembali harapan potensi pemangkasan suku bunga pada September 2024 meski inflasi masih jauh dari 2 persen sebagai target the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).

“Kemudian dengan ada penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat turut menjadi andil dalam pergerakan IHSG,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.

Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih berpeluang menguat meski cenderung terbatas dengan level support 7.231 dan level resistance 7.364.

“Kami perkirakan IHSG akan dipengaruhi pergerakan harga komoditas, nilai tukar rupiah dan investor masih akan memantau lanjutan dari kebijakan the Fed,” kata dia.