Sukses

Trimegah Bangun Persada Bakal Buyback Saham, Nilainya Segini

PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan minta persetujuan pemegang saham untuk buyback pada RUPST Perseroan, 27 Juni 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham maksimal Rp 400 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (22/5/2024), PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan buyback saham seiring harga saham Perseroan saat ini belum mencerminkan nilai Perseroan yang sesungguhnya, meski Perseroan telah menunjukkan kinerja cukup baik.

“Berdasarkan alasan tersebut, Perseroan dapat memiliki fleksibilitas dan mekanisme untuk menjaga stabilitas harga pasar saham Perseroan,” demikian dikutip dari keterbukaan BEI.

Adapun harga buyback saham akan mengacu pada pasal 11 dan pasal 12 POJK Nomor 29/2023. Buyback saham akan dilakukan baik melalui bursa maupun di luar bursa. Perseroan telah menunjuk PT Harita Kencana Sekuritas sebagai anggota BEI untuk buyback saham.

Perseroan akan memakai dana internal untuk buyback saham Perseroan dan tidak akan mempengaruhi kemampuan keuangan Perseroan secara signifikan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan buyback saham paling lama 12 bulan setelah diperolehnya persetujuan atas pembelian kembali saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Juni 2024.

Perseroan menyatakan pelaksanaan buyback saham tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Perseroan dikarenakan Perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup baik untuk menjalankan kegiatan usaha Perseroan.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 21 Mei 2024, harga saham NCKL naik 0,49 persen ke posisi Rp 1.035 per saham. Harga saham NCKL dibuka stagnan Rp 1.030 per saham. Harga saham NCKL berada di level tertinggi Rp 1.040 dan terendah Rp 990 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.269 kali dengan volume perdagangan 634.504 saham. Nilai transaksi Rp 64,3 miliar.

2 dari 4 halaman

Kinerja 2023

Sebelumnya, PT  Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau disebut Harita Nickel mencatat kinerja keuangan positif pada 2023. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2023 yang didukung kenaikan produksi dan efisiensi operasional.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/4/2024), PT Trimegah Bangun Persada Tbk meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 23,85 triliun pada 2023. Pendapatan tumbuh 149,3 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 9,56 triliun.

Pertumbuhan pendapatan mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 5,61 triliun pada 2023. Laba tersebut tumbuh 20,4 persen dari 2022 sebesar Rp 4,66 triliun. Perseroan membukukan total laba Rp 7,06 triliun sepanjang 2023, naik 54,02 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 4,58 triliun.

Perseroan mencatat beban pokok penjualan senilai Rp 8,27 triliun pada 2023. Beban pokok penjualan bertambah 218,4 persen dari 2022 sebesar Rp 4,89 triliun. Meski demikian, Perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp 8,27 triliun, naik 77 persen dari 2022 sebesar Rp 4,67 triliun.

Selain itu, beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,44 triliun pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 889,91 miliar. Laba usaha tercatat 76,3 persen menjadi Rp 7,023 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 3,98 triliun.Seiring kinerja tersebut, Harita Nickel membukukan laba per saham dasar sebesar Rp 92,39 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 84,70.

Total ekuitas tercatat Rp 28,39 triliun pada 2023. Ekuitas naik 99,5 persen dari 2022 sebesar Rp 14,22 triliun. Liabilitas Perseroan turun 17 persen menjadi Rp 16,89 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,37 triliun.

Aset Perseroan naik 30,87 persen dari Rp 34,60 triliun pada 2022 menjadi Rp 45,28 triliun pada 2023. Perseroan kantongi kas dan bank sebesar Rp 3,93 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 1,27 triliun.

 

 

3 dari 4 halaman

Ditopang Kenaikan Volume Penjualan

Mengutip keterangan resmi Perseroan, pertumbuhan laba pada 2023 mencerminkan pengelolaan operasional yang efektif dan pertumbuhan yang stabil di Tengah pasar fluktuatif. Adapun tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau CAGR untuk laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai 170 persen sejak tahun fiscal 2020.

Perseroan juga menyebutkan pertumbuhan pendapatan dan laba kotor didorong kenaikan volume penjualan yang lebih tinggi dari bisnis pemrosesan bijih nikel.

Ini termasuk smelter baru PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), yang merupakan fasilitas peleburan saprolit (bijih nikel kadar tinggi) berbasis pirometalurgi (RKEF) yang menghasilkan feronikel, dan lini produksi tambahan dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL), fasilitas pemurnian limonit (bijih nikel kadar rendah) berbasis hidrometalurgi (HPAL) untuk menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik.

Dari lini bisnis pertambangan, Harita Nickel mencatat kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 98%, atau mencapai 15,38 juta wmt (wet metric ton) dibanding 7,77 juta wmt pada tahun 2022, yang terdiri dari saprolit sebanyak 6,30 juta wmt, naik 235% dari 1,88 juta wmt, dan limonit sebanyak 9,08 juta wmt, naik 54% dari 5,89 juta wmt.

4 dari 4 halaman

Bisnis Nikel

Sedangkan dari lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel. Harita Nickel juga membukukan peningkatan produksi feronikel sebesar 300%, dari 25.372 ton pada 2022 menjadi 101.538 ton pada 2023, dan kenaikan produksi MHP (mixed hydroxide precipitate), yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik, sebesar 50%, dari 42.310 ton pada 2022 menjadi 63.654 ton pada 2023.

Hal ini mencerminkan fokus strategis perusahaan untuk memperluas kemampuan produksinya dan memperkuat posisi di pasar.

Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Roy Arman Arfandy menuturkan, di Tengah kondisi pasar yang penuh tantangan sepanjang 2023, Harita Nickel tetap berupaya mempertahankan pertumbuhan.

"Hasil keuangan kami di tahun 2023 mencerminkan upaya bersama tim kami, dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, dalam menghadapi volatilitas pasar dengan strategi yang tangguh dan adaptif, termasuk dengan mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan proses pertambangan dan produksi yang berada di satu lokasi yang terintegrasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan,” ujar dia.