Liputan6.com, Jakarta - Produsen chip Nvidia akan melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I 2024 usai penutupan perdagangan Rabu, 22 Mei 2024 waktu setempat. Laporan keuangan Nvidia menjadi laporan keuangan yang dinantikan investor pada 2024.
Mengutip Yahoo Finance, Rabu (22/5/2024), wall street prediksi Nvidia akan melaporkan pendapatan dan laba masing-masing naik lebih dari 200 persen dan 400 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Hal ini seiring Perseroan alami lonjakan permintaan chip-nya di tengah booming kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Analis prediksi laba per saham yang disesuaikan menjadi USD 5,65 per saham dan pendapatan senilai USD 24,69 miliar, berdasarkan data Bloomberg. Perseroan melaporkan laba per saham yang disesuaikan sebesar USD 1,09 dan pendapatan USD 7,19 miliar pada kuartal sama tahun lalu.
Advertisement
Saham Nvidia telah naik lebih dari 200 persen. Saham Nvidia melonjak hampir 700 persen sejak pasar saham terendah pada Oktober 2022. Saham ditutup ke rekor tertinggi pada Selasa, 21 Mei 2024. Harga saham Nvidia melambung 0,64 persen ke posisi USD 953,86.
Pada pra pembukaan perdagangan Rabu, 22 Mei 2024 waktu setempat, harga saham Nvidia menguat 0,43 persen ke posisi USD 957,98.
Adapun sebagian besar pendapatan Nvidia akan berasal dari data center yang diperkirakan hasilkan USD 21 miliar, naik dari USD 4,28 miliar pada kuartal I tahun lalu. Divisi permainan yang sebelumnya merupakan segmen terbesarnya diprediksi mencatat pendapatan USD 3,5 miliar, naik dari USD 2,24 miliar pada kuartal sama tahun lalu.
Menjelang pengumuman laporan keuangan, Analis Stifel Ruben Roy menaikkan target harga saham menjadi USD 1.085 dari posisi USD 910.Ia antisipasi Nvidia akan sekali lagi melampaui harapan pada laba dan pendapatan untuk kuartal berikutnya.
Adapun permintaan chip dari perusahaan yakni Amazon, Google, Meta dan Microsoft dan lainnya telah meningkatkan hasil perusahaan.
Financial Times melaporkan pada Selasa, Amazon telah hentikan sementara beberapa pesanan dari Nvidia sambil menunggu lini Blackwell yang lebih canggih tersedia.
Risalah The Fed hingga Laporan Keuangan Nvidia Jadi Fokus Investor
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street cetak rekor baru pada pekan lalu. Lalu sentimen apa saja yang akan bayangi wall street pekan ini?
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (21/5/2024), tanda-tanda perlambatan inflasi mendorong pasar menjadi lebih optimistis terhadap prospek penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed).
Pada pekan lalu, indeks Nasdaq naik lebih dari 2 persen, indeks S&P 500 menguat lebih dari 1,5 persen. Indeks Dow Jones ditutup di atas 40.000 untuk pertama kali pada Jumat, 17 Mei 2024.
Pada pekan ini, hasil laporan keuangan Nvidia akan dinantikan pelaku pasar dan menjadi katalis utama bagi pasar. Selain itu, investor juga akan cermati laporan keuangan dari Target, Palo Alto Networks, dan Lowe’s.
Selain itu, pekan ini juga relatif tenang untuk data ekonomi. Adapun data ekonomi yang akan keluar antara lain aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, serta pembacaan akhir sentimen konsumen pada Mei. Kemudian risalah pertemuan the Federal Reserve (the Fed) pada Mei rilis pada Rabu sore waktu setempat.
Advertisement
Prediksi Indeks S&P 500
Sementara itu, pembacaan indeks harga konsumen pada April menunjukkan inflasi inti yang tidak termasuk biaya pangan dan gas lebih fluktuatif, naik 3,6 persen dibandingkan tahun lalu, kenaikan tahunan terendah dalam tiga tahun. Hal ini mendorong investor prediksi dua kali penurunan suku bunga pada 2024 untuk pertama kalinya sejak awal April.
Langkah ini membawa pasar semakin sejalan dengan proyeksi the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga sekitar dua hingga tiga kali pada 2024.
BMO Capital Markets Chief Investment Strategist Brian Belski prediksi indeks S&P 500 menyentuh 5.600 pada 2024. Hal ini seiring keselarasan investor dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengenai penurunan suku bunga.
Bagi investor, pertanyaan kuncinya adalah apakah narasi bullish ini akan berlanjut atau apakah pasar akan kembali mengungguli the Fed seperti yang terjadi pada awal 2024 saat investor perkirakan hampir tujuh kali penurunan suku bunga yang didukung oleh data ekonomi yang positif.
Uji coba pertama akan dilakukan pada Rabu seiring rilis risalah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan memberikan gambaran lebih dalam mengenai diskusi antara pejabat.
“Risalah rapat FOMC pada Mei seharusnya terdengar lebih hawkish dibandingkan konferensi pers ketua the Federal Reserve Jerome Powell,” ujar Ekonom Bank of America Michael Gapen dalam catatan kepada kliennya.
Target Indeks S&P 500
"Meski Powell memberi isyarat kalau batasan kenaikan suku bunga sangat tinggi dan tindakan yang diambil adalah respons yang tepat terhadap terhentinya inflasi, anggota komite lainnya lebih khawatir tentang apakah kebijakan itu sudah cukup efektif,” ia menambahkan.
Deutsche Bank Chief Equity Strategist Binky Chadha menaikkan target akhir tahun indeks acuan menjadi 5.500 dari 5.100. Ia menuturkan, pertumbuhan laba yang kuat dan prospek makro ekonomi yang membaik sebagai katalis saham menguat.
“Kami melihat siklus laba mempunyai banyak pengaruh. Meski seluruh pertumbuhan mungkin tidak terwujud tahun ini, kami melihat kepercayaan pasar terhadap pemulihan yang berkelanjutan meningkat pada akhir tahun sehingga mendukung saham,” kata dia.
Advertisement