Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 20-22 Mei 2024. Pergerakan IHSG itu dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (23/5/2024), IHSG merosot 1,3 persen ke posisi 7.222,38 dari pekan lalu di posisi 7.317,23.
Baca Juga
Kapitalisasi pasar saham juga merosot 0,45 persen menjadi Rp 12.363 triliun dari Rp 12.420 triliun pada pekan lalu. Rata-rata transaksi harian saham susut 9,82 persen menjadi Rp 12,16 triliun dari Rp 13,48 triliun pada penutupan pekan lalu.
Advertisement
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian anjlok 17,72 persen menjadi 15,42 miliar saham dari 18,74 miliar saham pada pekan lalu.
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan naik 2,92 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,11 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Investor asing menjual saham Rp 560,54 miliar pada Rabu, 22 Mei 2024. Selain itu, selama sepekan, investor asing melepas saham Rp 1,39 triliun. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 1,43 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, dalam sepekan ini pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, pergerakan harga komoditas global, di mana pergerakan harga minyak dunia dan emas cenderung naik.
Kedua, investor masih mencermati akan kebijakan The Fed ke depannya setelah melandainya inflasi di Amerika Serikat.
"Ketiga, pergerakan nilai tukar Rupiah yang cenderung melemah thd USD serta BI rate yang masih berada di level 6,25%,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk pekan depan, Herditya perkirakan, IHSG masih rawan terkoreksi meskipun terbatas dan berpeluang berbalik menguat dengan level support di 7.136 dan level resistance di 7.269.
"Pekan depan diperkirakan ada rilis data GDP AS, rilis data industri dan manufaktur China dan inflasi Indonesia,” tutur dia.
Pencatatan Saham dan Obligasi
Selain itu, BEI mencatat pekan ini pada periode 20-22 Mei 2024, terdapat pencatatan 3 obligasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Obligasi Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2024, Obligasi USD Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2024, dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2024.
Ketiga obligasi tersebut dicatatkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills pada Selasa, 21 Mei 2024. Obligasi Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai nominal Rp 1,55 triliun.
Kemudian Obligasi USD Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai nominal USD3.900.500, dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2024 dicatatkan senilai Rp200,48 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Kredit Rating Indonesia untuk ketiga obligasi adalah idA+ (Single A Plus) dan idAA- (Double A Minus) dengan PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Advertisement
Pencatatan Obligasi
Total Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 40 emisi dari 28 emiten senilai Rp41,61 Triliun. Total Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 555 emisi dari 130 emiten dengan nilai outstanding sebesar Rp463,33 triliun dan USD50,049 juta.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.983,72 triliun dan USD502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp2,97 triliun.
Penutupan IHSG pada 22 Mei 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Rabu, (22/5/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,51 persen ke posisi 7.222,38. Indeks saham LQ45 bertambah 0,48 persen ke posisi 895,84. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Jelang libur panjang Hari Raya Waisak ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 7.239,86 dan level terendah 7.191,10.
Sebanyak 281 saham melonjak sehingga angkat IHSG. 267 saham melemah dan 230 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 993.293. Total volume perdagangan 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.003.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham basic merosot 0,68 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 1,3 persen. Sementara itu, sektor saham energi melonjak 2,3 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham industri naik 0,13 persen, sektor saham nonsiklikal melesat 1,02 persen, dan sektor saham siklikal bertahan di zona hijau.
Advertisement
Sektor Saham
Kemudian sektor saham kesehatan mendaki 1,06 persen, sektor saham keuangan menguat 0,10 persen, sektor saham properti bertambah 0,10 persen, sektor saham teknologi melesat 1,38 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,20 persen.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, saham KLBF naik 3,65 persen ke posisi Rp 1.560 per saham. Harga saham KLBF dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 1.530 per saham. Harga saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.575 dan terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.307 kali dengan volume perdagangan 559.167 saham. Nilai transaksi Rp 86,6 miliar
Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 0,78 persen ke posisi Rp 2.590 per saham. Saham PTBA dibuka stagnan di posisi Rp 2.570 per saham. Harga saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.600 dan terendah Rp 2.570 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.001 kali dengan volume perdagangan 182.301 saham. Nilai transaksi Rp 47,1 miliar.