Sukses

WIKA Gedung Tebar Dividen Rp 9,38 Miliar, Catat Jadwal Pembagiannya

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) akan membagikan dividen Rp 9,38 miliar atau Rp 0,98 per saham.

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) akan membagikan dividen Rp 9,38 miliar atau Rp 0,98 per saham. Rencana pembagian dividen itu telah mendapat restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan pada 20 Mei 2024.

Rencana pembagian dividen merujuk pada data keuangan perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 46,7 miliar.

Hingga 31 Desember 2023, perseroan membukukan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 909l44 miliar. Bersamaan dengan itu, total ekuitas tercatat sebesar Rp 2,56 triliun.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut jadwal lengkap pembagian dividen PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk:

  • Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 30 Mei 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 31 Mei 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai: 3 Juni 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai: 4 Juni 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 3 Juni 2024
  • Tanggal pembayaran dividen WIKA Gedung: 19 Juni 2024
2 dari 2 halaman

WIKA Gedung Kantongi Kontrak Rp 1,2 Triliun dari IKN

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung mengantongi kontrak baru senilai Rp 1,2 triliun dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Direktur Keuangan, HC, Manajemen Risiko Wika Gedung, Syailendra Ogan menjelaskan, kontrak tersebut terdiri dari dua proyek yang didapatkan pada 2022.

"Kontrak baru tersebut didapatkan pada tahun 2022 yaitu Proyek Hunian Pekerja Konstruksi IKN dengan nilai kontrak bruto sebesar Rp 442 miliar, dan proyek Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan kontrak baru bruto sebesar Rp 746 miliar. Sehingga total kontrak yang berasal dari IKN sampai dengan saat ini adalah Rp 1,2 triliun," tutur Syailendra dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa, (18/7/2023).

Syailendra menuturkan, sejumlah upaya yang akan ditempuh perseroan untuk memenuhi proyek tersebut. Antara lain, perseroan melakukan upaya dengan berusaha maksimal dan yang terbaik dengan melibatkan teknologi Building Information Modeling (BIM), dan menawarkan percepatan konstruksi dengan menggunakan teknologi modular volumetrics dalam tender proyek-proyek IKN yang masih berjalan. Hal itu dimaksudkan agar perseroan mendapatkan kontrak baru dari proyek-proyek IKN yang disasar.

"Tidak ada kejadian yang material yang mempengaruhi kelangsungan hidup Perusahaan serta mempengaruhi harga saham," imbuh Syailendra.

Sebelumnya perseroan mengumumkan raihan proyek pembangunan IKN berupa proyek Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenkomarves) senilai Rp 745 miliar. WIKA Gedung sendiri memang memiliki strategi untuk memprioritaskan proyek-proyek yang memiliki pendanaan jelas jangka panjang.

Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi arus kas negatif. Perseroan utamanya menyasar proyek pemerintah, karena anggarannya dipastikan sudah ada. Sebagai gambaran, pada 2017-2019 mayoritas proyek yang dikerjakan perseroan kau 70 persen berupa proyek swasta dan sisanya baru proyek pemerintah dan BUMN. Untuk tahun ini, perseroan mengincar 80 persen raihan kontrak berasal dari proyek pemerintah dan BUMN.

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • WIKA Gedung

  • dividen