Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis, (30/5/2024) mengikuti pergerakan wall street menjelang serangkaian data ekonomi dari wilayah tersebut pada Jumat, 31 Mei 2024.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei Jepang anjlok lebih dari 2 persen. Sedangkan indeks Topix tergelincir 1,4 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Kospi di Korea Selatan turun hampir 1 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,6 persen.
Baca Juga
Jepang dan Korea Selatan akan merilis angka produksi industri pada Jumat pekan ini. China juga akan merilis indeks purchasing managers pada Mei. Jepang juga akan merilis data inflasi Tokyo.
Advertisement
Indeks ASX 200 di Australia memperpanjang koreksi dari sesi sebelumnya dan turun 0,7 persen. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.409, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di 18.477,01.
Di wall street, tiga indeks acuan tertekan seiring kenaikan imbal hasil treasury. Imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun menguat di atas 4,6 persen pada hari kedua perdagangan.
Imbal hasil yang lebih tinggi dapat menurunkan jumlah investor yang bersedia membayar untuk membeli saham, menaikkan biaya pinjaman dan menekan belanja konsumen dan membuat pasar uang serta obligasi lebih menarik. Indeks Dow Jones anjlok 1,06 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,74 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,58 persen.
Bursa Saham Asia Pasifik pada 29 Mei 2024
Dikutip dari Antara, bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 298,50 poin atau 0,77 persen ke 38,556,89, indeks Hang Seng melemah 1,44 poin atau 0,05 persen ke 18.477,00, indeks Shanghai melemah 1,44 poin atau 0,05 persen ke 3.111,02, dan indeks Strait Times menguat 4,05 poin atau 0,12 persen ke 3.326,04.
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 29 Mei 2024 seiring investor menilai inflasi Australia pada April dan data kepercayaan konsumen dari Jepang. Demikian dikutip dari CNBC.
Indeks harga konsumen tertimbang Australia naik 3,6 persen year on year (YoY) pada April lebih besar dari perkiraan kenaikan 3,4 persen, seperti disebutkan dalam jajak pendapat Reuters. Angka itu jauh lebih tinggi dari 3,5 persen yang dilaporkan pada Maret.
Analis ING mengatakan, satu lagi laporan inflasi buruk dari Australia. Pihaknya mempertimbangkan menghapus rencana pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Australia pada kuartal IV 2024. “Dua lagi, dan kami mungkin mempertimbangkan untuk menambah kenaikan suku bunga,”
Advertisement
Indeks Nasdaq Catat Rekor Tersengat Kenaikan Harga Saham Nvidia
Sebelumnya, wall street bervariasi selama sepekan dengan indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar. Kenaikan sejumlah harga saham teknologi membantu indeks Nasdaq.
Mengutip CNBC, Sabtu (25/5/2024), selama sepekan, indeks S&P 500 hanya naik tipis 0,03 persen. Indeks Nasdaq menguat 1,41 persen. Indeks Dow Jones merosot 2,22 persen, menandai mingguan negatif pertama dalam lima minggu.
Pada perdagangan Jumat, 24 Mei 2024, indeks Nasdaq mencatat rekor tertinggi baru seiring kenaikan saham produsen chip Nvidia. Hal ini menjadi katalis positif di tengah kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan menunda penurunan suku bunga.
Indeks S&P 500 menguat 0,7 persen ke posisi 5.304,72. Indeks Nasdaq naik 1,1 persen ke posisi 16.920,79. Indeks Dow Jones menguat tipis 4,3 poin atau 0,01 persen ke posisi 39.069,59.
Saham Nvidia melonjak 2,6 persen pada perdagangan Jumat pekan ini seiring antusiasme terus berlanjut usai merilis laporan keuangan. Sentimen itu mendorong, harga saham Nvidia berada di atas USD 1.000 untuk pertama kalinya.
Sentimen bullish terhadap raksasa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan perusahaan teknologi lainnya mendorong pasar lebih tinggi bahkan ketika kekhawatiran the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada musim panas ini.
Saham Teknologi Menguat
Setelah beberapa rilis data ekonomi dan tenaga kerja yang kuat pekan ini, Goldman mendorong perkiraan penurunan suku bunga pertama the Fed kembali ke September dari posisi Juli.
“Inflasi kemungkinan akan meningkat pesat pada September, tetapi tidak sempurna, dan keputusan pemangkasan suku bunga kurang jelas,” tulis ekonom Goldman, David Mericle.
Sementara itu, pelaku pasar sekarang memperhitungkan kemungkinan kurang dari 50 persen bank sentral akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, menurut CME FedWatch Tool.
Pada Jumat pekan ini, sejumlah saham teknologi menguat. Harga saham Advanced Micro Devices dan Intel masing-masing naik 3,7 persen dan 2,1 persen. Saham Meta dan Netflix masing-masing reli 2,7 persen dan 1,7 persen. Kenaikan harga saham teknologi itu mendorong indeks Nasdaq cetak rekor pada 2024.
Advertisement