Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membagikan strategi menghadapi kondisi industri semen yang saat ini oversupply. Direktur SMCB, Soni Asrul Sani menjelaskan saat ini utilisasi secara nasional sekitar 55 persen dengan serapan pasar equivalent sekitar 65,5 persen.
“Kita menyadari kondisi oversupply ini cukup sulit ya bagi kita sampai kapan akan berlangsung karena banyak faktor yang mempengaruhi terkait kondisi tersebut termasuk saat ini kondisi global juga tidak sedang baik-baik saja, ini akan sangat berpengaruh kepada kondisi dari industri semen itu sendiri,” kata Soni dikutip Sabtu (1/5/2024).
Baca Juga
Solusi Bangun Indonesia akan fokus pada strategi operational excellence, optimasi aset, sustainable development, dan strategi untuk sumber daya manusia. Dari sisi operational excellence, perseroan akan melakukan cost leadership yang berfokus pada manajemen biaya.
Advertisement
“Sehingga kita melakukan beberapa upaya untuk melakukan efisiensi di bidang biaya produksi maupun distribusi sehingga margin laba dapat dipertahankan di tingkat yang paling optimal,” jelasnya.
Soni menambahkan, perseroan turut meningkatkan upaya utilisasi pabrik dan juga melakukan beberapa efisiensi operasional untuk menuju ke pasar. Hal lain yang juga dilakukan oleh perseroan adalah berinovasi dari segi proses produksi hingga produk.
Penerapan Teknologi
Solusi Bangun Indonesia telah mengimplementasikan beberapa teknologi misalnya pengendalian pabrik yang lebih modern melalui penerapan Advance Process Control di seluruh pabrik SMCB.
“Ini diharapkan pabrik dapat beroperasi lebih stabil dan tentunya ini akan mempengaruhi terhadap efisiensi operasional. Penggunaan bahan bakar alternatif di SBI terus kita optimalkan dan kita semakin optimis dengan teknologi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif,” ujarnya.
Soni berharap dengan adanya inovasi teknologi dan alternatif bahan bakar dapat meningkatkan daya saing perseroan terus meningkat.
Advertisement
Diversifikasi Bisnis
Tak hanya itu, Soni mengungkapkan terus berusaha memaksimalkan diversifikasi bisnis perusahaan dan memperkuat lini bisnis di seluruh anak perusahaan. Perusahaan juga melakukan beberapa usaha bisnis baru.
“Harapannya di tahun 2024 akan ada kontribusi pendapatan dari lini bisnis baru ke depannya,” pungkasnya.