Liputan6.com, Jakarta - Pengembang properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil mencatatkan pendapatan berulang (recurring income) sebesar Rp 346,2 miliar pada kuartal I-2024. jumlah ini meningkat 2,5% dari Rp 337,8 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan berulang Agung Podomoro Land berada dalam tren peningkatan dari tahun ke tahun seiring kinerja sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan yang semakin solid dan kuatnya fundamental ekonomi nasional.
Baca Juga
Sepanjang kuartal I-2024, APLN juga mencatatkan penjualan pemasaran (marketing sales) di luar PPN senilai Rp 473,5 miliar, meningkat 95,6 persen dari Rp 242,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini ditopang oleh gencarnya pembangunan dan penjualan proyek properti Perusahaan di berbagai daerah.
Advertisement
Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk Justini Omas menjelaskan pendapatan berulang Agung Podomoro Land menyumbang sekitar 48,6 persen dari total penjualan dan pendapatan Perusahaan sepanjang kuartal I-2024.
Perusahaan membukukan nilai penjualan dan pendapatan kuartal I-2024 sebesar Rp 712,8 miliar dibandingkan Rp 1,1 triliun pada kuartal I-2023.
“Di tengah situasi nasional dan global yang sangat dinamis, kenaikan pendapatan berulang menunjukkan stabilitas dan keberlanjutan segmen bisnis yang menghasilkan pendapatan secara terus-menerus bagi Perusahaan,"jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (2/6/2024).
"Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan strategi Perusahaan dalam menjaga dan mengoptimalkan sumber pendapatan dari bisnis perhotelan, sewa properti dan pusat perbelanjaan yang secara konsisten memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan,” tambah Justini Omas.
Agung Podomoro Land terus berupaya memperkuat fundamental bisnis melalui berbagai strategi yang solid dan terukur baik dari sisi penjualan dan pendapatan maupun manajemen biaya. Dari sisi penjualan dan pendapatan, beberapa inisiatif dilakukan untuk mengoptimalkan penjualan proyek properti APLN yang tersebar pada sejumlah wilayah di Indonesia.
Kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, salah satunya perbankan, dilakukan demi mendorong daya beli masyarakat agar semakin mudah mengakses produk properti Perusahaan di tengah tren tingginya suku bunga pembiayaan.
Daftar Proyek
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat juga turut menciptakan peluang bagi Agung Podomoro Land untuk memaksimalkan potensi bisnis.
“Ini menunjukkan Perusahaan mampu beradaptasi dan tetap kompetitif di tengah kondisi industri yang menantang. Inisiatif tinggi Perusahaan dalam mengembangkan proyek eksisting diharapkan terus mendorong kualitas nilai proyek-proyek yang sudah berjalan dan memberikan manfaat lebih besar bagi para pemangku kepentingan,” jelas Justini.
Saat ini Agung Podomoro Land terus mengoptimalkan penjualan proyek properti di daerah seperti Bukit Podomoro Jakarta di kawasan Jakarta Timur, Podomoro Park Bandung, Podomoro Golf View di Cimanggis, Kota Podomoro Tenjo di Bogor, Parkland Podomoro Karawang dan Kota Kertabumi di Karawang.
APLN juga masih memiliki dan mengelola sejumlah pusat perbelanjaan premium di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia, diantaranya:
Kuningan City, Senayan City, Emporium Pluit, Central Park, Neo Soho, Deli Park Medan, Baywalk, Festival CityLink Bandung, dan Plaza Balikpapan. Perusahaan juga memiliki sejumlah hotel premium diantaranya Pullman Ciawi Vimala Hills, Pullman dan Ibis Styles Bandung Grand Central, Harris dan Pop! Festival CityLink Bandung, Indigo Bali Seminyak, Amaris Thamrin City, dan 101 Urban Jakarta Kelapa Gading.
Advertisement
Beban Bunga Berkurang
Justini menambahkan dari sisi strategi manajemen biaya, Perusahaan juga berupaya melakukan berbagai langkah efisiensi dalam operasional bisnis, termasuk menurunkan beban bunga dan biaya keuangan.
Pada kuartal I-2024, beban bunga dan biaya keuangan Perusahaan tercatat Rp 110,2 miliar, berkurang 30,1 persen dari Rp 157,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu seiring penurunan jumlah utang Perusahaan.
“Pengurangan beban bunga dan biaya keuangan akan menjadi salah satu pilihan strategi efisiensi Perusahaan ke depan,” tambah Justini.
Di antara langkah efisiensi beban bunga dan keuangan yang dilakukan perusahaan adalah dengan cara mencari sumber pembiayaan yang lebih murah. Perusahaan akhirnya memperoleh tambahan pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk senilai Rp1 triliun.
Pinjaman yang ditarik pada 27 Mei 2024 tersebut digunakan untuk melunasi Senior Notes milik APL Realty Holdings Pte. Ltd., anak usaha APLN di Singapura.
Pinjaman tersebut merupakan tambahan plafon dari fasilitas kredit yang sebelumnya telah diperoleh Perusahaan sejak 7 Juli 2023 dengan total outstanding senilai Rp 1,95 triliun.
“Dengan perolehan transaksi pinjaman ini Perusahaan berhasil mengkonversi pinjaman dollar Amerika Serikat ke dalam Rupiah. Penghasilan Perusahaan saat ini dalam bentuk Rupiah, sehingga di masa depan pertumbuhan APLN diharapkan akan lebih positif,” kata Justini.