Sukses

Benteng Api Technic Tetapkan Harga IPO Rp 110 per Saham

PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 20,50 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Melansir laman e-ipo, Jumat (22/3/2024), Benteng Api Technictelah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 110 per lembar. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 68,2 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 100 sampai dengan Rp 115 per saham.

Rencananya, 36,93 persen dana IPO atau sekitar Rp 24,9 miliar akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi. Lalu sekitar 9,56 persen atau sebesar Rp 6,44 miliar akan digunakan untuk pembangunan dan perbaikan bagunan.

Sekitar 6,54 persen lainnya atau sebesar Rp 4,41 miliar akan digunakan untuk pembelian mesin produksi baru. Sisanya sekitar 41,55 persen akan digunakan sebagai operational expenditure (opex). Perseroan bergerak di sektor basic materials. Perseroan merupakan produsen Bata Tahan Api, Semen Tahan Api dan Monolithic Refractory yang meliputi Castable Refractory, Plastic Refractory, Refractory Mortar dan lain-lain.

Perseroan juga memiliki spesialisasi pada Engineering dan Kontraktor di bidang Refractory dan Insulation. Perseroan menyediakan produk-produk refractory untuk kebutuhan konsumen dalam berbagai industri, yakni industri besi dan baja, industri peleburan aluminium dan tembaga, nikel dan smelter.

Selain itu, industri semen dan kapur, industri petrokimia dan pupuk, industri minyak dan gas, industri pembangkit listrik, industri pengolahan kertas, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, dan industri lainnya.

 

2 dari 5 halaman

Kinerja Keuangan

Hingga November 2023, perseroan membukukan pendapatan Rp 112,32 miliar atau naik 0,57 persen dibandingkan November 2022 yang sebesar RP 111,69 miliar.

Sementara pendapatan naik, beban pokok pendapatan turun menjadi RP 80,09 miliar per November 2023 dibandingkan November 2022 yang sebesar Rp 85,18 miliar. Alhasil, laba kotor perseroan naik menjadi Rp 32,24 miliar pada November 2024, dibanding Rp 26,51 miliar per November 2022. Namun perseroan membukukan kenaikan signifikan pada beban operasi.

Beban operasi per November 2023 naik menjadi Rp 22,38 miliar dibandingkan November 2022 yang sebesar Rp 14,15 miliar. Sehingga, laba operasi tergerus menjadi Rp 9,86 miliar per November 2023 dibanding Rp 12,36 miliar per November 2022. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban keuangan sebesar Rp 2,21 miliar pada November 2023. Relatif sama dengan beban keuangan per November 2022.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 7,51 miliar. Laba itu turun 14,43 persen dibandingkan laba per NOvember 2022 yang tercatat sebesar RP 8,78 miliar. Aset perseroan sampai dengan November 2023 turun menjadi RP 103,95 miliar dibandingkan RP 110,26 miliar pada akhir tahun sebelumnya.

Liabilitas hingga November 2023 turun menjadi Rp 40,71 miliar dari RP 52,06 miliar pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan November 2023 naik menjadi Rp 63,24 miliar dari Rp 58,2 miliar yang dicatatkan pada akhir 2022.

 

3 dari 5 halaman

Lepas Saham Lewat IPO, Benteng Api Technic Incar Dana Segar Segini

Sebelumnya diberitakan, PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) akan segera mencatatkan sahamnya di Bursa efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, Benteng Api Technic menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20,50% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan mematok harga pelaksanaan pada kisaran Rp 100-115 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi Rp 62 miliar sampai dengan Rp 71,3 miliar dari IPO.

Melansir prospektus IPO perseroan, Jumat (17/5/2024), bersamaan dengan aksi tersebut, perseroan mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak 6,2 juta saham biasa atas nama. Jumlah tersebut setara sebesar 1,00% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO sesuai dengan ketentuan Peraturan IX.A.7.

Perseroan juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 620 juta atau sebanyak 25,78% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO ini disampaikan.

 

4 dari 5 halaman

Waran Seri I

Waran seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp 20 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 300 per saham. Sehingga nilai keseluruhan waran seri I adalah sebesar Rp 186 miliar.

Waran seri I dapat dilaksanakan menjadi saham perseroan setelah enam bulan sejak tanggal pencatatan waran seri I di Bursa Efek sampai dengan enam bulan berikutnya. Yaitu mulai 22 November 2024 sampai dengan 21 Mei 2025.

Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan penawaran umum yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang satu saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran, di mana setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

 

5 dari 5 halaman

Pemakaian Dana

Sebanyak 36,93% dana IPO atau sekitar Rp 24,9 miliar akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi. Lalu sekitar 9,56 persen atau sebesar Rp 6,44 miliar akan digunakan untuk pembangunan dan perbaikan bagunan.

Sekitar 6,54 persen lainnya atau sebesar Rp 4,41 miliar akan digunakan untuk pembelian mesin produksi baru. Sisanya sekitar 41,55 persen akan digunakan sebagai operational expenditure (opex).

Sedangkan dana yang akan diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan perseroan untuk pembelian bahan baku, barang jadi, dan untuk biaya tenaga pelaksana proyek. Jika dana hasil penawaran umum dan pelaksanaan waran seri I tidak mencukupi untuk membiayai seluruh kegiatan perseroan, perseroan akan membiayai kegiatan dengan menggunakan kas internal yang diperoleh dari kegiatan operasi atau pendanaan lainnya.

Setelah IPO, manajemen perseroan berencana membagikan dividen sebanyak-banyaknya 50% dari total laba bersih tahun berjalan perseroan tahun buku 2024.