Sukses

IHSG Menghijau saat Bursa Asia Melemah, Saham DOID Merosot 3,48%

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,90 persen ke posisi 7.099,31 saat bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa, 4 Juni 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa, 4 Juni 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah sektor saham siklikal pimpin penguatan.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,90 persen ke posisi 7.099,31. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke posisi 895,79. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.149,19 dan terendah 7.065,03. Sebanyak 291 saham menguat sehingga angkat IHSG. 273 saham melemah dan 214 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.072.754 kali dengan volume perdagangan 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.215. Investor asing jual saham Rp 45,62 miliar. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 6,53 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham siklikal naik 1,23 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham basic mendaki 0,47 persen, sektor saham nonsiklikal melesat 0,67 persen, dan sektor saham siklikal naik 1,23 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan mendaki 0,70 persen, sektor saham properti bertambah 1,04 persen, sektor saham infrastruktur melesat 1,01 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,32 persen.

Sementara itu, sektor saham energi turun 1,39 persen, dan catat koreksi terbesar. Lalu sektor saham industri susut 0,57 persen, sektor saham kesehatan turun tipis 0,17 persen, dan sektor saham teknologi melemah 1,05 persen.

Pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini, saham DOID merosot 3,48 persen ke posisi Rp 555 per saham. Saham DOID dibuka stagnan di posisi Rp 575 per saham. Harga saham DOID berada di level tertinggi Rp 580 dan terendah Rp 550 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.381 kali dengan volume perdagangan 249.175 saham. Nilai transaksi Rp 14,2 miliar.

2 dari 4 halaman

Sentimen yang Pengaruhi IHSG

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas menyebutka, sektor manufaktur memang sedang mengalami pukulan keras dari kenaikan suku bunga, yang di maksudkan untuk mengendalikan inflasi.

"Sub-Indeks Manufacturing New Orders turun ke level 45.4, atau terendah dalam setahun terakhir dari level 49,1 pada April 2024 dan jauh di bawah estimasi pasar sebesar 49,4, sedangkan Sub-Indeks Manufacturing Prices Paid turun ke level 57,0 dari sebelumnya level 60,9, atau berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 60,0,"

Selain itu, data Construction Spending memperlihatkan belanja konstruksi di Amerika Serikat (AS) turun 0,1 persen month to month (mtm) pada April 2024, menyusul penurunan sebesar 0.2 persen (mtm) pada bulan sebelumnya dan bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang naik 0,2 persen.

Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) juga bergerak turun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun anjlok sekitar 11 basis poin (bps) menjadi 4,40 persen, atau terendah dalam dua pekan.

Sementara itu, yield US Treasury Note bertenor 2 Tahun turun hampir 8 bps menjadi 4.81 persen karena investor memperdebatkan arah pergerakan suku bunga. Para pelaku pasar melihat 59 persen peluang bank sentral AS The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada September 2024, atau naik dari 53 persen sebelum rilis data ISM Manufacturing Index.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham AGAR melambung 34,83 persen
  • Saham ZYRX melambung 34,78 persen
  • Saham CNKO melambung 25 persen
  • Saham DADA melambung 25 persen
  • Saham BBSI melambung 24,85 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham SURI merosot 16,50 persen
  • Saham BHAT merosot 12,82 persen
  • Saham IKAI merosot 11,11 persen
  • Saham TAMA merosot 11,11 persen
  • Saham ISAP merosot 11,11 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,5 triliun
  • Saham BMRI senilai Rp 853 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 711,2 miliar
  • Saham TPIA senilai Rp 690,3 miliar
  • Saham SMGR senilai Rp 545,9 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 65.813 kali
  • Saham ATLA tercatat 56.929 kali
  • Saham SMGR tercatat 28.519 kali
  • Saham GOTO tercatat 24.542 kali
  • Saham MNCN tercatat 22.117 kali
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Melemah

Bursa saham India anjlok pada Selasa, 4 Juni 2024 sehingga menyebabkan bursa saham Asia melemah. Koreksi bursa saham India di tengah penghitungan suara untuk pemilihan umum pada 2024.

Mengutip CNBC, indeks Nifty 50 turun sekitar 5 persen dan BSE Sensex merosot lebih dari 5 persen. Sepanjang 2023, indeks Nifty naik lebih dari 20 persen tahun lalu, sedangkan indeks Sensex menguat hampir 19 persen.

Indeks acuan telah mencapai rekor tertinggi pada Senin, 3 Juni setelah Perdana Menteri India Narendra Modi akan memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut dengan mayoritas suara yang besar.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,22 persen ke posisi 38.837,46. Indeks Topix susut 0,38 persen ke posisi 2.787,48. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,76 persen ke posisi 2.662,10. Indeks Kosdaq naik 0,13 persen ke posisi 845,84. Indeks Hang Seng naik 0,12 persen. Indeks CSI 300 bertambah 0,75 persen ke posisi 3.615,67. Indeks ASX 200 merosot 0,31 persen ke posisi 7.737,10.

Â