Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Rabu (5/6/2024). Namun, ada peluang penguatan IHSG dengan menguji area 7.174.
IHSG menguat 1,1 persen ke posisi 7.099 disertai dengan peningkatan volume pembelian pada Selasa, 4 Juni 2024. Penguatan IHSG pun telah mencapai target minimal dan tertahan oleh moving average (MA) 20 harian.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG akan terkoreksi dahulu dalam jangka pendek dan masih berada pada bagian dari wave (iv) dari wave C dari wave (2).
Advertisement
“Hal tersebut berarti, masih terdapat peluang IHSG menguat kembali untuk menguji area 7.174,” ujar Herditya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.958,6.926 dan level resistance 7.171,7.236 pada perdagangan Rabu pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 7.070-7.130.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT PAM Mineral Tbk (NICL), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) - Spec Buy
Saham BRMS terkoreksi ke 152 dan masih didominasi oleh volume penjualan, tetapi koreksi BRMS masih tertahan oleh MA60.
"Selama BRMS masih mampu berada di atas 144 sebagai stoplossnya, posisi BRMS saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii]," ujar Herditya.
Spec Buy: 146-150
Target Price: 164, 182
Stoploss: below 144
2.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) - Buy on Weakness
Saham ERAA menguat 2,51% ke 408 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatan ERAA pun mampu menembus MA20. Herditya menuturkan, saat ini, posisi ERAA diperkirakan berada di awal wave [iii] dari wave 1 dari wave (3).
Buy on Weakness: 400-404
Target Price: 426, 450
Stoploss: below 392
3.PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) - Buy on Weakness
Saham MIDI menguat 2,50% ke 410 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun penguatan MIDI masih tertahan oleh MA60. "Saat ini, posisi MIDI diperkirakan berada pada wave (iv) dari wave [i] dari wave C," kata dia.
Buy on Weakness: 390-406
Target Price: 422, 454
Stoploss: below 386
4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Buy on Weakness
Saham UNVR menguat 1,62% ke 3.130 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Saat ini, kami perkirakan posisi UNVR sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave 2, sehingga UNVR masih rawan terkoreksi terlebih dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.730-2.970
Target Price: 3.390, 3.700
Stoploss: below 2.680
Advertisement
Penutupan IHSG pada 4 Juni 2024
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa, 4 Juni 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah sektor saham siklikal pimpin penguatan.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,90 persen ke posisi 7.099,31. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke posisi 895,79. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.149,19 dan terendah 7.065,03. Sebanyak 291 saham menguat sehingga angkat IHSG. 273 saham melemah dan 214 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.072.754 kali dengan volume perdagangan 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.215. Investor asing jual saham Rp 45,62 miliar. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 6,53 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham siklikal naik 1,23 persen, dan pimpin penguatan. Sektor saham basic mendaki 0,47 persen, sektor saham nonsiklikal melesat 0,67 persen, dan sektor saham siklikal naik 1,23 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan mendaki 0,70 persen, sektor saham properti bertambah 1,04 persen, sektor saham infrastruktur melesat 1,01 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,32 persen.
Sementara itu, sektor saham energi turun 1,39 persen, dan catat koreksi terbesar. Lalu sektor saham industri susut 0,57 persen, sektor saham kesehatan turun tipis 0,17 persen, dan sektor saham teknologi melemah 1,05 persen.
Pada penutupan perdagangan Selasa pekan ini, saham DOID merosot 3,48 persen ke posisi Rp 555 per saham. Saham DOID dibuka stagnan di posisi Rp 575 per saham. Harga saham DOID berada di level tertinggi Rp 580 dan terendah Rp 550 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.381 kali dengan volume perdagangan 249.175 saham. Nilai transaksi Rp 14,2 miliar.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas menyebutka, sektor manufaktur memang sedang mengalami pukulan keras dari kenaikan suku bunga, yang di maksudkan untuk mengendalikan inflasi.
"Sub-Indeks Manufacturing New Orders turun ke level 45.4, atau terendah dalam setahun terakhir dari level 49,1 pada April 2024 dan jauh di bawah estimasi pasar sebesar 49,4, sedangkan Sub-Indeks Manufacturing Prices Paid turun ke level 57,0 dari sebelumnya level 60,9, atau berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 60,0,”.
Selain itu, data Construction Spending memperlihatkan belanja konstruksi di Amerika Serikat (AS) turun 0,1 persen month to month (mtm) pada April 2024, menyusul penurunan sebesar 0.2 persen (mtm) pada bulan sebelumnya dan bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang naik 0,2 persen.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) juga bergerak turun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun anjlok sekitar 11 basis poin (bps) menjadi 4,40 persen, atau terendah dalam dua pekan.
Sementara itu, yield US Treasury Note bertenor 2 Tahun turun hampir 8 bps menjadi 4.81 persen karena investor memperdebatkan arah pergerakan suku bunga. Para pelaku pasar melihat 59 persen peluang bank sentral AS The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada September 2024, atau naik dari 53 persen sebelum rilis data ISM Manufacturing Index.
Advertisement