Liputan6.com, Jakarta PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) resmi memutuskan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat (7/6), kemarin. Dividen tahun buku 2023 yang akan dibagikan yakni senilai Rp 27,68 miliar atau Rp 7,55 per lembar saham.
"Walaupun KEEN masih dalam tahap pertumbuhan, Perseroan tetap berkomitmen untuk memberi return kepada investor yang mendukung kami," kata Direktur Utama Kencana Energy, Wilson Maknawi dalam keterangan resmi, Sabtu (8/6/2024).
Baca Juga
Besaran dividen itu mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun buku 2022, seiring dengan peningkatan laba perseroan. KEEN sendiri terbilang rutin membagikan dividen. Pada tahun buku 2022, RUPST KEEN memutuskan pembagian dividen USD 1,60 juta atau setara 11,05% dari laba bersih USD 14,48 juta, dividen Rp 6,50 per lembar saham.
Advertisement
RUPST KEEN Tahun Buku 2021 pada 29 Juni 2022 menyetujui pembagian dividen final sebesar USD 1,35 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 16,88% dari laba bersih 2021 sebesar USD 7,99 juta. Sehingga dividen per saham saat itu adalah Rp 5,46 per lembar saham.
Sebelumnya RUPST KEEN Tahun Buku 2020 pada 31 Agustus 2021 juga menyetujui pembagian dividen 11,57% dari laba bersih 2020, atau senilai USD 1,00 juta, dengan dividen di angka Rp 3,88 per lembar saham.
Pada tahun buku 2023, perseroan berhasil mencetak pendapatan USD 48,02 juta, naik 14,79% dari 2022 sebesar USD 41,83 juta. Sebesar 62,63% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95% dari bunga konsesi, dan 5,27% dari penjualan listrik EBT. Pada tahun 2023 KEEN membukukan laba bersih USD 14,82 juta, naik 2,36% dari laba 2022 senilai USD 14,48 juta.
Dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 GWH pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022. Menurut Wilson Maknawi, penurunan itu disebabkan dampak El Nino yang membuat curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air, terutama PLTM Ma'dong.
"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91%. Meski demikian, Perseroan tetap berhasil memenuhi kuota sesuai PPA dan tidak terkena sedikit-pun penalty untuk hasil produksi 2023," ungkap Wilson.
Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertinggi perseroan. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas Perseroan dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024.
IHSG Sepekan Turun 1,04%, Parkir di Posisi 6.897,95
Data perdagangan saham di BEI periode 3 sampai 7 Juni 2024 ditutup dengan perubahan. Selama sepekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 1,04% menjadi berada pada level 6.897,950 dari 6.970,730 pada penutupan pekan yang lalu.
Kapitalisasi pasar bursa selama sepekan turut mengalami perubahan, yaitu sebesar 2,85% menjadi Rp 11.488 triliun dari Rp 11.825 triliun pada sepekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan berubah sebesar 17,94% menjadi 927 ribu kali transaksi dari 1,13 juta kali transaksi pada sepekan lalu.
Sedangkan rata- rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 23,82% menjadi 15,79 miliar lembar saham dari 20,73 miliar lembar saham pada sepekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian pekan ini turut berubah 42,69%, yaitu menjadi Rp 10,39 triliun dari Rp 18,12 triliun.
Berdasarkan data Bursa, investor asing pada Jumat (7/6) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 894,24 miliar. Sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 8,59 triliun.
Mengawali pekan ini, terdapat pencatatan 3 obligasi dan 1 sukuk di PT Bursa Efek Indonesia(BEL). Pada Rabu (5/6), Obligasi Berkelanjutan IV Summarecon Agung Tahap III Tahun 2024 oleh PT Summarecon Agung Tbk mulai dicatatkan di BEI, dengan nilai obligasi sebesar Rp 1,3 trilliun. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) atas obligasi ini adalah idA+ (Single A Plus) dengan Wali Amanat adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Pada Kamis (6/6), Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, dan Obligasi Berkelanjutan II Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap IV Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry mulai dicatatkan di BEI.
PT Dian Swastika Sentosa Tbk menerbitkan obligasi dan sukuk senilai masing-masing Rp1,052 trilliun dan Rp 447,48 miliar. Sementara itu, PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry menerbitkan obligasi senilari Rp 1,023 trilliun.
Advertisement
Hasil Pemeringkatan PEFINDO
Hasil pemeringkatan PEFINDO atas obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh PT Dian Swastika Sentosa Tbk adalah idAA (Double A) dengan Wali Amanat PT Bank KB Bukopin Tbk. Sedangkan obligasi yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry mendapatkan pemeringkatan idA (Single A) dari PEFINDO dengan Wali Amanat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 45 emisi dari 30 emiten dengan nilai Rp46,16 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI adalah 558 emisi dengan nominal outstanding Rp463,78 triliun dan USD50,049 juta, yang diterbitkan oleh 130 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.983,72 triliun dan USD 502,10 juta. sebanyak 10 emisi EBA telah tercatat di BEI dengan nilai Rp 2,97 triliun.
IHSG Lepas Posisi 6.900 pada 3-7 Juni 2024, Ini Penyebabnya
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 3-7 Juni 2024. Analis menuturkan, IHSG tertekan seiring aksi jual dan koreksi saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/6/2024), IHSG anjlok 1,04 persen ke posisi 6.897,95 dari pekan lalu 6.970,73. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 2,85 persen menjadi Rp 11.488 triliun dari pekan lalu Rp 11.825 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan turun 17,94 persen menjadi 927 ribu kali transaksi dari 1,13 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terbenam 23,82 persen menjadi 15,79 miliar saham dari 20,73 miliar saham pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian pekan ini anjlok 42,69 persen menajdi Rp 10,39 triliun dari Rp 18,12 triliun.
Pada Jumat, 7 Juni 2024, investor asing jual saham Rp 894,24 miliar. Sepanjang 2024,investor asing jual saham Rp 8,59 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG susut 1,04 persen selama sepekan dan masih didominasi volume penjualan. Selain itu, aliran dana keluar dari pasar modal Indonesia mencapai Rp 1,5 triliun pada Kamis, 6 Juni 2024. Ia mengatakan, banyak terdapat rilis data Amerika Serikat dan China yang menunjukkan kedua negara itu membaik.
“Dari Indonesia terdapat pelemahan significan terhadap saham BREN yang saat ini menempati peringkat terbesar ketiga setelah BBCA dan AMMN,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan pada akhir pekan ini, Herditya menuturkan, IHSG dibebani sejumlah sektor saham antara lain sektor saham keuangan yang susut 1,35 persen, diikuti sektor saham teknologi terbenam 1,31 persen.
Advertisement