Sukses

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja Beli 221 Ribu Saham BBCA, Segini Nilainya

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja membeli 221.100 saham BBCA dengan harga Rp 9.000 per saham

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Jahja Setiaatmadja menambah kepemilikan saham BBCA pada akhir Mei 2024.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (9/6/2024), Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja membeli 221.100 saham BBCA dengan harga Rp 9.000 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi pembelian saham BBCA senilai Rp 1,98 miliar pada 30 Mei 2024.

"Tujuan transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto dalam keterbukaan informasi BEI, 31 Mei 2024.

Setelah transaksi pembelian, Jahja memiliki 33.850.785 saham BBCA dari sebelumnya 33.629.685 saham BBCA.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Juni 2024, harga saham BBCA turun 1,58 persen ke posisi Rp 9.325 per saham. Harga saham BBCA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 9.500 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 9.500 dan terendah Rp 9.325 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.885 kali dengan volume perdagangan 518.953 saham. Nilai transaksi Rp 486,7 miliar.

Kinerja Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 12,9 triliun pada kuartal satu 2024, tumbuh 11,7 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan BCA ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Penyaluran kredit juga alami peningkatan sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun per Maret 2024. Kredit korporasi tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp125,2 triliun. 

Kinerja kredit UKM melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp110,4 triliun. 

Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp 59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun.

2 dari 4 halaman

Optimistis 2024

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya melihat optimisme konsumsi masyarakat, khususnya selama periode Ramadan dan Idulfitri tahun ini, turut berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2024.

“Kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini, sejalan dengan positifnya prospek perekonomian nasional,” kata Jahja dalam keterangan resmi, Senin (22/4/2024). 

Pertumbuhan kredit Bank BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%. 

Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing 220,3% dan 71,9%.

 

 

3 dari 4 halaman

Dana Kelolaan

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 7,9% YoY menyentuh Rp 1.121 triliun per Maret 2024. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh sekitar 7,3% mencapai Rp 904,5 triliun. 

Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total volume transaksi BCA yang naik 20,8% YoY mencapai 8,3 miliar pada kuartal satu 2024. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% YoY. 

BCA secara berkesinambungan melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, dan memberikan pelayanan berkualitas bagi nasabah yang beragam.

Secara keseluruhan BCA berhasil mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA selama kuartal satu 2024 mencapai Rp 19,8 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan. 

Kemudian, pendapatan selain bunga naik 6,8% YoY menjadi Rp 6,4 triliun. Secara total, pendapatan operasional mencapai Rp 26,2 triliun atau naik 7% YoY pada kuartal I 2024. 

Rasio cost to income terjaga di level 32,4%. Di samping itu, seiring dengan meningkatnya kualitas aset, biaya provisi BCA turun 29,8% YoY, sehingga turut berkontribusi bagi pertumbuhan laba BCA.

 

4 dari 4 halaman

Dana Pihak Ketiga BCA Tembus Rp 1.121 Triliun per Maret 2024

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) naik 7,9% secara tahunan (YoY) menyentuh Rp 1.121 triliun per Maret 2024. Adapun Dana giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh sekitar 7,3% mencapai Rp 904,5 triliun.

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan CASA Bank BCA selaras dengan total volume transaksi BCA yang naik 20,8% YoY mencapai 8,3 miliar pada kuartal I 2024. 

“Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking BCA mencapai 7,2 miliar, naik 23,5% YoY. BCA secara berkesinambungan melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking dan memberikan pelayanan berkualitas bagi nasabah yang beragam,” kata Jahja dalam keterangan resmi, Senin (22/4/2024).

Bank BCA juga mencatatkan kinerja kuartal I 2024 yang bertumbuh. BCA membukukan laba bersih Rp 12,9 triliun pada kuartal satu 2024, tumbuh 11,7 persen secara tahunan (YoY). 

Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Penyaluran kredit juga alami peningkatan sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun per Maret 2024. 

Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%. 

Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing 220,3% dan 71,9%.

 

Video Terkini