Sukses

Superior Prima Sukses IPO, Tawarkan 1,32 Miliar Saham Baru

PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Liputan6.com, Jakarta PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.318.979.000 lembar saham dengannilai nominal Rp 50 per lembar.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 15,05 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada kisaran Rp 175- Rp 185 per lembar saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi dana IPO sekitar Rp 230,82 miliar sampai dengan Rp 244,01 miliar.

Bersamaan dengan penawaran umum tersebut, perseroan telah menyetujui rencana Program ESA. Program ESA ini dialokasikan sebanyak-banyaknya 1,00 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak-banyaknya 13.189.790 saham.

Rencananya, sekitar Rp 100 miliar dari hasil IPO akan dialokasikan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pembelian kendaraan colt diesel dan big dump truck. Sisanya akan digunakan untuk keperluan antara lain namun tidak terbatas seperti biaya operasional pabrik, pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada ekspedisi, dan penambahan sumber daya manusia (SDM).

Perseroan berniat untuk melakukan pembayaran dividen kas (Rupiah) sebanyak-banyaknya 20 persen untuk masa yang akan datang, mulai tahun 2024 berdasarkan dari laba bersih tahun 2023.

Pembayaran dividen di masa yang akan datang akan bergantung pada berbagai faktor. Antara lain pada saldo laba, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek bisnis di masa yang akan datang, kebutuhan kas, kebutuhan modal kerja dan pengeluaran modal (capital expenditures), peluang bisnis. Serta,kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi.

Melansir prospektus perseroan dari laman e-ipo, Selasa (11/6/2024), berikut jadwal IPO PT Superior Prima Sukses Tbk:

  • Masa penawaran awal: 11-20 Juni 2024
  • Tanggal efektif: 26 Juni 2024
  • Masa penawaran umum: 28 Juni- 2 Juli 2024
  • Tanggal penjatahan: 2 Juli 2024
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik: 2 Juli 2024
  • Tanggal pencatatan saham di bursa efek: 4 Juli 2024

 

2 dari 5 halaman

IHSG Hari Ini Dibuka Memerah di Level Segini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi dibuka melemah 21,23 poin atau 0,31 persen ke posisi 6.900,31. Hal ini seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/6/2024).

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 4,24 poin atau 0,48 persen ke posisi 880,59.

IHSG Berpeluang Lesu

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Selasa (11/6/2024).

IHSG naik 0,34 persen ke posisi 6.921 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi dari IHSG pun telah menutup gap dan mencapai target yang diberikan.

“Saat ini diperkirakan posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave (v) dari wave C dari wave (2), sehingga dapat diwaspadai akan lanjutkan koreksi IHSG yang akan menuju ke 6.742-6.794,” tutur dia.

Herditya menuturkan, IHSG akan bergerak di level support 6.846,6.743 dan level resistance 7.032,7.149 pada perdagangan Selasa pekan ini.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.885-7.000 pada perdagangan Selasa pekan ini.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini,  dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 5 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) - Buy on Weakness

Saham BBNI terkoreksi 1,91% ke 4.610 dan disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan. "Selama BBNI masih mampu berada di atas 4.370 sebagai stoplossnya, posisi BBNI saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C," ujar dia.

Buy on Weakness: 4.460-4.580

Target Price: 4.820, 4.930

Stoploss: below 4.370

 

2.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI menguat ke 1,15% ke 4.400 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Selama BBRI masih mampu berada di atas 4,310 sebagai stoplossnya, maka posisi BBRI saat ini sedang berada di awal wave A dari wave (B)," ujar dia.

Buy on Weakness: 4.360-4.390

Target Price: 4.620, 4.820

Stoploss: below 4.310

 

3.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) - Buy on Weakness

Saham MAPI terkoreksi 3,373% ke 1.420 dan disertai dengan munculnya volume penjualan, koreksi MAPI pun menembus MA20. "Posisi MAPI saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave A," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 1.345-1.410

Target Price: 1.515, 1.660

Stoploss: below 1.240

 

4.PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) - Spec Buy

Saham SMRA menguat 0,96% ke 525 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatannya pun masih tertahan oleh MA60.

"Kami perkirakan, posisi SMRA saat ini berada di awal wave (iii) dari wave [i], sehingga SMRA masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata Herditya.

Spec Buy: 510-525

Target Price: 545, 570

Stoploss: below 505

4 dari 5 halaman

Apa yang Dimaksud IHSG?

Mengutip laman BEI, indeks saham adalah ukuran statistic yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi berkala.

Adapun tujuan dari indeks saham antara lain:

Mengukur sentimen pasar

Dijadikan produk investasi pasif seperti reksa dana indeks dan ETF indeks serta produk turunan

Benchmark bagi portofolio aktif

Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi atau return, risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko, serta

Proksi untuk kelas aset pada alokasi aset

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di papan utama dan papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

5 dari 5 halaman

Apa Fungsi IHSG?

Berikuf fungsi IHSG seperti dikutip dari laman OCBC NISP:

1.Menunjukkan Pergerakan Pasar

Fungsi IHSG untuk menunjukkan pergerakan saham-saham sedang melantai di pasar modal. Melalui pergerakan saham-saham tersebut, pelaku pasar modal bisa menganalisa bagaimana gairah jual beli instrumen investasi di suatu negara secara real time.

Selain itu, pihak eksternal pasar modal antara lain ekonom, pengamat, dan pemerintah bisa mendapat gambaran tentang seberapa menariknya negara bagi para penanam modal. 

2.Menampilkan Tolak Ukur Kinerja Portofolio Efek

IHSG juga berfungsi menampilkan tolak ukur efek bagi para calon investor sebelum masuk ke pasar modal. Grafik IHSG menampilkan informasi tentang harga saham rata-rata yang bisa dijadikan benchmark bagi para investor dalam mengambil keputusan. 

3.Menunjukkan Estimasi Profit

IHSG juga berfungsi memberikan estimasi profit terutama bagi calon investor. Persentase data dalam grafik saham IHSG dapat dijadikan standar untuk mengetahui berapa estimasi perkembangan investasi dalam pasar modal. Apabila harga saham IHSG rata-rata mengalami kenaikan 10% selama 6 bulan, maka dalam setengah tahun ke depan harga saham yang Anda beli bisa naik 10%.

4.Menjadi Produk Investasi Pasif

Selain itu, IHSG berfungsi menjadi produk investasi pasif atau underlying assets. Saat melakukan proses jual beli instrumen, seorang investor dapat membeli beberapa lot saham berbeda dan menjualnya secara kolektif kepada orang lain. Penjualan saham kolektif ini umumnya menggunakan harga saham IHSG. Sehingga apabila harga IHSG meningkat, harga saham kolektif juga akan naik.