Sukses

Prajogo Pangestu Kembali Borong Saham BREN, Dongkrak Harga?

Barito Renewables telah menyelesaikan akuisisi penting yang menambah portfolio energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap 1 oleh anak usahanya, Barito Wind Energy, yang memiliki kapasitas sebesar 75 MW.

Liputan6.com, Jakarta - Prajogo Pangestu, Chairman Grup Barito Pacific kembali menambah kepemilikan saham di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Kali ini, Prajogo menyerok 10 juta lembar saham BREN pada 12 juni 2024.

"Penambahan kepemilikan ini merupakan penambahan kepemilikan kedua kalinya yang dilakukan dalam rentang waktu dua hari, setelah sebelumnya Prajogo menambah kepemilikan saham BREN pada 10 Juni 2024," jelas Direktur dan Corporate Secretary PT Barito Renewables Energy Tbk, Merly dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (12/6/2024).

Menurut Merly, aksi beli ini mencerminkan kepercayaan kuat dai Prajogo terhadap BREN. Di sisi lain, aksi beli tersebut memberikan dukungan kepada manajemen untuk melaksanakan strategi ekspansi dan pengembangan usaha dengan konsisten.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (12/6), BREN ditutup naik 9,93 persen dari penutupan sebelumnya, ke posisi 8.025. Frekuensi perdagangan saham BREN tercatat sebanyak 2.081 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 22,87 juta lembar senilai Rp 183,50 miliar. Dalam sepekan, harga saham BREN telah naik 9,93 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham BREN naik 7,36 persen.

Sebelumnya, Prajogo melakukan pembelian 37.848.800 lembar saham pada 10 Juni 2024. Pembelian saham oleh bos perusahaan dinilai sebagai bentuk kepercayaan atas langkah-langkah strategis pengembangan dan ekspansi usaha yang telah dilakukan oleh Barito Renewables bersama anak usaha, Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy.

Barito Renewables telah menyelesaikan akuisisi penting yang menambah portfolio energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap 1 oleh anak usahanya, Barito Wind Energy, yang memiliki kapasitas sebesar 75 MW.

Selain itu, anak usaha di bidang panas bumi, Star Energy Geothermal juga, sedang merealisasikan penambahan 116 MW kapasitas total panas bumi di ketiga wilayah operasi di Salak, Darajat dan Wayang Windu, dimana 53 MW diantaranya akan dicapai melalui dua strategi, yaitu pengembangan Salak Binary dan program retrofit. Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari growth story BREN untuk menambah kapasitas melalui pertumbuhan organik.

2 dari 3 halaman

Cari Tambahan Cuan, BREN Dongkrak Kapasitas Aset Panas Bumi

Sebelumnya, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal, sedang merealisasikan penambahan 116 MW kapasitas total panas bumi di ketiga wilayah operasi di Salak, Darajat dan Wayang Windu. Sebesar 53 MW di antaranya akan dicapai melalui dua strategi, yaitu pengembangan Salak Binary dan program retrofit.

Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari growth story BREN untuk menambah kapasitas melalui pertumbuhan organik. Dari program ini, Barito Renewables Energy berpotensi mengantongi pendapatan tambahan hingga USD 40 juta per tahun.

“Penambahan kapasitas ini kami lakukan dengan menerapkan langkah-langkah strategis dengan melakukan efisiensi untuk unit-unit yang berada di ketiga wilayah operasi melalui program retrofit dan melalui pengembangan Salak Binary. Total penambahan kapasitas dari program retrofit ini akan menambah pendapatan sekitar USD 40 juta per tahun,” kata Direktur Utama Barito Renewables, Hendra Tan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (31/5/2024).

Saat ini program Salak Binary dan retrofit sudah berjalan, dengan target rampung secara berkala hingga 2026. "Ini merupakan komitmen kami senantiasa mengembangkan usaha kami dan mendukung program transisi energi Pemerintah Indonesia,” tambah Hendra Tan.

3 dari 3 halaman

Penerapan Teknologi Terbaru

Sementara, Deputy Chief Asset Management Star Energy Geothermal, Suharsono Darmono menjelaskan bahwa Salak Binary merupakan inovasi penerapan teknologi terbaru di panas bumi dengan menyerap Energi panas dari Hot Brine Water. Dari yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, kemudian diubah menjadi energi listrik Program Retrofit merupakan bagian dari kegiatan peningkatan efisiensi power plant perusahaan.

“Program retrofit merupakan bagian dari kegiatan peningkatan efisiensi power plant kami. Efisiensi yang dilakukan oleh Star Energy Geothermal mencakup re-engineering, improvement dan optimalisasi penggantian cooling tower dan turbine rotor menggunakan teknologi yang lebih baru,” tambah Suharsono.

Selain Salak Binary, Star Energy juga melakukan program retrofit yang akan menambah kapasitas sebesar 39.2 MW untuk area operasional Salak, Darajat dan Wayang Windu. Commercial Operation Date (COD) untuk Salak dan Wayang Windu akan dilakukan pada tahun 2025. Sementara untuk Darajat ditargetkan akan rampung pada 2026.

Video Terkini