Sukses

IHSG Melemah Terbatas, Investor Asing Jual Saham Rp 746,97 Miliar

Laju Indeks Harga Saham Gabngan (IHSG) turun terbatas 0,08 persen ke posisi 6.850,09 pada perdagangan Rabu, 12 Juni 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, 12 Juni 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,08 persen ke posisi 6.850,09. Indeks LQ45 merosot 0,57 persen ke posisi 862,86. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.866,26 dan level terendah 6.821,50. Sebanyak 418 saham merosot sehingga menekan IHSG. 141 saham menguat dan 224 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 894.969 kali dengan volume perdagangan 19,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.290. Investor asing jual saham Rp 746,97 miliar pada Rabu pekan ini. Sepanjang 2024, investor asing lepas saham Rp 10,81 triliun.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik tipis 0,21 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 2,24 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham energi melemah 0,46 persen, sektor saham basic turun 1,04 persen, sektor saham industri terpangkas 0,28 persen dan sektor saham nonsiklikal susut 0,20 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal merosot 0,77 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 0,88 persen, sektor saham keuangan melemah 0,78 persen, sektor saham properti susut 0,59 persen dan sektor saham transportasi anjlok 1,73 persen.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bervariasi akibat sikap wait and see pelaku pasar menantikan data inflasi dan tingkat suku bunga Amerika Serikat pada pekan ini.

 

2 dari 4 halaman

Sentimen IHSG

Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi inflasi AS tetap di level yang sama yaitu 3,4 persen year on year (yoy), dan tingkat suku bunga AS tetap pada level 5,25 sampai 5,5 persen.

"Dari Britania Raya, Gross Domestic Product (GDP) secara bulanan turun dari sebelumnya 0,4 persen menjadi 0 persen dan secara tahunan turun dari sebelumnya 0,7 persen menjadi 0,6 persen, yang terjadi akibat melemahnya output industri dan konstruksi di tengah naiknya sektor jasa,” demikian dikutip dari Antara.

Dari China, inflasi tetap pada level 0,3 persen (yoy), yang menunjukkan bahwa permintaan dan daya beli dalam negeri masih belum bertumbuh signifikan, sehingga pemerintah China lagi-lagi perlu memberikan stimulus untuk memicunya.

Selain itu, dari Jepang, pekan ini Bank of Japan (BoJ) akan mengadakan pertemuan untuk menetapkan tingkat suku bunga acuannya, yang diproyeksikan tetap pada level 0,1 persen, sebab kenaikan suku bunga tampaknya belum bisa dihadirkan BoJ, sebab daya beli dalam negeri masih rendah. Dari pasar komoditas, emas masih terkontraksi menantikan kebijakan suku bunga AS pada Kamis, 13 Juni 2024 yang diprediksi masih berada pada level 5,25 sampai 5,5 persen.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham ADRO naik 2,57 persen
  • Saham CPIN naik 1,47 persen
  • Saham TLKM naik 1,39 persen
  • Saham INDF naik 1,22 persen
  • Saham ANTM naik 1,20 persen

 

Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:

  • Saham SMGR merosot 6,96 persen
  • Saham INKP merosot 5,57 persen
  • Saham PGEO merosot 4,70 persen
  • Saham INTP merosot 4,13 persen
  • Saham ISAT merosot 3,84 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 812,1 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 720 miliar
  • Saham BBNI senilai Rp 500,3 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 461,7 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 289,7 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarakn frekuensi antara lain:

  • Saham ATLA tercatat 53.646 kali
  • Saham BBRI tercatat 32.633 kali
  • Saham PAMG tercatat 322.54 kali
  • Saham GOTO tercatat 22.081 kali
  • Saham BMRI tercatat 20.764 kali
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu pekan ini seiring investor menilai data inflasi dari seluruh Asia.

Mengutip CNBC, inflasi China pada Mei 2024 mencapai 0,3 persen, meleset dari perkiraan 0,4 persen oleh ekonom yang disurvei Reuters.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,35 persen setelah pengumuman inflasi. Indeks CSI 300 menguat tipis ke posisi 3.544,12.

Pelaku pasar di Asia juga mencermati keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Sementara itu, tingkat inflasi India juga diperkirakan naik tipis menjadi 4,89 persen, menurut jajak pendapat Reuters, sedikit lebih tinggi dari kenaikan 4,83 persen pada April.

Indeks Taiwan menguat 1,18 persen, dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 22.048,96. Hal ini seiring sentimen investor yang optimistis terhadap Apple yang mengumumkan fitur baru AI untuk sistem operasi terbarunya.

Selain itu, saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Corp dan Foxconn masing-masing naik lebih dari 3 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,66 persen menjadi 38.876,71, sedangkan indeks Topix merosot 0,73 persen ke posisi 2.756,44.

Tingkat inflasi barang-barang perusahaan Jepang meningkat menjadi 2,4 persen pada Mei, melampaui harapan dan menandai tingkat kenaikan tercepat sejak Agustus.

Namun, indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,84 persen ke posisi 2.728,17. Indeks Kosdaq menguat 0,27 persen ke posisi 870,67. Indeks ASX di Australia turun 0,51 persen ke posisi 7.715,5.

 

 

Video Terkini