Liputan6.com, Jakarta - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1 triliun untuk 2024. Wakil Direktur Utama Moratelindo, Genta Andhika Putra menjelaskan, belanja modal tahun ini akan dialokasikan utamanya untuk pengembangan jaringan.
"Budget capex kita tahun ini sekitar Rp 1 triliun. Sebagian besar capex akan kita gunakan  mengembangkan jaringan backbone seperti Jakarta-Singapura, dan juga pengembangan FTTH," ungkap Genta dalam paparan publik perseroan, Kamis (13/6/2024).
Baca Juga
Selain itu, perseroan juga berencana melakukan pembaruan atau update kapasitas. Sebab, saat ini kapasitas di beberapa segmen sudah mulai habis sehingga perlu segera ada penyegaran. Tak hanya, itu, perseroan juga sedang membangun data center di Batam.
Advertisement
"Kalau untuk serapan capex sampai dengan saat ini sekitar kurang lebih di 30 persen," imbuh Genta.
Adapun belanja modal 2024 berasal dari sejumlah pendanaan. Antara lain  ada dari sukuk dan juga pembelian dari bank serta sumber keuangan lainnya. Perseroan mencatatkan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap I Tahun 2023 Seri A dan Seri B sebesar Rp 488,55 miliar dan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Moratelindo Tahap II Tahun 2024 Seri A dan Seri B sebesar Rp 279,63 miliar.
Atas Penawaran Umum Berkelanjutan tersebut Perseroan memperoleh hasil pemeringkatan idA+sy (Single A Plus Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Tahun ini, perseroan tetap fokus mengembangkan segmen bisnis ritel FTTH dan FTTX (Oxygen.id), khususnya di wilayah dengan permintaan tinggi. Pada 2023, perusahaan juga mengembangkan produk baru seperti Moratelindo Network Interconnect and Content Autonomous (MoNICA) yang diluncurkan pada Januari 2024.
Laba 2023 Dipakai untuk Ekspansi, Moratelindo Absen Sebar Dividen
Sebelumnya, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo memutuskan untuk mengalokasikan seluruh laba tahun buku 2023 untuk pengembangan dan ekspansi perusahaan. Artinya, perseroan tidak akan membagikan dividen.
Rencana ini telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan hari ini, Kamis 13 Juni 2024 di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Untuk pembagian dividen tahun buku 2023, tidak ada. Alasannya, laba tahun buku 2023 akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan," kata Chief Strategic Business Officer Moratelindo, Resi Y. Bramani dalam paparan publik perseroan, Kamis (13/6/2024).
Resi menambahkan, perseroan telah mempersiapkan beberapa strategi bisnis untuk tahun ini. Seperti inovasi produk dengan launching produk baru. Lalu peningkatan kapasitas data center, kapasitas backbone dan jaringan FTTH.
"Lalu yang ketiga, kami memperkuat struktur permodalan yang didukung oleh perbankan. Institusi lainnya dan investor pasar modal. Tentunya yang penting juga yaitu peningkatan kualitas SDM dan digitalisasi internal proses," imbuh dia.
Laba bersihPada tahun buku 2023, EBITDA Perseroan mengalami peningkatan dari Rp 2,19 triliun pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp 2,23 triliun pada 2023, dengan EBITDA margin 47% pada 2022 menjadi 52% pada 2023. Laba bersih juga mengalami peningkatan dari Rp 673 miliar pada 2022 menjadi Rp 679 miliar pada 2023, dengan net profit margin menjadi menjadi 16% pada 2023 dibanding 14% pada 2022.
Perseroan tetap mempertahankan status keuangan yang kuat, dengan peningkatan ekuitas dari Rp 6,24 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 6,92 triliun pada akhir 2023, atau meningkat 11%. Debt to Equity Ratio (DER) juga membaik dari 139,14% pada 2022 menjadi 115,18% pada 2023.
Â
Â
Â
Advertisement
Konektivitas Masyarakat
Chief Technology Officer Moratelindo, Michael C. McPhail menambahkan, perseroan terus melanjutkan dedikasinya terhadap pertumbuhan dan konektivitas masyarakat, yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah homepass sejumlah 548.674 di tahun 2022 menjadi 692.090 pada 2023.
Bersamaan dengan itu, pelanggan segmen retail yang pada 2022 berjumlah 139.301 pelanggan, tumbuh menjadi 166.120 pelanggan pada 2023. Selain itu, segmen enterprise juga melaporkan peningkatan pelanggan korporasi baik dari swasta maupun pemerintah yaitu dari 8.621 pelanggan pada 2022 menjadi 10.237 pelanggan pada 2023.
"Peningkatan tersebut terjadi berkat perluasan jaringan access dan Fiber to the Building (FTTB) yang pada tahun 2022 sejumlah 227 gedung menjadi 244 gedung di tahun 2023, serta peningkatan kapasitas bandwidth pada tahun 2022 sebesar 25.900 G menjadi 29.700 G di tahun 2023," beber Michael.
Perseroan juga tetap fokus mengembangkan segmen bisnis ritel FTTH dan FTTX (Oxygen.id), khususnya di wilayah dengan permintaan tinggi. Pada 2023, perusahaan juga mengembangkan produk baru seperti Moratelindo Network Interconnect and Content Autonomous (MoNICA) yang diluncurkan pada Januari 2024.
Â
Â
Moratelindo Targetkan Dana IPO Habis pada Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo memastikan sisa dana hasil penawaran umum perdana initial public offering/IPO) bakal terserap seluruhnya pada 2023.
Direktur Utama Moratelindo, Jimmy Kadir menyebutkan, posisi akhir tahun lalu perseroan telah merealisasikan separuh dari dana IPO.
"Jika dilihat laporan per Desember 2022 itu kurang lebih sudah 50-60 persen (penyerapannya), di mana kami gunakan untuk investasi terhadap backbone, dan akses modal kerja. Target ke depannya tahun ini pasti habis tinggal sedikit lagi. Mungkin kuartal III sudah habis," kata dia dalam paparan publik perseroan, Kamis (15/6/2023).
Berdasarkan keterangan yang disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan telah menggunakan Rp 565,68 miliar dari total seluruh dana hasil IPO sebesar Rp 1 triliun. Sebesar Rp 272,22 miliar digunakan untuk perangkat telekomunikasi, Rp Rp 145,71 miliar jaringan telekomunikasi, dan sebesar Rp 147,19 miliar sebagai modal kerja.
Berdasarkan prospektus IPO, Moratelindo berencana mengalokasikan 85 perdana dana hasil IPO untuk kebutuhan investasi. Hal ini termasuk namun tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, dan infrastruktur pasif. Sementara sisanya sebesar 15 persen akan dialokasikan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan atau general corporate purposes.
Untuk tahun ini, perseroan fokus untuk mengmbangkan jaringan fiber to thre home (FTTH). Hal itu merujuk pada tingginya permintaan FTTH selama periode pandemi covid-19. Hal itu turut menjadi kunci pertumbuhan pada 2023.
"Ini menjadi key driver untuk meningkatkan pesan di tahun 2023 yang kami. Sesuaikan sesuai dengan pertumbuhan rata-rata industri sebesar single digit. Dan untuk bisnis tahun 2023, perusahaan akan terus meningkatkan infrastruktur jaringan telekomunikasi sesuai dengan core bisnis kami yaitu di Backbone," imbuh Jimmy memungkasi.
Â
Â
Advertisement