Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk mengumumkan kepada karyawan perusahaan sedang dalam rencana menggulirkan kompensasi berbasis saham untuk karyawan berkinerja tinggi. Pengumuman itu dibeberkan oleh karyawan Tesla yang enggan disebutkan namanya.
Rencana kompensasi muncul beberapa hari setelah Elon Musk mendapatkan persetujuan pemegang saham atas rencana pembayaran senilai USD 56 miliar atau sekitar Rp 919,32 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.416). yang terdiri dari opsi saham.
Baca Juga
Pengumuman ini selisih dua bulan setelah Musk mengumumkan PHK yang berdampak pada lebih dari 10% tenaga kerja global Tesla, imbas perlambatan permintaan kendaraan listrik dan semakin ketatnya persaingan harga dari kompetitor Tiongkok.
Advertisement
"Selama beberapa minggu ke depan, Tesla akan melakukan tinjauan komprehensif untuk memberikan hibah opsi saham untuk kinerja yang luar biasa,” mengutip isi memo Musk kepada karyawan yang dikirim melalui surat elektronik (surel), Selasa (18/6/2024).
"Juga akan ada program berkelanjutan untuk memberikan hibah opsi spot bagi siapa saja yang melakukan sesuatu yang luar biasa bagi perusahaan. Terima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk membuat Tesla sukses," lanjut surel tersebut.
Namun, hingga berita ini ditulis, Tesla belum memberikan pernyataan resmi. Tesla tahun lalu melewatkan penghargaan saham berbasis prestasi kepada karyawannya, kata orang yang mengetahui masalah tersebut.
Margin Tesla terpukul tahun lalu akibat pemotongan harga agresif perusahaan yang bertujuan untuk menghidupkan kembali permintaan dan menangkis persaingan. Melansir Yahoo Finance, sejak awal 2024, saham Tesla telah merosot 25% dan pembuat kendaraan listrik tersebut telah memperingatkan adanya potensi penurunan tajam dalam penjualan.
Elon Musk Mau Digaji Rp 923 Triliun, Saham Tesla Langsung Melorot
Sebelumnya, saham pembuat kendaraan listrik ternama Amerika Serikat, Tesla terpantau mengalami pelemahan dalam penutupan pada perdagangan Jumat 14 Juni 2024 waktu setempat.
Berdasarkan data bursa Nasdaq yang dipantau Sabtu (15/6/2024), saham Tesla melemah 2,44 persen menjadi USD 178,01 dalam penutupan perdagangan.
Pelemahan ini menyusul persetujuan paket gaji CEO Tesla Elon Musk oleh pemegang saham Tesla sebesar USD 56 miliar atau Rp 923,2 triliun.
Melansir Channel News Asia, persetujuan tersebut menggarisbawahi dukungan yang dinikmati Musk dari basis investor ritel Tesla, yang banyak di antaranya adalah penggemar vokal miliarder terkaya di dunia tersebut.
Besaran gaji terbaru ini disetujui meskipun ada penolakan dari beberapa investor institusional besar dan perusahaan proksi.
Pada pertemuan pemegang saham tahunan di Austin, Texas, Musk menggambarkan dirinya sebagai orang yang secara patologis optimis.
"Jika saya tidak optimis, ini tidak akan ada pabrik ini," kata Musk.
"Tetapi pada akhirnya saya berhasil. Itu yang penting," ujarnya.
Di sisi lain, persetujuan tersebut tidak menyelesaikan gugatan mengenai paket pembayaran di pengadilan Delaware, yang menurut beberapa pakar hukum dapat memakan waktu berbulan-bulan.
Hakim membatalkan paket pembayaran tersebut pada Januari 2024, dan menggambarkannya sebagai hal yang tidak dapat diduga".
Para pemegang saham Tesla memang meningkatkan tingkat kendali investor dengan mengesahkan proposal yang mendukung pemangkasan masa jabatan dewan menjadi satu tahun dan menurunkan persyaratan pemungutan suara untuk proposal menjadi mayoritas sederhana, meskipun ada penolakan dari dewan terhadap keduanya.
Advertisement
Elon Musk Hadapi Gugatan Insider Trading dari Pemegang Saham Tesla
Diwartakan sebelumnya, seorang pemegang saham Tesla mengajukan gugatan terhadap CEO Elon Musk. Gugatan tersebut menuduh bos Tesla itu melakukan perdagangan orang dalam (insider trading) ketika Elon Musk menjual saham senilai lebih dari USD 7,5 miliar pada akhir 2022.
Saham Tesla merosot 0,39% di bursa Nasdaq dalam perdagangan 31 Mei 2024, menyusul berita gugatan oleh pemegang saham kepada Elon Musk tersebut.
Pemegang Saham Michael Perry, dalam gugatan yang diajukan di Delaware Chancery Court, mengatakan bahwa harga saham Tesla anjlok setelah publikasi kinerja kuartal IV pada 2 Januari 2023, dan mengklaim bahwa Elon Musk mendapat keuntungan yang tidak semestinya sekitar USD 3 miliar setelah mendapat bisikan dari orang dalam.
"Musk mengeksploitasi posisinya di Tesla, dan dia melanggar kewajiban fidusianya kepada Tesla," kata gugatan tersebut, dikutip dari US News, Sabtu (1/6/2024).
Penggugat meminta pengadilan mengarahkan Elon Musk untuk mengembalikan keuntungan yang diperoleh dari perdagangan tersebut. Gugatan ini juga menunjukkan, Musk menjual saham tersebut di berbagai tanggal yaitu pada November 2022 dan Desember 2022.
Selain Musk, penggugat juga menuduh direktur Tesla melanggar kewajiban fidusia mereka dengan mengizinkan Musk menjual sahamnya.
Klaim Penggugat
Dalam gugatannya, Perry mengklaim bahwa Musk, yang pada tahun 2022 mengatakan permintaan kendaraan Tesla sangat baik namun mengetahui angka yang lebih rendah dari perkiraan pada pertengahan November, dengan aksesnya ke data real-time, menjual sahamnya sebelum informasi bersifat publik.
"Seandainya (Musk) menunggu untuk melakukan penjualan ini sampai setelah berita buruk dirilis,... penjualannya akan menghasilkan kurang dari 55% dari jumlah realisasi penjualan pada bulan November dan Desember 2022," jelas gugatan tersebut.
Advertisement