Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 227,69 miliar. Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada 13 Juni 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (19/6/2024), PT Blue Bird Tbk akan membagikan dividen tunai setara Rp 91 per saham.
Baca Juga
Pertimbangan pembagian dividen itu melihat data keuangan per 31 Desember 2023 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 452,97 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya senilai Rp 2,70 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 5,63 triliun.
Advertisement
Jadwal Dividen
Berikut jadwal pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2023 antara lain:
- Tanggal efektif pada 13 Juni 2024
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 25 Juni 2024
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 26 Juni 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 27 Juni 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 28 Juni 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 27 Juni 2024 pukul16.00
- Tanggal pembayaran dividen pada 12 Juli 2024
Pada perdagangan saham Rabu, 19 Juni 2024 pukul 15.30 WIB, saham BIRD melemah 0,33 persen ke posisi Rp 1.520 per saham. Harga saham BIRD dibuka turun lima poin ke posisi Rp 1.520 per saham. Harga saham BIRD berada di level tertinggi Rp 1.545 dan terendah Rp 1.510 per saham. Total frekuensi perdagangan 794 kali dengan volume perdagangan 22.278 saham. Nilai transaksi Rp 3,4 miliar.
Kinerja Keuangan 2023
Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat kinerja keuangan positif sepanjang 2023 ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat pendapatan naik 23,18 persen menjadi Rp 4,42 triliun pada 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya, Perseroan meraih pendapatan Rp 3,59 triliun.
Beban langsung naik 19,88 persen menjadi Rp 3,018 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 2,51 triliun. Meski demikian, Perseroan mencatat laba bruto Rp 1,40 triliun pada 2023, atau tumbuh 30,93 persen dari periode 2022 sebesar Rp 1,07 triliun.
Perseroan mencatat beban usaha bertambah 32,28 persen dari Rp 652,51 miliar pada 2022 menjadi Rp 863,17 miliar pada 2023. Dengan demikian, laba usaha naik 28,82 persen menjadi Rp 540,95 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 419,91 miliar.
Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 26,40 persen menjadi Rp 452,97 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 358,35 miliar.
Advertisement
Aset Perseroan
PT Blue Bird Tbk mencatat laba per saham dasar/dilusi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 181 pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 143.
Ekuitas Perseroan naik 5,24 persen menjadi Rp 5,63 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,35 triliun. Total liabilitas bertambah 26,34 persen dari Rp 1,54 triliun pada 2022 menjadi Rp 1,94 triliun pada 2023. Aset naik 9,96 persen menjadi Rp 7,58 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 6,89 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 983,43 miliar pada 2023 dari sebelumnya Rp 890,97 miliar.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Maret 2024, harga saham BIRD turun 0,57 persen menjadi Rp 1.750 per saham. Harga saham BIRD dibuka stagnan Rp 1.760 per saham. Harga saham BIRD berada di level tertinggi Rp 1.770 dan terendah Rp 1.740 per saham. Total frekuensi perdagangan 573 kali dengan volume perdagangan 8.311 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,5 miliar.
Belanja Modal 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun pada 2024. Dana belanja modal akan berasal dari pinjaman dan kas internal.
Presiden Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menuturkan, belanja modal sebagian besar dialokasikan untuk pembelian armada baik peremajaan dan penambahan armada perusahaan. Perseroan menargetkan pembelian armada sebanyak 7.000 armada. Dengan penambahan armada itu dapat mendorong kinerja Perseroan tumbuh double digit.
“Dengan peruntukkan sekitar 4.000 armada untuk peremajaan dan sekitar 3.000 armada untuk penambahan di semua segmen bisnis perusahaan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Senin (11/2/2024).
Selain menambah armada, Perseroan juga menjaga utilisasi armada pada level yang tinggi sehingga mendukung target kinerja Perseroan. Blue Bird akan memakai kas internal dan pinjaman bank untuk belanja modal. “30 (persen-red) internal kas dan 70 persen pinjaman bank. Saat ini masih dominan swasta tapi masih membuka peluang untuk (bank-red) BUMN juga,” kata dia.
Advertisement