Sukses

Strategi Paperocks Indonesia Tangkap Peluang Industri Kemasan

Direktur Utama PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI), Catur Jatiwaluyo menyiapkan strategi pengembangan bisnis yang mementingkan kolaborasi serta new product development yang didahului dengan riset pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI), Catur Jatiwaluyo mengungkapkan industri kemasan memiliki perkembangan pasar yang menjanjikan di tengah kondisi yang penuh tantangan saat ini. 

Menyikapi potensi itu, Catur mengatakan perseroan menyiapkan strategi pengembangan bisnis yang mementingkan kolaborasi serta new product development yang didahului dengan riset pasar.

"Kami harap, dalam waktu yang tidak terlalu lama Paperocks Indonesia dapat menjadi pemimpin pasar di industri kemasan kertas," ujar Catur dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (20/6/2024). 

Catur menuturkan, perusahaannya menitikberatkan usahanya pada industri pengemasan dengan menggunakan bahan utama dari kertas, yang merupakan sumber daya terbarukan. 

Selain itu, PPRI aktif memperkenalkan produk-produk ramah lingkungan untuk memberikan dampak positif bagi pelanggan, karyawan, dan lingkungan sekitar. 

"Ini memang menjadi komitmen kami sejak awal, untuk berkontribusi secara positif menjaga keberlanjutan lingkungan serta memberikan manfaat yang berkesinambungan bagi semua pihak,” ujar dia. 

PPRI mencatatkan kinerja apik pada kuartal I-2024. Produsen kemasan kertas food grade yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus tahun lalu itu mampu mencatat pendapatan sebesar Rp 40,5 miliar di kuartal I-2024.

Nilai ini naik hampir 56% dibanding periode sama di tahun sebelumnya dengan nilai sejumlah Rp 25,9 miliar. PPRI juga memperoleh laba bersih sejumlah Rp 1,02 miliar atau naik sebesar 296% dibanding 2023 yang hanya sejumlah Rp 401,29 juta. 

 

 

 

2 dari 4 halaman

Harga Naik di Luar Kebiasaan, Bursa Pelototi Saham Paperocks Indonesia

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Paperocks Indonesia (PPRI). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham PPRI di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham PPRI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/6/2024).

Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Melansir data RTI, saham PT Paperocks Indonesia ditutup naik 28,37 persen ke posisi 181 pada Selasa (11/6) kemarin. Dalam sepekan, saham PPRI telah naik 23,13 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham PPRI naik 120,73 persen.

Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham PPRI, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

3 dari 4 halaman

IPO Perseroan

 Sebelumnya, PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar barang dari kertas dan karton akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Mengutip laman e-ipo, Rabu (19/7/2023), perseroan bakal melepas sahamnya ke publik sebanyak 275 juta saham dengan nilai nominal Rp 50. Angka tersebut mewakili 25,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan usai IPO.

Adapun saham tersebut ditawarkan dengan rentang harga penawaran sebesar Rp 130 sampai dengan Rp 150 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar hingga Rp 41,25 miliar.

Sebagai pemanis, perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 165.000.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 20,63 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.

Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan.

Setiap pemegang 5 saham baru perseroan berhak memperoleh 3 Waran Seri I di mana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran Seri I yang diterbitkan memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200. Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 33 miliar.

Setelah melakukan IPO, perseroan memiliki kebijakan untuk membayarkan dividen dengan rasio sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba tahun berjalan konsolidasi perseroan, yang dimulai dari tahun buku 2023

Ini dalam bentuk uang tunai kepada seluruh pemegang saham perseroan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, namun dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

 

 

4 dari 4 halaman

Rencana Penggunaan Dana

Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan antara lain untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum dan administrasi perseroan. Vendor akan ditentukan di kemudian hari tergantung pesanan produk dan kuantitas dari pelanggan perseroan.

Begitu pula dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya juga akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional perseroan yaitupersediaan dan biaya operasional antara lain beban penjualan dan beban umum dan administrasi perseroan.

Perseroan memproyeksikan pulihnya industri makanan dan minuman di Indonesia setelah terkena dampak Covid-19, sehingga perseroan ingin melakukan penawaran umum perdana saham karena perseroan melihat adanya peluang dan potensi market yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Sebagai perusahaan distribusi dan perdagangan, kecukupan atas ketersediaan modal kerja merupakan kunci utama untuk perkembangan usaha perseroan ke depan. Untuk merealisasikan rencana perseroan untuk dapat menggarap peluang dan potensi tersebut, maka penawaran umum perdana saham ini diperlukan untuk memperoleh modal kerja yang mamadai.

Dalam melancarkan aksinya, calon emiten dengan kode saham PPRI menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.