Sukses

5 Strategi Eka Sari Lorena Dongkrak Pendapatan, Tambah Bus Listrik hingga Cashless Payment

Sepanjang 2023, pendapatan usaha Eka Sari Lorena mengalami penurunan sedikit 0,15% dari sebesar Rp 93,102 miliar tahun 2022 menjadi sebesar Rp 92,958 miliar di 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Otobus (PO) transportasi angkutan darat, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) akan terus melakukan ekspansi di tahun ini. Langkah ini guna mendorong pendapatan perseroan sehingga bisa terus membukukan laba operasional.

Managing Director Eka Sari Lorena Transport Ryanta Soerbakti mengatakan, salah satu strategi ekspansi tahun ini adalah menambah jumlah bus listrik, bersamaan dengan rencana Kementerian Perhubungan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengakselerasi pengembangan ekosistem angkutan umum berbasis listrik di Jabodetabek.

“Selain itu, kami juga akan terus memperkuat divisi rental berjangka panjang yang dapat memberikan fixed income atau pendapatan tetap bagi Perseroan,”kata Ryanta dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (23/6/2024).

Strategi lainnya ialah membangun kerjasama dengan moda transportasi darat lainnya seperti kereta api cepat yang tengah dikembangkan Pemerintah. Tak hanya itu, Lorena juga akan melakukan peremajaan armada secara berkala di divisi AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) sehubungan dengan pulihnya perekonomian Indonesia.

“Kami juga akan terus melakukan efisiensi di segala bidang, meningkatkan kontrol penerimaan dan pengeluaran, implementasi cashless payment method untuk tiket dan memanfaatkan penjualan online yang telah dikembangkan selama 10 tahun, serta menggandeng mitra seperti Traveloka dan Redbus.”

Kinerja Perseroan

Dari sisi kinerja keuangan, sepanjang tahun 2023 lalu, Pendapatan usaha Perseroan mengalami penurunan sedikit 0,15% dari sebesar Rp 93,102 miliar tahun 2022 menjadi sebesar Rp 92,958 miliar di 2023.

Pendapatan terbesar Lorena masih dari lini Bus AKAP sebesar Rp 73,03 miliar, disusul lini Rental Bus senilai Rp 13,47 miliar, berkontribusi masing-masing sebesar 78,56% dan 14,49% terhadap total pendapatan di 2023.

Perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp 25,56 miliar, melesat 271% dari tahun 2022 dengan laba kotor Rp 6,89 miliar. Rugi bersih tahun berjalan LRNA juga berhasil ditekan 96,35% menjadi hanya Rp 777 juta di 2023 dari tahun sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 21,31 miliar.

Kendati begitu, LRNA mampu mencatatkan laba komprehensif tahun 2023 sebesar Rp 135,87 miliar, dari tahun sebelumnya rugi komprehensif Rp 21,32 miliar, dipengaruhi oleh adanya kenaikan surplus revaluasi aset tetap sebesar Rp 136,66 miliar.

2 dari 2 halaman

Kinerja Kuartal I

Tahun ini, di kuartal I-2024, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 19,06 miliar, naik 3% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 18,49 miliar. Adapun, sumbangan terbesar pendapatan Q1-2024 masih disumbang bisnis Bus AKAP senilai Rp 14,29 miliar dan Rental Bus sebesar Rp 2,53 miliar.

Meski demikian, terjadi peningkatan dari lini bisnis Bus Angkutan Bandara atau Jabodetabek Airport Connexion (JAC) yang naik 65% menjadi Rp 1,68 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,02 miliar. Tahun lalu, bisnis JAC ini mampu menyumbang Rp 3,56 miliar, naik 5% dari tahun 2022 sebesar Rp 3,39 miliar.

“Perseroan meyakini, pada waktunya segmen bus angkutan bandara dan segmen Rental Bus pertumbuhannya akan meningkat signifikan didukung potensi pasarnya,” ujar Ryanta.

Selanjutnya, Perseroan akan terus mengembangkan angkutan bandara, Trans Jabodetabek Reguler (TJR) dan Jabodetabek Residence Connection (JRC) serta angkutan rental jangka panjang, sehingga perusahaan tak lagi hanya bergantung pada satu segmen yaitu AKAP.

Hingga per akhir Desember 2023, Lorena mengoperasikan Bus AKAP di lebih dari 20 rute di antaranya Pekanbaru , Jambi, Palembang, Prabumulih, Lampung, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Madura, Malang, Jember,   Banyuwangi dan Denpasar.

Video Terkini