Sukses

Trivia Saham: Apa Itu Penganggaran Berbasis Aktivitas? Berikut Pengertian, Keuntungan, dan Cara Penerapan

Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) lebih ketat dibandingkan proses penganggaran tradisional, yang cenderung hanya menyesuaikan anggaran sebelumnya dengan memperhitungkan inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Penganggaran berbasis aktivitas (Activity-Based Budgeting/ABB) adalah sistem yang mencatat, meneliti, dan menganalisis aktivitas yang menimbulkan biaya bagi suatu perusahaan.

Setiap aktivitas dalam organisasi yang menimbulkan biaya diteliti dengan cermat untuk mengetahui cara-cara potensial untuk menciptakan efisiensi.

Hasil perhitungan itu kemudian dirumuskan dalam anggaran perusahaan. Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) lebih ketat dibandingkan proses penganggaran tradisional, yang cenderung hanya menyesuaikan anggaran sebelumnya dengan memperhitungkan inflasi atau perkembangan bisnis.

ABB memungkinkan kontrol lebih besar terhadap proses penganggaran. Perencanaan pendapatan dan pengeluaran terjadi pada tingkat yang tepat sehingga memberikan rincian berguna mengenai proyeksi. ABB memungkinkan manajemen untuk meningkatkan kendali atas proses penganggaran dan menyelaraskan anggaran dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Sayangnya, manfaat ini harus dibayar mahal. Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) lebih mahal untuk diterapkan dan dipelihara dibandingkan teknik penganggaran tradisional dan juga lebih memakan waktu. Selain itu, sistem ABB memerlukan asumsi dan wawasan tambahan dari manajemen, yang terkadang dapat mengakibatkan potensi ketidakakuratan penganggaran.

Cara Kerja Penganggaran Berbasis Aktivitas

Meminimalkan biaya adalah bagian penting dari manajemen bisnis. Jika dilakukan secara efektif dan tidak berlebihan, perusahaan akan mampu mempertahankan dan terus meningkatkan pendapatannya, sekaligus memperoleh keuntungan yang lebih tinggi .

Melansir Investopedia, Minggu (23/6/2024), penggunaan ABB dapat membantu perusahaan mengurangi tingkat aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan. Menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu akan meningkatkan profitabilitas.

2 dari 3 halaman

Proses Penganggaran

Proses penganggaran berbasis aktivitas (ABB) dipecah menjadi tiga langkah. Pertama, identifikasi aktivitas yang relevan. Penggerak biaya ini adalah item yang bertanggung jawab menimbulkan pendapatan atau pengeluaran bagi perusahaan.

Kedua, tentukan jumlah unit yang berkaitan dengan setiap kegiatan. Angka ini menjadi dasar perhitungan. Terakhir, gambarkan biaya per unit aktivitas dan kalikan hasilnya dengan tingkat aktivitas.

Keuntungan dan Kerugian Penganggaran Berbasis AktivitasSistem penganggaran berbasis aktivitas (ABB) memungkinkan kontrol lebih besar terhadap proses penganggaran.

Perencanaan pendapatan dan pengeluaran terjadi pada tingkat yang tepat sehingga memberikan rincian berguna mengenai proyeksi. ABB memungkinkan manajemen untuk meningkatkan kendali atas proses penganggaran dan menyelaraskan anggaran dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Sayangnya, manfaat ini harus dibayar mahal. Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) lebih mahal untuk diterapkan dan dipelihara dibandingkan teknik penganggaran tradisional dan juga lebih memakan waktu.

Selain itu, sistem ABB memerlukan asumsi dan wawasan tambahan dari manajemen, yang terkadang dapat mengakibatkan potensi ketidakakuratan penganggaran.

 

3 dari 3 halaman

Perbedaan Penganggaran Berbasis Aktivitas dan Proses Penganggaran Tradisional

Penganggaran berbasis aktivitas adalah praktik penganggaran alternatif. Metode tradisional lebih sederhana, dengan menyesuaikan anggaran periode sebelumnya dengan memperhitungkan inflasi atau pertumbuhan pendapatan.

Daripada menggunakan anggaran masa lalu untuk menghitung berapa banyak yang akan dibelanjakan perusahaan pada tahun berjalan, penganggaran berbasis aktivitas (ABB) menggali lebih dalam. Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) tidak diperlukan untuk semua perusahaan.

Misalnya, perusahaan mapan yang mengalami sedikit perubahan biasanya merasa bahwa menerapkan tarif tetap pada data tahun sebelumnya untuk mencerminkan pertumbuhan bisnis dan inflasi sudah cukup.

Sebaliknya, perusahaan baru yang tidak memiliki akses terhadap informasi penganggaran historis tidak dapat mempertimbangkan hal ini sebagai pilihan. Penganggaran berbasis aktivitas (ABB) juga kemungkinan besar akan diterapkan oleh perusahaan yang mengalami perubahan material, seperti perusahaan yang memiliki  anak perusahaan baru, pelanggan signifikan, lokasi bisnis, atau produk. Dalam kasus seperti ini, informasi historis mungkin tidak lagi menjadi dasar yang berguna untuk penganggaran di masa depan.

 

Â