Sukses

Delta Dunia Makmur Bakal Bagikan Dividen Tunai USD 5 Juta, Ini Jadwalnya

Delta Dunia Makmur telah membagikan USD 5 juta sebagai dividen interim. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 2024, perseroan kembali menyetujui pembagian sisa dividen sebesar USD 5 juta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) akan menyalurkan dividen tunai sebesar USD 5 juta. Sebelumnya, perseroan setuju menyalurkan USD 10 juta untuk dividen. Besaran dividen itu, sekitar 27,7 persen dari total laba bersih tahun buku 2023 senilai USD 36,01 juta. 

Pada 22 Desember 2023, Delta Dunia Makmur telah membagikan USD 5 juta sebagai dividen interim. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Juni 2024, perseroan kembali menyetujui pembagian sisa dividen sebesar USD 5 juta. Adapun jadwalnya sebagai berikut:

Melansir laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/6/2024) rincian jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 yang akan dibayar yaitu, Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Selasa, 1 Juli 2024. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Rabu, 2 Juli 2024.

Kemudian Cum dividen pasar tunai pada 3 Juli 2024. Ex dividen pasar tunai pada Jumat, 4 Juli 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai alias tanggal pencatatan pada Jumat, 3 Juli 2024 pukul 16.00 WIB. Pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada 19 Juli 2024.

Pada Kuartal I 2024, DOID mencatatkan pendapatan sebesar USD 426 juta atau setara Rp 6,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.373 per dolar AS), meningkat sebesar 4% YoY. Adapun EBITDA Grup tumbuh 8% YoY menjadi USD 80 juta yang didorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya.

Hal ini meningkatkan margin EBITDA dari 20,8% pada Kuartal I 2023 menjadi 21,6% di Kuartal I 2024. Perseroan juga berhasil mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9% dari USD 24 juta pada Kuartal I 2023 menjadi USD 22 juta pada Kuartal I 2024. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mencari Akar Masalah Kecilnya Partisipasi Perempuan di Industri Pertambangan

Industri mining atau pertambangan, identik dengan pekerjaan berat yang umumnya banyak diisi oleh pekerja dengan gender laki-laki. Meskipun begitu ternyata ada banyak perempuan yang menggeluti di industri pertambangan.

Berdasarkan data yang dibagikan oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group, IDX: DOID) menunjukkan perempuan mewakili sekitar 8 hingga 17 persen dari tenaga kerja pertambangan global.

Menjelang peringatan Women in Mining Day yang jatuh pada 15 Juni 2024, Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri membagikan pengalamannya bekerja pada industri yang identik didominasi oleh laki-laki.

“Saya bekerja dari dulu selalu di bidang yang maskulin, saya bekerja di lokasi yang cukup menantang. Setiap saya pindah saya memastikan cita-cita menjadi inspirasi buat teman-teman perempuan biar bisa maju,” kata Dian dalam Diskusi Woman in Mining Day, Kamis (13/6/2024).

Dian menjelaskan, partisipasi perempuan di industri pertambangan terus meningkat meskipun porsinya masih kecil di Indonesia. Jika dibandingkan dengan Australia, pekerja perempuan di industri pertambangan lebih besar dan mengisi berbagai posisi.

“Kalau di Australia beda, mulai dari direktur hingga operator sudah ada perempuannya, jadi kalau kita ke pertambangan, isinya tuh loader atau truck yang besar dikendarai oleh perempuan, kalau kita di Indonesia belum, tetapi kita di Delta Dunia Group sudah punya 1 mekanik perempuan, itu sudah terasa pencapain,” jelas Dian,

Di Di Delta Dunia Group sendiri Dian menuturkan, keragaman, kesetaraan, dan inklusi (diversity, equality and inclusion) adalah fondasi yang memperkuat bisnis dan mendorong kesuksesan.

Dengan 50% karyawan perempuan di tingkat manajerial dan 33% komposisi direktur perempuan di jajaran direksi.

3 dari 4 halaman

Faktor Penyebab Partisipasi Perempuan Masih Kecil di Indonesia

Dian menambahkan ada beberapa faktor yang menyebabkan partisipasi perempuan di industri pertambangan masih belum sebesar di Australia yaitu seperti lokasi kerja yang jauh hingga jam kerja.

“Jika dibandingkan dengan Australia, lokasi tambang cenderung lebih dekat dengan perkotaan, sekitar 2 hingga 4 jam. Sedangkan dibandingkan Indonesia, jarak ke tambang ada yang mencapai 10 jam,” jelas Dian.

Selain itu, Dian menjelaskan secara regulasi di Australia terkait kesetaraan ini lebih maju sehingga ini turut mendorong industri pertambangan di Australia. Meskipun begitu, Dian percaya partisipasi perempuan di industri mining di Indonesia akan terus tumbuh, Dirinya yakin banyak talenta perempuan di Indonesia yang mumpuni di bidang ini.

4 dari 4 halaman

Jam Kerja

Selanjutnya, jam kerja serta penjadwalan kerja atau Roster turut menjadi faktor mengapa partisipasi perempuan di industri pertambangan masih kecil di Indonesia. Jika dibandingkan Australia, ada Roster yang disesuaikan khusus perempuan, sehingga perempuan bisa melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga baru bekerja di site pertambangan.

“Australia itu mereka ada sita yang bahkan ada roster khusus untuk perempuan gitu jadi roster ini mulai ketika jam sekolah mulai, roster nya selesai ketika jam sekolah udah mau selesai. Jadi mereka bisa mengurus anak-anak mereka. Mereka juga bisa menjemput anak mereka dari sekolah karena jarak lokasi tambang yang tidak terlalu jauh,” pungkas Dian.

Dian berharap partisipasi perempuan di industri mining Indonesia terus meningkat karena menurutnya industri tambang adalah pekerjaan bagi siapapun.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini