Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024, Rabu (26/6/2024), menyetujui lima agenda, yakni pengangkatan dan penetapan honorarium bagi Anggota Dewan Komisaris Perseroan Masa Jabatan 2024-2028.
Melansir keterangan resmi Bursa Efek Indonesia, pemegang saham menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk masa bakti 2024–2028 sebagai berikut:
Baca Juga
Komisaris Utama: Nurhaida
Advertisement
Komisaris: Yozua Makes
Komisaris: Mohamad Oki Ramadhana
Komisaris: Karman Pamurahardjo
Komisaris: Lany Djuwita
Adapun honorarium bagi Anggota Dewan Komisaris Perseroan masa bakti 2024–2028 adalah sama dengan honorarium terakhir Dewan Komisaris sebelumnya. Pemegang saham menyetujui Perseroan memberikan uang jasa pengabdian bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan masa bakti 2020–2024 yang berakhir masa baktinya.
Profil Komisaris Utama BEI
Nurhaida telah dikenal di dunia pasar modal dan satu-satunya perempuan yang menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Nurhaida merupakan lulusan Kimia Tekstil di Institut Teknologi Tekstil di Bandung pada 1985. Setelah lulus, Nurhaida melanjutkan jenjang pendidikan S2 di Indiana University Bloomington, Amerika Serikat dengan mengambil jurusan Master of Business Administration pada 1995.
Nurhaida memulai karier di Bapepam pada November 1997. Saat itu, Nurhaida menjadi kepala Bagian Bina Wakil Perusahaan Efek, Biro Transaksi dan Lembaga Efek, Bapepam.
Kemudian pada Desember 1998-Juli 2000, Nurhaida dipindahkan kedudukannya untuk menjabat sebagai kepala Bagian Bina Penasihat Investasi Biro Pengelolaan Investasi dan Riset Bapepam.
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
Pemegang Saham menyetujui usulan perubahan beberapa ketentuan Anggaran Dasar, yakni:
• Penyesuaian Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan guna pemenuhan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
• Penyesuaian dengan Peraturan Bursa yang telah menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (UU P2SK) khususnya terkait dengan definisi Anggota Bursa Efek
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah efektif berlaku setelah memperoleh persetujuan dari Pemegang Saham, serta OJK dan Persetujuan/Penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang akan disampaikan setelah RUPST.
Advertisement
Kinerja BEI
Sepanjang 2023, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya dan didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh stakeholders pasar modal, telah berhasil meluncurkan sejumlah produk, layanan, dan pencapaian untuk menjaga momentum pertumbuhan.
Beberapa di antaranya, yaitu peluncuran IDX Mobile pada 13 Juli 2023, Kampanye Aku Investor Saham pada 10 Agustus 2023, dan IDXCarbon pada 26 September 2023.
Pada 2023, BEI juga berhasil meraih nilai 16,9 (low risk) pada ESG Risk Rating yang dinilai oleh Sustainalytics. BEI senantiasa melakukan optimalisasi kegiatan edukasi dan literasi melalui seluruh kanal distribusi informasi kepada seluruh stakeholders.
Hal ini dilakukan tidak hanya untuk investor, namun juga untuk para Anggota Bursa dan Partisipan, serta Perusahaan Tercatat. Sepanjang 2023, terdapat 18.641 kegiatan edukasi untuk investor yang diikuti 3.157.641 partisipan dan 99 kegiatan edukasi go public dalam bentuk seminar, serta 585 kegiatan one-on-one meeting dengan calon penerbit efek potensial.
Kemudian telah dilaksanakan capacity building kepada Anggota Bursa sebanyak 45 kegiatan, capacity building kepada Perusahaan Tercatat sebanyak 35 kegiatan, dan 585 kegiatan diskusi go public. Dari sisi Perusahaan Tercatat, aktivitas jumlah Pencatatan Efek Baru Saham masih bertumbuh secara positif.
Selama 2023, BEI mampu mencatatkan 79 Perusahaan Tercatat yang merupakan pencatatan tertinggi sepanjang sejarah. BEI menempati peringkat ke-6 dari sisi jumlah IPO secara Bursa Global dan peringkat 1 di antara Bursa ASEAN sejak 2018. Dengan demikian, total Perusahaan tercatat di BEI sebanyak 903 Perusahaan Tercatat pada akhir tahun 2023.
Investor Pasar Modal
Pada akhir 2023, terdapat 12,2 juta investor pasar modal Indonesia atau terdapat penambahan 1,8 juta investor baru (meningkat sebesar 18% dibandingkan tahun 2022). Partisipasi investor ritel pun masih terjaga pada tahun 2023 dengan diikuti meningkatnya partisipasi dari kalangan investor institusi.
Selain itu sampai dengan 21 Juni 2024, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 13 juta. Hal ini mencerminkan keyakinan investasi di pasar modal Indonesia masih cukup terjaga meski dihadapkan kepada situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
Aktivitas pasar tahun 2023 terus bertumbuh secara positif yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 7.272,797 pada 29 Desember 2023 atau meningkat 6,2% dari posisi akhir tahun 2022.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar pada saat 29 Desember 2023 tercatat Rp11.674 triliun atau naik 23% dibandingkan posisi akhir tahun 2022, yakni Rp9.499 triliun. Dari segi likuiditas pasar saham, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) mencapai Rp10,7 triliun atau turun 27% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 lalu yakni Rp14,7 triliun.
Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,18 juta kali transaksi atau turun 9,7% dibandingkan akhir tahun 2022. Penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang berada pada posisi 19,8 miliar saham atau turun 17,3% dibandingkan akhir tahun 2022.
Meskipun mayoritas aktivitas transaksi mengalami penurunan, beberapa indikator perdagangan tersebut masih mencatatkan rekor-rekor baru, yakni kapitalisasi pasar tertinggi pada 28 Desember 2023 yang mencapai Rp11.762 triliun. Selain itu, terdapat juga rekor dari sisi volume transaksi harian tertinggi yang mencapai 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.
Advertisement